Jam setengah enam pagi, terlalu pagi untuk Jisoo mengendarai motornya mengebut menuju sekolah, rumahnya yang bisa dibilang area atas, jadi kabut pagi masih tampak depan mata. Dinginnya angin tak bisa ia halau walau sudah mengenakan jaket tebal.
Festival seni diadakan hari ini, anggota osis yang tak lain adalah panitianya harus berkumpul jam enam pagi disekolah. Jisoo yang rumahnya jauh harus rela bangun lebih awal dan mengebut kencang. Serba salah, jika ia mengebut akan semakin dingin, tapi jika ia tidak mengebut dipastikan dirinya akan terlambat.
Persiapan memang sudah semua dilakukan, tapi untuk lancarnya acara mereka akan mengadakan kumpul terlebih dahulu untuk membahas teknik jalannya acara dan berdoa agar diberi kelancaran.
"Dingin banget, Tuhan." Keluhnya sehabis memarkirkan motor berjalan menuju ruang osis yang sudah terdengar suara-suara obrolan ringan bahkan teriakan.
"Jisooooooooooo!" Yang dipanggil berlari agar cepat menghampiri Seulgi diambang pintu, memeluk gadis gendut itu meminta kehangatan.
"Pagi-pagi udah pelukan." Putra menyindir dari dalam sembari mengecek ulang semua barang yang seharusnya sudah mereka siapkan diatas panggung.
"Kepengen kan, lo?" Irene menyusun kertas-kertas yang keluar dari printer berisi susunan acara dan penampilan hari ini yang sudah ditentukan lewat undian beberapa hari lalu.
"Peluk dong, Seul." Kedua tangannya terulur meminta Seulgi memeluknya. "Ogah! Makannya nyari cewek yang bener, jangan sok gonta-ganti." Seulgi sudah begitu sabar akan perilaku Putra yang selalu gonta-ganti pasangan.
"Yok! Duduk semuanya!" Seru ketua acara kali ini, sembari menunggu yang lain mereka membahas beberapa hal dan berdoa.
Beberapa siswa sudah mulai berdatangan, ada yang langsung memakai baju pentasnya atau seragam sekolah. Setelah apel pagi untuk absen semuanya digiring menuju GOR menyaksikan festival.
Didepan GOR ada beberapa stand makanan atau kerajinan dari semua jurusan, tujuannya agar mereka belajar berwirausaha. Jisoo dan Hendra naik ke atas panggung untuk membuka acara.
"Selamat pagi semuanya!!" Teriak keduanya sebagai ungkapan salam. "Pagi!!!" Jawab para siswa yang tidak tahan menyaksikan penampilan rekannya.
"Apakabar semuanya?!" Jisoo berseru mengurangi kegugupannya, walau ada Hendra disampingnya tapi tetap saja berbicara didepan ratusan orang menimbulkan rasa kikuk dalam dirinya.
"Baik!!" Seruan terus terdengar sahut-menyahut, tepuk tangan menggema didalam GOR.
"Oke-oke, jadi penampilan siapa yang kalian tunggu?!!" Hendra bertanya menambah riuh suasana.
"Baiklah! Mari kita mulai acara kali ini dengan mendengar lagu Bendera yang akan dibawakan oleh Taehyung dan teman-temannya, silahkan." Jisoo dan Hendra turun digantikan Taehyung dan teman bandnya yang mengambil alih acara.
Atmosfir langsung dibawa asyik seruan para siswa yang hafal lagu ini bernyanyi bersama, beberapa orang ada yang mengambil gambar bahkan video.
Sedangkan diluar atau tepatnya dipintu masuk GOR, Irene dan temannya mengawasi jalannya acara bersama orang yang akan tampil selanjutnya.
"Itu cowoknya siapa, sih? Ganteng banget, Tuhan." Mata bulat Irene terus memandang vokalis yang kali ini memakai kaos putih diikuti kemeja pendek hitam tanpa dikancing.
"Dia cowok saya, Mbak. Jadi jangan gan--"
"Mulutnya sinih, tampar pake sepatu, mampus!" Gadis itu melotot pada Wendy yang menggodanya. "Ya, lo lagian pake tanya."
"Eh! Jennie mana? Itu temen sekelas lo yang nge-dance udah pada dateng." Seulgi memutar kepalanya mencari keberadaan gadis pendek itu, ia yakin pasti Jennie tengah gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah-Kasih [TAMAT]
Teen FictionMasa SMK bagi Jennie, Irene, Wendy, Jisoo, dan Seulgi. Warning 18+ Untuk kata kasar dan kenakalan remaja.