Bright meraih hoodie dan masker serta kacamata hitam disampingnya kemudian secepat kilat pergi menuju rumah sakit dan meninggalkan Phi Eed yang menatapnya bingung.
"Bright mau kemana? Bright!" Bright tidak menghiraukan teriakan Phi Eed dan terus berlari meninggalkan lokasi pemotretan.
Sesampainya dirumah sakit, Bright bergegas menuju kamar inap yang diberi tahu Khao sebelumnya. Kekhawatirannya terhadap istrinya begitu besar sampai-sampai Bright meninggalkan pemotretan yang belum selesai. Biarkan kali ini Bright di cap tidak profesional, keadaan istrinya jauh lebih penting dari apapun.
Bright membuka kamar rawat inap dan mendapati Khao tengah duduk disamping Win yang masih belum sadarkan diri dengan infus yang bersarang ditangannya.
Melihat itu hati Bright terasa seperti tercubit.
Khao yang mendengar pintu terbuka mengalihkan atensinya pada sosok Bright yang membeku menatap lurus pada ranjang yang ditempati Win.
"Phi Bright masuklah" Panggilan Khao menyadarkan Bright, Bright mendekat dan memposisikan dirinya disamping ranjang. Bright meraih tangan Win dan merasakan betapa dinginnya tangan itu, wajah Win sangat pucat dengan bibirnya yang terlihat kering.
"Bagaimana bisa istriku pingsan dan belum sadarkan diri sampai sekarang?" Bright bertanya pada Khao yang berdiri disampingnya.
"Tadi siang Win kembali muntah, sepertinya lebih parah dari pagi hari yang Win ceritakan sebelumnya. Win sampai kesulitan bernafas saat itu. Beberapa kali Win mengalami itu sampai akhirnya dia jatuh tidak sadarkan diri" Bright menahan nafas mendengar cerita Khao, hatinya mencelos membayangkan betapa tersiksa istrinya. Rasanya Bright ingin mengutuki dirinya karna tidak ada disana ketika Win membutuhkannya.
"Apa dokter sudah memberi tahu penyebabnya?" Khao menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
"Kau harus bertanya langsung pada dokter New. Temui dia diruangannya"
"Baiklah, tolong jaga istriku selama aku menemui dokter"
~
Dan disinilah Bright, diruangan dokter yang tadi Khao bilang bernama New. Bright meremas kedua tangannya, perasaan gelisah, takut dan khawatir menjadi satu.
"Apa benar anda suami dari tuan Metawin?" Mendengar pertanyaan itu Bright spontan mengangguk.
"Betul dok, saya suaminya"
"Sudah siap mendengar hasil pemeriksaan istrimu?" Wajah serius dokter dihadapannya ini sungguh membuat Bright semakin gelisah, dengan ragu Bright mengangguk.
Dokter New membolak balikan kertas yang ada didalam sebuah map berwarna merah dan sedetik kemudian menghela nafas.
"Pertama-tama aku akan menjelaskan bahwa istrimu kelelahan" Dokter New kembali menarik nafasnya sebelum melanjutkan kalimatnya. "Kelelahan secara fisik dan mental".
Bright menutup matanya dan mengepalkan tangan yang berada diatas pahanya. Bright sudah menduga bahwa penyebab istrinya jatuh sakit dan pingsan seperti ini pasti akibat dari banyaknya masalah dan fikiran yang dideritanya.
"Dan juga, tuan Metawin mengalami insomnia akut, kekurangan vitamin, dan dehidrasi parah yang menyebabkan dirinya sampai tidak sadarkan diri seperti saat ini" Tanpa bisa ditahan lagi satu tetes air mata lolos dari kelopak mata Bright. Istrinya jadi seperti ini akibat ulahnya, Bright sadari itu.
"Dan" Bright mendongakan kepalanya ketika dokter New masih melanjutkan kalimatnya, separah apakah sakit yang dialami istrinya hingga dokter muda ini tidak berhenti mengeluarkan kalimatnya.
"Bersyukurlah pada tuhan, karna disaat kondisi istrimu yang sangat lemah seperti ini, malaikat kecil yang berada dikandungannya sangat kuat dan tetap bertahan" Mata Bright seketika membola mendengar penuturan dokter New. Bright menatap wajah dokter dihadapnnya ini dengan wajah seakan tidak percaya.
"A-apa maksud dokter?" Bright berdiri dari kursinya dan menatap lurus dokter New dengan ekspresi wajah yang amat sangat terkejut.
"Tuan duduklah, biar aku jelaskan" Hati Bright berdebar tidak karuan, perasaannya campur aduk antara bahagia dan tidak percaya. Bright khawatir dirinya hanya salah dengar saja tadi.
"Selamat tuan, tuan Metawin tengah mengandung bayi berumur 3 minggu" Setelah mendengar kalimat itu Bright seperti melihat sebuah cahaya diujung lorong yang gelap. Perasaanya luar biasa bahagia dan lega. Sebentar lagi dirinya akan menjadi ayah dari anak yang dikandung oleh istri tercintanya.
"Aku sungguh terkejut dan kagum dengan bayi kalian. Ditengah kondisi rahim ibunya yang lemah dan kondisi fisik dan mentalnya yang lelah dia tetap mampu bertahan" Bright mengusap air matanya yang semakin deras akibat dari perasaan sedih dan bahagia yang membuncah.
"Aku harap tuan Metawin segera sadar untuk mengetahui informasi membahagiakan ini"
"Dan satu hal lagi, anda harus menjauhkan segala hal yang bisa membuat tuan Metawin stress, karna hal itu akan berpengaruh pada kehamilannya"
"Baik dokter, terimakasih banyak"
~
Setelah mendengar informasi mengejutkan serta membahagiakan itu, Bright kembali ke kamar inap Win.
"Phi Bright sudah mendengar semuanya kan?" Bright disambut oleh Khao yang terlihat sedang menunggungunya. Bright hanya mengangguk sebagia jawaban.
"Aku tidak tau hal apa yang membuat sahabatku stress hingga seperti ini, tapi aku mohon setelah ini tolong jaga kondisi Win dan jangan biarkan dirinya banyak fikiran"
"Aku tidak ingin calon keponakanku kenapa-kenapa"
"Aku mengerti, aku akan menjaganya"
~
Bright mendekati Win dan mendudukan dirinya disamping ranjang. Bright meraih salah satu tangan Win dan mengecupinya bertubi-tubi.
"Maafkan aku sayang, kumohon maafkan aku" Bright kembali menangis dengan tangan yang masih menggenggam erat tangan Win.
Bright mengutuk dirinya yang menyebabkan segala kekacauan ini. Bright tidak bisa membayangkan jika bayinya tidak mampu bertahan ditengah kondisi Win yang seperti ini mungkin saja bayinya akan pergi bahkan sebelum dia lahir.
Memikirkan hal itu sungguh membuat dadanya sesak, Bright kemudian mendekatkan dirinya pada perut Win yang terlihat masih rata.
"Baby maafkan Daddy karna telah menyebabkan Papa mu menjadi seperti ini, tolong maafkan Daddy" Suara Bright bergetar dan air matanya menetes membasahi baju rumah sakit yang dikenakan Win.
"Terimakasih karna baby sangat kuat dan bertahan ditengah kondisi ini, Daddy menyayangi kalian" kecupan sayang Bright layangkan pada perut rata Win. Bright tidak menyadari bahwa sedari tadi Win tengah menatapnya dengan air mata haru dan kebahagiaan yang terus mengalir.
Akhirnya, bayi yang selama ini mereka harapkan telah hadir.
Win merasa hidupnya sudah lengkap sekarang, dan Win berharap semoga dengan hadirnya bayi didalam kandungannya ini bisa menjadi sumber kekuatan untuk melawan segala macam masalah yang akan dia hadapi kedepannya.
.
.
.
.
.
TBCHuhuhuhu😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt - BrightWin [END]
FanfictionWin tidak tau dosa apa yang ia lakukan pada masa lalu, sehingga hidupnya kini begitu dipermainkan takdir. Brightwin