Kegiatan kumpul dadakan siang menjelang sore ini dikarenakan kegabutan Seulgi yang entah harus melakukan apa di rumah, jadi dengan asal mengendarai motor miliknya entah kemana, berputar-putar tanpa tujuan, keluar masuk minimarket hanya untuk ngadem tanpa membeli apapun.
Hingga akhirnya ia menyepam grup dan kumpullah mereka hari ini dirumah Jennie, duduk sembarangan sampai ada yang tiduran diatas tempat tidur gadis itu tanpa tahu malu.
Memakan takoyaki pembelian Seulgi dan thai tea dari Irene, mengobrol ngalor-ngidul membunuh waktu.
"Kalian bertiga lolos SNMPTN kagak? Ini si Jaya buat story whatsapp lolos katanya." Tanya Jisoo sembari menatap hasil SNMPTN milik temannya yang bernama Jaya itu.
"Dia mah pasti lolos, orang diprodi yang dia daftar cuma 18 anak dari 23 kuota, ya udah pasti ketrima anjir." Acuh Irene yang tak kaget karna prodi yang Jaya pilih memang langka peminat atau mungkin butuh keahlian khusus dibidang musik jadi banyak yang tidak mendaftar.
"Coba Wen liat." Suruh Jennie yang sebenarnya ia pun gugup akan hasil yang akan ia terima, tapi tak boleh berharap banyak karna keberuntungan sangat langka untuk memihak padanya.
"Bentar, lo ngga liat, Seul?" Tanya Wendy pada Seulgi yang tengah mengunyah satu buah takoyaki langsung memenuhi mulutnya.
"Buat apa?" Acuhnya yang sudah tak memiliki gairah berlebih akan yang namanya seleksi masuk perguruan tinggi itu.
"Seulgi, mah! Doanya saat ibadah selalu jangan sampai ketrima SNMPTN, Tuhan. Kurang ajar, udah dikasih kesempatan sama guru juga." Memang seleksi SNMPTN kali ini tak semua siswa dapat mengikuti, hanya beberapa persen dari siswa disetiap sekolah, dan dipilih langsung oleh gurunya.
"Tai! Kenapa gue ketrima?! Terus buat apa selama ini gue bimble, anjir?!! Biaya bimble mahal, bangsat!" Umpat Wendy saat melihat keberhasilan dirinya dari layar ponsel miliknya, memaki akan uang yang sudah orang tuanya keluarkan untuk bimble yang sudah ia jalan berbulan-bulan itu.
"Ya, lo se-insecure itu sama otak pintar lo apa gimana? Orang Jennie yang tolol aja tetap optimis bisa lolos, lo yang pinter beneran malahan ikut bimble." Seulgi berucap, merasa heran, sebenarnya Wendy itu pintar tapi kenapa pesimis sekali? Bahkan sampai ikut les untuk SBMPTN segala, sedangkan Jennie? Begitu santai tanpa beban padahal ia orang bodoh yang sebenarnya.
"Gue ngga lolos, gengs! Lo ngga mau ngecek, Seul?" Kata Jennie yang sedikit kecewa tapi ya sudahlah toh banyak jalan menuju Roma, satu kekecewaan ia dapat menuju jalan masa depan dan semoga Tuhan membuka kesempatan lainnya untuknya.
"Udahlah ngga usah mikirin Seulgi, Orang sinting, cowok lo ketrima ngga?" Tanya Jisoo pada Jennie yang tahu bahwa kekasih gadis itu pintar. Kelihatannya dari luar Namjoon itu bodoh, acuh akan pelajaran yang nyatanya selalu mendapat ranking 1 dalam kelasnya.
"Ngga diambil, katanya buat apa aku ikut SNMPTN? Nanti aku ketrima, kamunya engga, nanti belajar sama siapa kamu buat SBMPTN kalo ngga sama aku? Gitu katanya, anjir, songong banget!" Jennie mengingat perkataan kekasihnya saat guru memberikan list anak yang dapat mengikuti seleksi tersebut, Namjoon mungkin tak ingin membuat Jennie merasakan kekecewaan berlebih karna hasil seleksi yang memihak Namjoon tapi tidak memihak dirinya.
"Pengertian banget cowok lo? Kalo gue jadi dia mah mending ikut itulah daripada harus pusing-pusing tes lagi, pasti bakal ketrima, Namjoon pinter gitu." Irene tak habis pikir akan kebucinan teman-temannya? Bagaimana bisa merelakan jalan ke masa depan yang mudah hanya untuk kekasihnya? Gila.
"Hallo, Sayang." Sapa Wendy pada seseorang disebrang telepon sambil beranjak ke pojok ruangan agar tidak menggangu temannya yang tengah mengobrol.
"Wen? Gimana hasilnya, hm?" Tanya Yoongi disebrang dengan gugup, Wendy yang mengikuti seleksi tapi jujur dirinya begitu takut jika gadis itu menerima hasil yang mengecewakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah-Kasih [TAMAT]
Teen FictionMasa SMK bagi Jennie, Irene, Wendy, Jisoo, dan Seulgi. Warning 18+ Untuk kata kasar dan kenakalan remaja.