6.

623 64 2
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu, disaat yang lain berbondong-bondong menuju parkiran untuk pulang, Jennie dan Irene malah mampir ke koperasi yang sudah berisi beberapa anak osis.

Entah mengapa sekarang koperasi seperti tempat nongkrong anak osis kelas 10, padahal didepannya ada ruang osis yang seharusnya menjadi tempat mereka berkumpul.

"Lo tadi prakteknya gimana, Cong? Berhasil ngga?"

"Gampang anjir, tapi tangan gue merah-merah pegel, cong." Seulgi memamerkan tangannya yang rasanya seperti keriting bagai mie kuning.

"Kelas gue besok, siap-siap air anget ajalah buat kompres tangan." Irene yang selalu mengantisipasi apapun apalagi jika menyangkut badan dan wajah, selalu memikirkan cara agar tubuhnya baik-baik saja.

"Seul! Apa siapa ini yang masih mau nongkrong disini tolong kalo nanti ada yang minta uang dagangan tolong kasih, yah? Sesuai catetan nih, gue udah ditungguin Yoongi soalnya." Wendy sibuk bolak-balik membereskan barangnya dan juga uang dagang miliknya.

"Bukannya cowok lo sekarang ekstra sepak bola? Kok pulang?" Adhi, anak osis seksi bidang olahraga rekan Namjoon bertanya.

"Baju yang seharusnya gue pake buat ekstra kotor parah, jadi harus balik buat ganti sekalian nganter Wendy, Yok, Yang?" Yoongi masuk mengambil totebag kekasihnya yang berisi baju praktek dan baju olahraga.

"Lo berangkat ekstra ngga, Joon? Ijin mulu." Yang ditanya hanya tersenyum, memang semenjak masuk osis kegiatan ekstranya bisa dibilang hancur total karna kesibukan yang menuntutnya untuk ijin terus menerus.

"Ada perlu gue, mau bolos ajalah." Yoongi mencebik, pelatih sepak bola terus mengomel jika temannya itu selalu tidak hadir saat jadwal latihan.

"Bodoamatlah." Yoongi pergi menggandeng tangan Wendy yang melambaikan tangan ucapan selamat tinggal.

"Lo ngga ekstra? Yaudahlah gue nebeng, yak?" Adhi yang memang memiliki arah jalan pulang sama dengan Namjoon meminta tebengan untuk pulang.

"Hah? Eh?" Ia terkaget sedikit melirik gadis pendek yang fokus pada ponsel tapi tetap mendengarkan percakapan yang ada.

"Bukannya ada latihan band? Kata Taehyung mau latihan band karna mau ikut festival?" Memang kekasihnya itu tadi malam ijin tak bisa berangkat dan pulang bersama karna ada latihan band dengan temannya.

"Booking tempatnya mendadak jadi ya kebagian nanti malem jam 7." Taehyung datang memberi Irene air minum.

"Mending ke rumah Putra dulu, lah. Biar nanti langsung bareng-bareng ketempatnya." Putra adalah teman band mereka dari SMP, kemana-mana selalu bersama.

"Okelah, ke GOR aja, yok. Anak-anak pada disana katanya, lo ngga pulang, Joon? Apalagi nungguin orang?"

"Orang yang ada perlu lama banget nih kabarinnya, gue ikut ke GOR ajalah nunggu disana."

"Duluan, Ai. Hati-hati naik motornya, eh! Apa anterin pulang Irene dulu, ya Dhi?"

"Ngapain?! Aku bisa naik motor sendiri, toh aku juga sama Jennie, nanti kamu bolak-balik, udahlah sanah, hati-hati jangan lupa makan." Ketiga cowok itu pergi menggunakan motor mereka.

"Misi, Mbak. Mau ambil uang dagang?" Seorang kakak kelas datang untuk mengambil uang dagangannya.

"Oh sinih, Mas." Jennie masuk kedalam etalase untuk mengambil uang sesuai catatan dan mengembalikan sisa dagangan yang lebih.

"Ini ngga ada cola apa?! Masa teh botol sosro semua!" Seulgi berdiri didepan tempat kaca penyimpan minuman dan hanya melihat produk Sosro.

"Ya namanya juga kerjasama sama Sosro bukan Coca Cola, ya ngga da cola, lah." Bibirnye mencebik kesal, berbalik dan melihat Jimin yang berdiri disamping kakak kelas yang mengambil uang dagangan kini melihatnya tajam.

Kisah-Kasih [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang