7

4.9K 445 25
                                    

Win dengan tegang duduk berhadapan dengan Nam. Beberapa menit sebelumnya berbagai cara sudah Win lakukan agar bisa mengusir Nam. Akan tetapi, wanita itu tidak menyerah dan malah menangis keras lalu jatuh berlutut memohon kepada Win agar diberikan kesempatan untuk berbicara mengenai kejadian satu minggu lalu.

Dengan berat hati Win menyetujui, bagaimana pun juga Nam pernah sangat dekat dengannya sebelum kejadian ini. Melihat Nam seperti ini sedikit membuat Win tidak tega.

Dengan berat hati Win memberikan kesempatan kepada Nam untuk berbicara tidak lebih dari 15 menit, Nam menyetujui dan selanjutnya Win mempersilahkan Nam untuk berbicara didalam.

~

Disinilah mereka bertiga sekarang. Diruang tamu dengan posisi Win dan Nam yang saling duduk berhadapan sementara Bright duduk disebelah Win dengan kepala menunduk.

Bahkan, semenjak tadi Bright tidak mengeluarkan sepatah kata apapun.

"Nam, apa kau akan membuang waktumu dengan hanya menangis? Aku memberimu 15 menit dan tidak ada toleransi" Win memecahkan keheningan yang sebelumnya hanya diisi oleh isakan Nam.

Perlahan Nam mulai mencoba bebicara diselingi isakan.
"Hiks phi Win a-aku minta maaf atas apa yang telah terjadi" Nam memulai dengan meminta maaf kepada Win.

"Aku berani bersumpah pada hari itu, semua terjadi karna ketidak sengajaan, semua terjadi begitu saja" Nam mulai menguatkan dirinya berusaha agar bisa menjelaskan semuanya dengan jelas.

Ditengah penjelasan itu Win mencoba menguatkan hatinya, jangan sampai luka yang masih basah itu tergores kembali.

"Aku sudah mencoba berontak. Tapi saat itu aku juga dalam keadaan mabuk, aku hanya bisa pasrah dan-- hiks" Kalimat Nam terpotong oleh isakannya. Mengingat kejadian itu membuat Nam sesak.

"D-dan aku tersadar sepenuhnya ketika Phi Bright menyebut namamu hiks" Tangis Nam semakin pecah, wanita itu menutup wajahnya dengan kedua tangan. Perasaan sesak, hancur dan bersalah semakin menjadi.

"Aku sangat kotor hiks, aku benar-benar sangat kotor. A-aku tidur dengan suami orang hiks. bagaimana aku bisa dimaafkan"

Bright mengepalkan tangannya, bagaimanapun juga dia adalah sumber dari kejadian ini. Secara tidak sengaja dirinya menghancurkan hidup wanita itu.

Sebelum semuanya menjadi semakin lebih rumit Win mencoba berbicara.

"Sudahlah Nam, aku akan menganggap semua ini tidak pernah terjadi"

Bright dan Nam sontak terkejut, tidak menyangka respon Win akan seperti ini.

"Ta-tapi bagaimana bisa phi hiks bagaimana mungkin?" Nam tidak percaya, sekuat apa hati Win hingga mampu menerima hal seperti ini.

"Nam dengarkan aku" Win menarik nafasnya sebelum melanjutkan kalimatnya, menahan segala lonjakan air mata yang berlomba ingin keluar.

"Nam, jujur aku hancur, sangat hancur"

"Tidak pernah terbayangkan aku akan sehancur ini" Nada bicara Win sedikit bergetar.

"Bahkan ketika aku tau hal ini, rasanya seperti mati" Diakhir kalimatnya satu tetes air mata berhasil lolos dari mata Win.

Dengan cepat Win menghapus air matanya.

"Tapi, aku akan mencoba melupakan hal ini"

"Aku tau pasti akan sangat sulit, bahkan sampai detik ini jika aku ingat hal itu rasanya masih sangat sakit" Sekelebat bayangan ketika Bright mengatakan kejadian itu muncul kembali dalam kepala Win.

Hurt - BrightWin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang