6

4.9K 456 33
                                    

Malam menjelang, semenjak tadi otak Win terus saja berputar. Dirinya sangat lelah tapi matanya enggan untuk memejam. Piring berisi makanan yang Bright bawa bahkan sama sekali belum ia sentuh.

Pikirannya sangat kacau, kemungkinan-kemungkinan buruk terus saja muncul menghantui isi kepalanya. Dan kemungkinan terburuk yang ia takuti adalah--

.
.
.
.

Kehilangan Bright.

Win tidak ingin hal itu terjadi. Memikirkannya saja sudah membuat hatinya perih. Ia tidak akan pernah sanggup kehilangan suaminya itu. Seluruh hatinya sudah melekat erat dengan Bright. Win akan mati jika hal itu terjadi.

Tapi, kejadian ini pun tidak bisa dengan mudah Win terima. Membayangkan suaminya bercumbu dengan orang lain sungguh merenggut setengah kewarasannya. Rasanya Win ingin mendadak amnesia saja atau apapun itu yang bisa menghilangkan kejadian pahit ini dalam otaknya.

Rasanya hampir gila, Win meremas rambutnya kuat.

~


Waktu terus berjalan, sudah hampir pagi dan Win masih terjaga.

Win menatap langit-langit kamarnya, menarik nafas panjang berharap bisa sedikit menenangkan jiwanya. Diluar sana suaminya sudah beberapa kali mencoba memasuki kamar dan selalu Win tolak dan mengancam akan pergi jika suaminya itu masuk.

Dirinya ingin sendiri dulu sampai pikirannya tenang.

Tiba-tiba Win teringat, siang tadi Bright menjelaskan alasan dirinya melalukan hal ini karna mengira Nam adalah Win. Penjelasan itu seperti menjawab seluruh pertanyaan yang ada di dalam otaknya.

Win tersadar, secara tidak langsung Win juga menjadi penyebab semua ini terjadi.

Kepala Win semakin berat, semua ini terjadi bukan sepenuhnya salah Bright. Semuanya terjadi karna suaminya itu begitu mencintainya hingga mengira orang lain adalah dirinya.

Bright begitu mencintai Win.

Pemikiran itu muncul diotak Win dan seketika menyadarkannya.

Benar, semua terjadi karna Bright mencintainya.

Suaminya sangat mencintainya.

Sangat amat mencintainya.

Win kembali menarik nafas yang entah untuk keberapa kalinya dan mencoba menguatkan diri.

Sekali lagi, semuanya terjadi bukan sepenuhnya karna kelasalahan Bright, ketidaksengajaan yang menyebabkan semua ini.

Dengan keyakinan penuh Win mencoba memejamkan mata dan meyakinkan diri.

Dia akan mencoba--
.
.
.
.

Memaafkan Bright.

~


Cklek

Pintu kamar utama terbuka, Bright sontak menoleh. Disana istrinya berdiri menghadap kearahnya, dengan tergesa Bright berlari dan membawa Win kedalam pelukannya.

Win membalas pelukan Bright dan otomatis membuat suaminya itu kembali meneteskan air matanya.

"Sayang, sayangku maafkan aku" Tidak pernah sekalipun dalam hidupnya Bright menangis sehebat ini bahkan dalam film yang pernah ia perankan sekalipun.

Perasaan bersalah sangat mendominasi Bright, ketika Win membalas pelukannya perasaan bersalahnya semakin menjadi.

"Aku memaafkanmu"

"Tapi, tolong jangan pernah sekalipun membahas hal ini lagi phi"

"Kita anggap saja hal ini tidak pernah terjadi. Semua terjadi karna ketidaksengajaan" Bright mengangguk dengan cepat, rentetan kalimat yang diucapkan istrinya itu sedikit melegakan Bright.

Dirinya dimaafkan.

istrinya itu sangat besar hati hingga sudi memaafkan kesalahan fatal yang ia perbuat.

Bright sangat bersyukur pada tuhan karna dianugerahi pasangan yang begitu menakjubkan.

.
.
.

Yang Bright tidak tahu, jauh didalam hati Win perasaan sakit yang ia derita tidak akan sembuh dengan mudah.

~


Satu minggu berlalu semenjak kejadian itu. Kehidupan Bright dan Win perlahan kembali seperti semula.

Bright mengambil libur untuk beberapa hari kedepan dari dunia keartisannya.

Dirinya sudah merencanakan akan pergi liburan bersama istrinya untuk sedikit melepas penat dan menghabiskan waktu dengan bebas bersama kesayangannya.

"Phi aku akan mengambil beberapa camilan dulu untuk diperjalanan. Oh yaampun ponselku tertinggal dikamar" Win menepuk jidatnya.

"Aku akan ambilkan sayang, kau fokus saja menyiapkan camilan" Bright menuju kamarnya untuk mengambil ponsel Win.

Ketika Win sedang memasukan camilan kedalam paper bag tiba-tiba bel rumahnya berbunyi.

Win berdecak kesal "Aishhh mengapa ada yang bertamu disaat kita akan pergi liburan sih" Win mengomel dan berjalan menuju pintu.

Bel terus berbunyi dan membuat Win kesal.

"iya iya tunggu sebentar"

"Sayang siapa yang bertamu" Bright mengikuti Win dari belakang.

.
.
.
.
.

"Na-namtan..."

.
.
.
.
.
.
.

TBC


Yampon ngapa makin kek sinetron ajasi ni cerita

Hurt - BrightWin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang