Praktek Kerja Lapangan atau PKL adalah hal wajib yang harus dilakukan kelas sebelas murid SMK, memilih jarak yang jauh dari rumah adalah pilihan kelima sahabat itu.
Dengan alibi ingin mandiri yang nyatanya ingin jauh dari keluarga agar leluasa menghabiskan waktu tanpa ditegur orang tua, Jogja kota yang disukai banyak orang apalagi murid SMK seperti mereka.
Walaupun Jisoo berbeda jurusan dengan keempat sahabatnya tapi ia juga memilih Jogja agar dekat dengan mereka. Rabu pagi stasiun tidak terlalu ramai, lima koper berjajar rapih didepan masing-masing pemilik,ditambah juga tas yang digendong atau kardus berisi kipas angin, mereka begitu siap untuk tinggal disana.
Setelah duduk dikursi penumpang dan merapihkan barang bawaan mereka mulai bercerita selagi kereta kelas ekonomi itu beranjak dari peron.
"Woah! Akhirnya, PKL juga." Celetuk Irene sembari membuka bungkus kuaci berukuran besar sebagai teman ngobrol mereka.
"Bener, gue udah iri sama anak Pemesinan dan Otomotif yang bahkan udah mulai dari Januari, kita malah baru mulai Maret." Disekolah mereka memang memiliki perbedaan keberangkatan waktu PKL bagi setiap Jurusan, karna mereka juga perlu materi diluar kejuruan jadi bergantianlah yang Guru mereka ambil untuk ketentuan PKL.
"Cowok lo kan dari Februari malah, yah? Enak banget." Jennie mengangguk mengiyakan perkataan Jisoo, Namjoon memang entah mau bermain atau benar-benar serius menjalankan PKL-nya, tiga bulan waktu yang mereka sepakati dengan pihak sana.
"Lo cuma bawa koper, Wen? Sama tas kecil? Emang nyukup? Ngga ada yang ketinggalan?" Seulgi sebagai orang yang paling bongsor dari mereka berlima jadi ia yang harus menata barang bawaan mengangkatnya keatas tempat yang tersedia dan mengernyit heran melihat bawaan Wendy yang begitu sedikit.
"Minggu kemarin diambil cowok gue, biar ngga keberatan katanya." Entah karna begitu mencintai Wendy atau bahkan sudah disihir oleh gadis itu, Yoongi dengan rela pulang dari Bantul hanya untuk mengambil barang Wendy.
"Woah! Luar biasa perjuangan Bapak Yoongi, lo guna-guna, kan? Biar nurut sama lo? Bucin banget soalnya." Ucapan Irene benar adanya, bagaimana bisa hanya seorang kekasih, bukan suami tapi sudah rela melakukan ini itu untuk Wendy.
"Enak aja! Dia yang minta, gue mah cuma nurut aja, nolak pun percuma, keras kepala banget." Satu hal yang tak bisa dikalahkan Wendy adalah ke-keraspalaan Yoongi, membuat pusing jika berdebat dengan pemuda itu.
"Yoongi naik motor, Mih? Cowok gue sebenarnya juga kepengen bawa motor, tapi karna liat temennya ditilang disana jadi takut kali, ngga jadi, deh." Jennie bercerita tentang keingingan Namjoon untuk membawa motor ke Jogja, sebenarnya gadis itu pun sangat ingin jika kekasihnya membawa kendaraan sendiri, ia berkhayal tentang berboncengan malam hari dikota itu pasti sangat menyenangkan.
"Apalah daya yang gebetan gue nan jauh disana." Memang yah, kecantikan Irene tak bisa ditolak pemuda manapun, putus dari Danis ia begitu gampang mendapatkan pengganti, Reyhan, jika dulu Danis atlet voli, Reyhan ini atlet takraw, anak Pemesinan teman Adhi.
"Bandung, yah? Gue ngga nyangka lo sama Reyhan." Celetuk Seulgi yang kali ini ingin diam saja walau sebenarnya ia tahu Reyhan pun tak sebaik itu.
"Ya gimana? Disaat gue masih sama Danis, butuh perhatian yang ngga dikasih Danis, Reyhan malah ngasih itu, ya akhirnya gue mau coba sama dia." Irene pun sadar ia punya kelebihan pada fisiknya yang begitu menawan.
"Ya semoga si Reyhan ini yang terbaik buat lo, lah!" Doa Jisoo yang tak ingin sahabatnya itu patah hati lagi karna seorang pria, berbeda dengan Seulgi yang langsung membatin bukan, Reyhan bukan yang terbaik bagi Irene, pikirnya, tapi siapa yang tahu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah-Kasih [TAMAT]
Fiksi RemajaMasa SMK bagi Jennie, Irene, Wendy, Jisoo, dan Seulgi. Warning 18+ Untuk kata kasar dan kenakalan remaja.