Pagi hari Win sudah disibukan dengan kegiatan memasak sarapan untuk dirinya dan suaminya. Hari ini adalah hari keberangkatan Bright ke Bangkok.
Ditengan kesibukannya itu, ponsel yang ia taruh diatas meja bergetar.
Namtan is Calling
"Halo Nam"
"Hallo Phi Win, apa phi Bright sudah siap? Aku akan menjemputnya 30 menit lagi"
"Phi Bright sedang siap-siap dan akan sarapan. Apa Nam sudah sarapan? Akan ku siapkan juga untukmu"
"Waah phi ini memang baik sekali. Tapi aku sudah sarapan tadi, maafkan aku na"
"Yasudah tidak apa-apa, nanti setelah siap akan aku kabari ya"
Namtan adalah manajer Bright, wanita itu menjadi manajer diusianya yang masih muda. Nam sudah Win dan Bright anggap seperti adik sendiri. Semua pekerjaan yang Bright ambil Nam lah yang mengaturnya.
Sudah 3 tahun bahkan sebelum Win dan Bright saling mengenal.
Selama 3 tahun menjadi manajer Bright, Namtan tidak pernah sekali pun menaruh hati pada aktor itu, bagi Nam Bright adalah sosok kakak yang menyebalkan.
Win pun tidak pernah merasa cemburu pada itu, Win sepenuhnya percaya bahwa suaminya tidak akan mengecewakannya.
Hubungan mereka seerat itu.
~
"Selamat pagi sayang" Bright dengan setelan kemeja hitam dan celana bahan putih menarik perhatian Win untuk menoleh, suaminya itu sangat tampan, kadang Win berfikir mengapa dia bisa mendapatkan aktor tampan itu sedangkan diluar sana banya sekali fans Bright yang sangat cantik."Hey jangan melamun, aku tau aku sangat tampan" kekehan Bright dan usapan pada rambutnya menyadarkan Win dari lamunannya.
"Aku tidak melamun, aku hanya sedang berfikir" Bright kembali terkekeh mendengar jawaban istrinya itu.
"iya sayang, aku tahu kau sedang berfikir mengapa aku begitu tampan" Bright suka sekali menggoda Win, bibir nya yg mengerucut seperti bebek itu sangat menggemaskan
"Ish phi. Sudah ayo sarapan, Nam sudah menelfon dan akan menjemput mu 30 menit lagi" Win segera menyiapkan sarapan untuk suaminya.
"Baby, rasanya aku ingin membungkus masakan mu untuk 3 hari kedepan. Aku tidak ingin makan makanan disana" Bright dan segala ucapannya yg membuat Win sedikit pusing.
"Masakan ku bisa basi phi kalau kau simpan sampai 3 hari, pokonya disana phi harus makan teratur. Aku janji setelah phi pulang akan aku buatkan semua makanan kesukaan phi" Win menyendok beberapa lauk lagi kedalam piring suaminya
"Aku bahkan belum berangkat, tapi rasanya aku sudah merindukan mu"
Win terkekeh mendengar rengekan suaminya.
"Setelah phi pulang phi bisa memeluk dan menciumku sepuasnya"
Mata Bright berninar
"Janji?"
"Aku janji"
"Baiklah, ayo kita janji kelingking dulu"
"haha aku tidak akan melanggar janji, mengapa kita harus melakukan hal kekanakan seperti itu"
"Tidak apa-apa sayang, ayo mana jarimu"
Win sekali lagi terkekeh
"Baiklah~"
Jari mereka bertemu, membentuk sebuah jalinan ikatan berisi sebuah janji yang harusnya mereka tepati.
~
Selesai sarapan Bright sekali lagi merapikan penampilannya, berkaca sebentar untuk menata rambutnya dan sedikit menyemprotkan parfum.
Dibelakang Bright, Win memeriksa kembali isi tas keperluan suaminya untuk memastikan tidak ada yang tertinggal.
"Phi disana jangan lupa meminum vitaminmu dan banyak minum air putih" Setelah dirasa semuanya lengkap Win mendekati suaminya, merapikan kerah kemeja Bright yang sebenarnya sudah rapi.
"Kau juga sayang, jaga kesehatanmu selama phi tidak ada ya. Phi akan sering menghubungi mu, jangan jauh-jauh dari ponselmu ya" Bright menatap wajah cantik Win lama, menatap lamat-lamat mata indah itu, mata cantik itu sedikit menyiratkan rasa kekhawatiran yang entah apa itu.
"Aku harap 3 hari akan berjalan dengan cepat" Setelah mengucapkan itu, Bright mendekatkan wajahnya untuk sekedar menempelkan bibirnya pada bibir Win. Saling mengecup dan kemudian diam dalam beberapa detik, saling merasakan kehangatan yang terjalin. Hati Win menghangat begitu pula Bright.
Drttt
Ponsel Win bergetar dan otomatis menghancurkan momen manis itu. Bright berdecak kesal.
"Iya Nam aku akan segera kesana"
"Ayo phi, Nam sudah menunggu didepan"
~
"Haloo phi Win dan Phi Bright" Keceriaan Namtan membuat pasangan itu terkekeh geli."Halo Nam, kau makin gendut saja" Bright mengejek manajernya itu
"Ish dasar manusia menyebalkan!"
Win yang melihat itu sudah tidak kaget lagi, mereka memang sering sekali saling mengejek
"Sudah sudah nanti kalian terlambat. Nam aku titip Bright padamu ya, tolong perhatikan pola makannya, dan ingatkan untuk selalu minum vitamin"
"Aku selalu melakukan itu ketika menemani orang menyebalkan itu phi, tapi dia hanya menurut pada ucapanmu. Bahkan dia hanya meminum vitaminnya ketika aku ancam akan melaporkan kepadamu. Dasar bucin" Win tergelak mendengar perkataan Nam, memang seperti itu kelakuan suaminya tidak pernah menurut apa kata manajernya.
"Baiklah ayo berangkat" Nam memasuki mobil yang kemudian disusul oleh Bright, sebelum benar-benar memasuki mobil Bright menyempatkan mengecup bibir Win Sekilas
"Aku pergi dulu sayang, jaga dirimu selagi aku tidak ada"
"Phi juga, aku akan menunggu sampai phi pulang"
"Aku mencintaimu"
"Aku juga mencintaimu" Win tersenyum dengan sangat manis seiring dengan masuknya Bright kedalam mobil.
Mobil putih itu melaju meninggalkan pekarangan rumah dan menyisakan Win yang menghembuskan nafasnya berat.
"Entah kenapa rasanya perasaanku sangat tidak nyaman phi, semoga hanya perasaanku saja" Win memasuki rumahnya dengan sedikit perasaan gusar.
.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt - BrightWin [END]
FanfictionWin tidak tau dosa apa yang ia lakukan pada masa lalu, sehingga hidupnya kini begitu dipermainkan takdir. Brightwin