Suasana kediaman Vachirawit seketika menjadi hening, ibu Bright mengerjapkan matanya tidak percaya sedangkan Bright menatap mata Win menanyakan kebenaran atas perkataan yang diucapkan pemuda Metawin itu.
"W-win bagaimana mung-"
"Jangan membual demi mendapatkan restuku!" Ibu Bright memotong ucapan anaknya, terbesit dalam pikirannya untuk segera mengusir seorang lelaki yang dibawa anaknya ini jika perkataan yang dilontarkannya hanya bualan semata.
"A-aku serius. Aku tahu ini aneh, tapi yang aku katakan adalah benar. Aku sungguh bisa hamil" Dengan wajah menunduk Win mencoba menjelaskan, tidak sanggup menatap lurus kedepan karna dihadapannya sekarang ibu Bright tengah menatapnya seolah mencari kebohongan dari perkataan Win.
Bright disampingnya menunjukan ekspresi terkejut, wajar saja karna Bright baru mengetahui fakta ini. Perasaan bahagia seketika menyeruak, dan tidak dapat dipungkiri lagi Bright menjadi semakin yakin untuk menikahi Win.
"Ibu aku rasa sudah cukup jelas, ibu dengar sendiri bahwa Win bisa memberikan ku keturunan. Aku kemari hanya untuk memberi tahu ibu bahwa aku akan segera menikah. Aku tidak peduli jika kau merestuiku atau tidak, tolong jangan halangi kebahagiaanku" Sudah cukup Bright mendengar setiap lontaran kalimat yang ibunya ucapkan, dia tidak ingin perkataan ibunya semakin menyakitkan, oleh karena itu dengan berani Bright memutuskan untuk mengakhiri semuanya sebelum Win semakin tersakiti.
"B-bright kau melawan ibu?" Wanita setengah baya itu menutup mulutnya dengan kedua tangan seaakan tidak percaya dengan perkataan anaknya. Anaknya itu tidak pernah melawan perkataannya.
"Aku tidak bermaksud melawan ibu, tapi aku rasa sudah cukup aku mengikuti segala keinginanmu selama ini. Jadi kumohon untuk kali ini, biarkan aku memilih jalanku sendiri"
Kedua tangan Bright semakin erat menggenggam tangan Win seolah saling memberi kekuatan.Raut wajah Ibu Bright sedikit mengendur, terdengar nada kekecewaan dari helaan nafasnya. Bahunya yang semula terlihat tegang menjadi lemas karna mendengar ucapan putra semata wayangnya itu.
Bright benar, selama ini anaknya itu selalu mengikuti segala keinginannya. Bahkan menjadi aktor pun bukanlah keinginan Bright melainkan keinginannya.
"Baiklah jika itu membuatmu bahagia, ibu akan memberimu restu" Benar, biarkan kali ini ia membuang egonya jauh-jauh agar anaknya bahagia.
"Ibu akan merestuimu jika memang kekasihmu bisa memberikanmu keturunan dan cucu untuk ibu..." Ibu Bright menjeda kalimatnya dan menatap mata Win dengan intens.
"Tapi, jika perkataan kekasihmu tidak terbukti, ibu tidak akan segan mengambilmu kembali" Win refleks menahan nafasnya ketika mata ibu Bright begitu tajam melihat kearahnya, dirinya menjadi gugup tapi sedetik kemudian dengan keyakinan penuh Win menjawab.
"Tentu nyonya, aku tidak mungkin membohongimu. Jika perlu mari kita pergi ke rumah sakit untuk melakukan cek"
"Baiklah untuk meyakinkanku kita perlu pergi ke rumah sakit sekarang juga" Kalimat ibu Bright mengakhiri suasana tegang yang tercipta, ketiganya segera bergegas menuju rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan.
~
Sesampainya dirumah sakit dokter segera membawa Win pada ruangan pemeriksaan, diruang tunggu Bright dengan segala macam penyamarannya terlihat sangat khawatir menunggu hasil pemeriksaan tersebut, sedangkan ibunya duduk menunggu tidak jauh dari posisinya.Setelah selesai melewati segala proses pemeriksaan dokter mengajak ketiganya untuk bertemu diruangannya. Baik Bright maupun ibunya mendengar dengan seksama segala penjelasan yang diucapkan dokter tersebut.
Win dinyatakan memang memiliki rahim dan bisa mengandung layaknya seorang wanita, akan tetapi rahimnya sangat lemah.
Ibu Bright yang mendengar itu menjadi percaya.
"Bright jika menikahi kekasihmu membuatmu bahagia, ibu akan merestui kalian" Setelah mendengar segala penjelasan itu, ibu Bright menyetujui pernikahan anaknya.
"Terimakasih ibu" Perasaan bahagia seketika membuncah, Bright sangat bahagia karna Win akan menjadi miliknya seutuhnya.
~
Pernikahan Bright dan Win dilaksanakan secara tertutup, hanya dihadiri oleh kedua belah pihak keluarga dan teman terdekat saja. Orang tua Win tentu menyetujui pernikahan anaknya, mereka akan selalu mendukung apapun yang membuat anaknya bahagia."Selamat atas pernikahan kalian, waah aku tidak menyangka manusia dingin ini bisa menikah juga" Win terkekeh geli mendengar ocehan manajer Bright yang tentu saja mereka undang karna wanita itu sudah seperti keluarga. Namtaan namanya, sosok wanita cantik dengan tingkah absurd yang sudah menjadi manajer Bright satu tahun belakang ini.
"Jika kau iri bilang saja" Bright dengan santai membalas perkataan wanita itu.
"Sudah nanti kalian malah bertengkar" Win menengahi perdebatan antara artis dan manajernya itu.
"Phi Bright sangat beruntung mandapatkan Phi Win, seandainya aku yang lebih dulu bertemu Phi Win aku pasti yang akan menjadi pasangan hidupnya" Namtaan sedikit memanasi untuk melihat bagaimana reaksi aktor tampan itu.
"YA! Sembarangan saja bicaramu" tidak terima, Bright hampir saja mengusir Nam jika tidak ingat dia adalah manajernya.
"Sudah sudah kalian menjadi pusat perhatian tamu lain" Win mulai jengah dengan tingkah kedua manusia itu.
Pernikahan mereka berjalan dengan lancar dan penuh khidmat, Baik Bright maupun Win kini tengah diliputi kebahagiaan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
~
5 bulan setelah pernikahan.
Kehidupan pernikahan Bright dan Win dikelilingi dengan kebahagiaan, meskipun tidak bisa bergerak bebas karna status pernikahan mereka yang disembunyikan tapi tetap tidak mengurangi kebahagiaan kehidupan rumah tangga mereka.
Setelah 5 bulan pernikahan, Win belum juga hamil. Hal itu sedikit mengganggu hatinya karna bagaimanapun juga saat bertemu mertuanya dulu dirinya begitu percaya diri mengatakan bisa memberikan Bright keturunan.
Ibu Bright sudah berulang kali menanyakan perihal kehamilan Win, dan dengan pertanyaan itu Bright yang selalu menjawab dengan mengatakan bahwa mereka sengaja menunda memiliki anak karna kesibukannya. Padahal Bright dan Win sudah berusaha semampu mereka agar dapat memiliki anak.
Win tidak jarang menyalahkan dirinya sendiri, dirinya merasa menjadi seorang pembohong karena hal ini, meskipun dia tidak berbohong karna dirinya benar-benar bisa memberikan Bright keturunan.
Win merasa untuk kali ini tuhan tidak memihak padanya.
Ucapan mertuanya dulu selalu terngiang-ngiang diotaknya.
"Jika perkataan kekasihmu tidak terbukti, ibu tidak akan segan mengambilmu kembali" Perkataan mertuanya saat itu benar-benar menjadi beban pikiran yang selalu menghantui Win.
Win tidak ingin kehilangan Bright.
.
.
.
.
.
END FLASHBACK (2/2)Flashback ini cuma diambil garis besarnya aja karna mempengaruhi isi cerita kedepannya.
Part ini ga gue edit jadi mohon maaf kalo ada typo atau kata2 yang kurang nyambung.
See you next part~
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt - BrightWin [END]
FanfictionWin tidak tau dosa apa yang ia lakukan pada masa lalu, sehingga hidupnya kini begitu dipermainkan takdir. Brightwin