5

5.2K 500 36
                                    

Win melihat jam dinding, waktu menunjukan pukul 11 siang lebih beberapa menit, sebentar lagi memasuki waktunya makan siang. dirinya begitu sibuk dengan acara memasak berbagai macam masakan kesukaan suaminya.

Hari ini adalah hari paling ia tunggu setelah 3 hari terpisah dengan suaminya. Rasa bahagianya begitu membuncah.

Pintu ruang utama rumah Win terbuka, menampilkan sosok suaminya yang sedang berdiri disana dengan berbagai macam kantong belanjaan di kanan dan kiri tangannya. Win yakin itu pasti oleh-oleh yang dibawakan untuknya.

"Sayang, yaampun aku benar-benar rinduuuu" Bright sedikit berlari menghampiri istrinya yang sedang menyiapkan makan siang di dapur. Segera mungkin menarik Win kedalam pelukannya dan menciumi wajah Win dengan Gemas.

"Aku juga rindu sekali, lihatlah aku sudah memasak makanan kesukaan phi sesuai dengan janjiku" Win dengan ceria membawa Bright untuk duduk disalah satu kursi makan.

"Wah banyak sekali, seharusnya tadi aku ajak saja Nam untuk mampir" Mata Bright tidak lepas dari berbagai macam makanan yang tersaji didepannya.

"Aku yakin anak itu pasti langsung pulang bertemu pacarnya kan, aku jadi penasaran seperti apa wajah pacarnya itu" Win sudah paham betul kebiasaan Nam yang selalu langsung pulang ketika selesai mengantar Bright.

"Dia tampan sepertiku, aku punya foto pacar Nam" Bright menjawab.

"Aku ingin lihat" Win dengan antusias mendekati Bright dan memfokuskan pandangannya pada ponsel digenggaman suaminya itu.

"Nah ini dia" Bright mendekatkan layar ponselnya pada Win.

Tunggu--

Bagaimana bisa.
.
.
.
Foto Bright dan Nam yang sedang bermesraan yang Bright perlihatkan padanya.

~


"Hah hah hah astaga" Win seketika terbangun, kepalanya terasa pusing dan sangat berat. Mimpinya sangat aneh, bagaimana bisa ia bermimpi seperti itu.

Kening Win berkerut, seingatnya tadi ia sedang duduk menunggu kepulangan Bright, tapi bagaimana bisa sekarang dirinya berada dikamar.

Win mencoba mengingat kembali kejadian beberapa jam lalu, selang beberapa detik suaminya muncul dengan membawa nampan berisi makanan dan beberapa obat.

Melihat wajah Bright, seketika tubuhnya menegang, ingatann menyakitkan beberapa jam yang lalu kembali berputar di dalam otaknya.

(Aku tidak sengaja meniduri Nam)

Jantung Win berdetak cepat.

Melihat Bright mematung ditempatnya membuat keadaan semakin memburuk. Air mata Win berlomba lomba jatuh dan semakin deras. Isakan mulai terdengar memilukan.

"Pe-pergi!!" Satu kata yang terlontar dari mulut Win, dengan susah payah ia menahan isakannya. Mencoba sebisa mungkin memalingkan wajahnya.

Bright menghampiri Win, menggenggam salah satu tangannya.

Bright hancur, ia penyebab istrinya menangis seperti ini.

"Maafkan aku, aku mohon maafkan aku" Bright berulang kali meminta maaf, berharap mendapat maaf dari istrinya.

"Pergi, kumohon. Aku tidak ingin melihat wajahmu!" Win berucap dengan gemetar. Perasaan hancur yang ia rasakan benar-benar sulit untuk ditahan rasanya seperti tersambar petir disaat cuaca sedang cerah cerahnya.

Bright mencoba menarik Win kedalam pelukannya, ia ikut menangis menyesali ketidak sengajaan yang telah ia perbuat. Dengan sisa tenaga yang dimiliki, Win berusaha memberontak mencoba melepaskan pelukan suaminya.

"Semua itu benar-benar tidak sengaja, aku mabuk dan mengira Nam adalah dirimu" ditengah berontakan Win, Bright berusaha menjelaskan.

"Aku tidak mau tau, aku tidak ingin mendengar penjelasan apapun. Pergi kumohon!" Berontakan Win melemah, akan tetapi tangisannya semakin menjadi.

"Maafkan aku sayang kumohon" Bright mengusap air mata Win, hatinya sudah tidak berbentuk lagi, benar-benar hancur melihat orang yang begitu ia cintai seperti ini karna ulah dirinya.

Win menepis tangan Bright dan mencoba beranjak dari tempat tidur.

"Baiklah, kalau kau tidak mau pergi biar aku saja yang pergi" Dengan susah payah Win mencoba bangun, akan tetapi Bright terlebih dulu menahannya.

"Tidak tidak kau harus istirahat" Mau tidak mau Bright harus menuruti keinginan istrinya, ia tidak mau memperburuk keadaan, Win sedang ingin sendiri.

"Baiklah aku akan menunggu diluar, tenangkan dirimu dulu, setelah itu ayo kita coba bicarakan ini" sebelum beranjak Bright mengecup sekilas kening Win.

"Aku sudah bawakan makanan dan obat pereda pusing, kau harus memakannya sayang"

"Aku men--

"Pergi!!" Belum sempat Bright berucap Win sudah terlebih dahulu memotongnya.

Bright beranjak, dengan berat hati meninggalkan Win yang masih bertahan dengan posisi membuang muka tidak sudi melihat wajahnya.

Sebelum benar-benar pergi, Bright kembali berucap.

"Aku benar-benar minta maaf, maaf kan aku. Aku sangat menyesal"

"Aku mencintaimu sayang"

Tepat setelah pintu tertutup, tangis Win kembali pecah, bahkan lebih memilukan dari sebelumnya. Win meremas dadanya kuat menahan segala sesak dan kepedihan yang tidak pernah Win Bayangkan sebelumnya.

Seketika Win teringat mimpinya tadi, perasaanya menjadi semakin sesak, mimpinya terasa sangat nyata.

Win mengerti, mimpinya terjadi karna dirinya begitu menantikan hari ini, seharusnya saat ini ia sedang berbahagia bersama suaminya, menikmati masakan yang ia buat, saling melepas rindu dan berakhir dengan pelukan hangat dan ciuman manis.

Ekspetasinya terlalu tinggi.

Di akhir mimpinya foto Bright dan Nam yang sedang bermesraan seakan memberi pertanda. Otak Win semakin kacau, segala pemikiran negatif semakin muncul memenuhi otaknya.

Air matanya semakin deras, Win tidak menyangka dirinya akan sehancur ini.

.
.
.
.
TBC


Rencananya mau up dari kemaren, tapi apalah daya tak sanggup diriku up cerita sinetron ini setelah dikasih adegan jubjub yang sangat unexpected. Mo meningoy woy sampe jungkir balik gua nontonnya T_T

Hurt - BrightWin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang