Yang lupa akhiran part 7 bisa baca ulang ya hehe
.
."Jangan pernah tinggalkan aku" Satu kalimat yang meluncur dari mulut Win membuat Bright heran. Bright mencoba menyelami mata istrinya itu dan mendapati tatapannya penuh dengan ketakutan dan rasa khawatir yang begitu kentara.
Tidak mengerti mengapa istrinya begitu khawatir, dirinya bertanya-tanya apa yang membuat istrinya itu begitu takut. Karna bagaimanapun juga Bright tidak akan pernah meninggalkannya.
"Tenanglah, apapun yang terjadi aku tidak akan pernah meninggalkan mu sayang" Bright menarik istrinya kedalam pelukannya, mengusap sayang pucuk kepalanya dengan diselingi kecupan-kecupan yang Bright harap mampu menenangkan ketakutan-ketakutan yang mengganggu istrinya.
"Berjanjilah, kumohon berjanjilah" Didalam pelukannya, Win meremas bajunya kuat seakan menunjukan bahwa dirinya begitu ketakutan.
"Hmm aku berjanji, kita akan menghadapi semuanya bersama"
~
Kedatangan Namtan tempo hari banyak mempengaruhi hati Win, semakin hari hatinya selalu diliputi perasaan takut. Entah apa yang sebeneranya dia takuti dirinya pun tidak mengerti.
Semenjak Nam berjanji akan pergi dan tidak akan berhubungan lagi dengan suaminya dan dirinya tentu sedikit melegakan Win, tapi disudut hati Win yang paling dalam ada perasaan takut yang begitu mendominasi.
~
Hari demi hari berlalu, kehidupan rumah tangga Win dan Bright berjalan seperti sedia kala seakan tidak pernah ada yang terjadi. Keduanya mencoba untuk melupakan semua dan menganggap kejadian lalu biarlah berlalu dan menjalani masa depan yang indah bersama.
Meskipun Win harus berpura-pura tidak terluka.
Sifat Bright tidak berubah, hanya saja Win beberapa kali menemukan suaminya itu tengah termenung dengan mata kosong. Ketika Win bertanya kenapa Bright selalu menjawab bahwa dirinya hanya sedang lelah.
Win mencoba untuk percaya meskipun hatinya sedikit menolak.
~
3 bulan berlalu semenjak kedatangan Nam kerumahnya. 3 bulan juga sudah Win lewati dengan harapan lukanya akan sembuh dari waktu ke waktu.
Win tidak mau memperlihatkan dirinya masih terluka karna itu akan membuat suaminya terus menerus menyalahkan dirinya, dan Win tidak sanggup melihat suaminya seperti itu.
Win akan selalu berusaha mencoba sembuh dan bangkit lagi sehingga dirinya tidak perlu menyembunyikan lukanya dan berpura-pura bahwa dirinya baik-baik saja.
~
"Sayang menurutmu apakah aku harus menghadiri acara ini?"
Saat ini Win dan Bright sedang berbincang santai di ruang keluarga rumah mereka.
"Tentu saja phi, acara ini cukup besar kau tidak boleh melewatkannya" Sembari mengunyah keripik kentang, Win mencoba memberikan saran kepada suaminya yang sejak pagi tadi tengah bimbang memilih untuk menghadiri atau tidak sebuah acara pameran yang mengundang banyak public figure itu.
"Baiklah, tapi aku tidak mau menunggu sampai acaranya selesai, sangat membosankan. Lebih baik aku dirumah saja menghabiskan waktu bersamamu"
"Hmm kau ini selalu saja seperti ini" Win mencubit hidung suaminya dengan gemas.
Ting Tong!
Kemesraan keduanya terganggu dengan bunyi bel yang berasal dari pintu utama kediaman mereka.
"Sepertinya pizza pesanan kita sudah datang, biar aku yang ambil" Bright beranjak dari duduknya menuju pintu untuk mengambil pizza yang sebelumnya sudah mereka pesan.
Cklek!
"I-ibu!"
PLAK!!
Wajah Bright sedikit terlempar kesamping setelah mendapatkan tamparan keras dari ibunya, rasa panas pada pipinya seketika menyebar.
"Ibu k-kenapa" Bright mengusap pipinya dan mencoba bertanya mengapa ibunya tiba-tiba datang dan menamparnya.
Win yang mendengar kegaduhan yang terjadi seketika berlari menghampiri sumber suara.
"I-ibu ada ap-"
"KAU BRENGSEK! AKU TIDAK MENYANGKA MELAHIRKAN PUTRA BRENGSEK SEPERTIMU!" Dengan berapi-api ibu Bright menunjuk-nunjuk wajah putranya yang terlihat kebingungan tidak mengerti apa yang terjadi.
Disamping Bright, Win yang baru datang mencoba menenangkan mertuanya yang terlihat sangat emosi.
"Tenanglah bu" Win mencoba mengelus pundak ibu mertuanya untuk menenangkan.
Tapi, seketika wanita itu menepis tangan Win.
"Jangan sentuh aku sialan! Kau yang membuat anakku menjadi brengsek seperti ini!" Sungguh, Win tidak mengerti apa yang mertuanya ini bicarakan.
"Cukup ibu!" Bright yang tidak terima istrinya dihina mulai berbicara dengan nada tinggi.
"Sebenarnya apa yang terjadi?
"ARGH BAGAIMANA BISA KAU MEMPERMALUKAN IBU BRIGHT! BAGAIMANA BISA?!" Teriakan yang diselingi isak tangis ibunya semakin membuat Bright tidak mengerti.
"Apa maksudmu bu? aku sama sekali tidak mengerti"
"Kau pikir ibu bodoh? Apapun yang kau sembunyikan ibu pasti akan mengetahuinya!"
"A-aku tidak menyembunyi-"
"NAM HAMIL ANAKMU BRENGSEK!"
DEG!
Mata Bright membola begitu pula Win. Tubuh Win seketika kehilangan keseimbangannya, sebelum dirinya benar-benar jatuh Bright sudah lebih dulu menahan pinggangnya.
"Ti-tidak mungkin" Win berbicara dengan terbata-bata.
"Semua salahmu sialan! Aku menyesal menikahkan putraku denganmu!" Kali ini giliran Win yang menjadi amukan wanita itu.
"Jika kau bisa memberikan putraku keturunan seperti janji busukmu dulu, putraku tidak akan meniduri wanita lain!!"
"Semua gara-gara kau sialan! Kau benar-benar sialan!!"
Keterkejutan Win dan Bright membuat keduanya sulit mengeluarkan suara, tenggorokan Win seakan tercekat tidak mampu melawan ucapan mertuanya.
Bright mencoba menyadarkan dirinya dari keterkejutan ini.
"I-ini tidak seperti apa yang ibu pikirkan, aku akan jelaskan semuanya. Aku mohon ibu tenang dulu" Bright mengontrol dirinya agar tidak terbawa emosi yang akan mengakibatkan semuanya semakin rumit.
"TIDAK! SEMUANYA SUDAH JELAS! KAU MENGHAMILI NAMTAN!"
"Ibu kumohon dengarkan aku dulu" Suasana semakin tidak kondusif, Ibunya semakin emosi juga istrinya yang terus menangis dengan badan gemetar disebelahnya.
"Tidak! ibu tidak mau tahu! Kau harus bertanggung jawab!"
"Kau..
..harus menikahi Namtan!!"
"TIDAK!!!"
Teriakan Win terdengar begitu memilukan, kesakitan yang ia rasakan sudah tidak mampu lagi ia tahan, dirinya refleks terduduk bersimpuh dengan tangan meremas dadanya kuat menahan kesakitan yang begitu menyesakan.
Lukanya yang bahkan belum kering kembali ditaburi garam.
Win kira penderitaannya sudah selesai, namun ternyata Win salah, penderitaannya baru saja dimulai.
.
.
.
.
.
.
TBCAaaa gasuka part ini😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt - BrightWin [END]
FanfictionWin tidak tau dosa apa yang ia lakukan pada masa lalu, sehingga hidupnya kini begitu dipermainkan takdir. Brightwin