3.

1K 103 18
                                    

Taehyung Aditama, cowok tampan yang tiba-tiba mendekati Irene tanpa aba-aba, dengan wajah tampan dan juga perkataan manisnya mampu meluluhkan hati Irene dalam sekejap pula. Diawali dengan adanya nomor asing yang mengirimi Irene pesan.

+62852xxxxxxxx
Dimana, Ai?

Pesan yang  tak langsung dibalas Irene, karna ia pikir itu salah sambung? Namanya Irene tak ada unsur kata Ai jadi ia pikir bukan untuknya.

+62852xxxxxxxx
Ai?
Ini Taehyung.

Alis Irene makin berkerut, ia tahu siapa Taehyung, tapi ia masih bingung dengan isi pesan cowok itu.

Irene
Ini Irene, bukan Ai.

+62852xxxxxxxx
Iya, Irene.
Aku suka panggil kamu Ai, khusus aku. Jadi, dimana Ai?

Jantung Irene berdetak tak karuan, ini Taehyung menggombali dirinya? Cowok itu? Yang ganteng itu? Menggombali dirinya?

Irene
Dirumah, kenapa?

Terkirim, bahkan sudah ada tanda terbaca tapi kenapa tidak dibalas? "Ck! Baru aja seneng digombalin orang ganteng, tuh kan salah sambung pasti." Bibir Irene mencebik kedepan, kesal pada diri sendiri, kenapa ia terlalu percaya diri??! Padahal bukan ia yang dicari Taehyung.

Tak seberapa lama ia mendengar ketukan pintu rumahnya. Dengan kesal Irene beranjak, karna hanya ia yang berada dirumah, orangtuanya sedang berjualan ayam goreng di dekat jalan raya sana, sedangkan adiknya pasti mengintili sang ibu.

"Permisi!" Ucap seorang pria dari luar pintu makin membuat Irene kesal. "Sabar kenapa, sih?! Abis diphp-in orang ganteng ini!" Bibirnya terus mengomel hingga membuka pintu, dan tampaklah orang yang ia kira salah kirim pesan padanya.

"Ai!" Seru Taehyung dengan senyum lebar memperlihatkan giginya, sangat tampan membuat Irene terpaku sejenak.

"E--eh-eh? Tae? Ngapain?!" Irene tersadar dari terpakunya. Benar, memang benar-benar nyata Taehyung berada didepannya, dengan hoodie hijau lumut dan juga celana selututnya, kelihatan gembel tapi tampan.

"Engga, cuma mau mastiin aja alamat yang dikasih Hendra ngga salah." Taehyung menyodorkan kantung kresek berisi martabak telor pada Irene yang ragu-ragu menerimanya, ini terlalu mendadak.

"Emang nyari alamatnya siapa?"

"Kamu, cuma mau nganter itu aja, suka martabak, kan?" Irene mengangguk dengan cepat dengan tatapan berbinar senang.

"Banget! Suka banget." Irene lebih suka makanan asin daripada manis, padahal ibunya pembuat kue-kue pesanan tetangga tapi ia tak begitu menyukainya.

"Baguslah, semoga besok suka sama yang ngasih martabaknya, aku pamit." Perkataan dan senyum Taehyung begitu manis tak bisa ditolak Irene. Pipinya langsung memerah.

"Eh? Langsung pulang?! Eh, maksudnya ngga mau masuk dulu? Eh, minum?" Irene merutuki dirinya yang begitu tidak peka membiarkan tamu hanya berdiri didepan pintu.

"Engga, cukup liat kamu aja, cukup banget buat aku. Mungkin kalo perasaan kamu ke aku udah sama kaya ke martabak, aku bakal mampir, bahkan aku lamain, biar sama kamu terus." Sudah, selesai sudah, nyawa Irene sudah melayang entah kemana. Taehyung begitu memabukkan.

Kisah-Kasih [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang