"Aku gak diajak nih" tanya Ali pada mereka berdua
"Gak usah ajak om Ali" jawab Raihan
"Maaf yah ustadz gak bisa ikut ke kamar saya karena bukan mahram hehe"
"Ya tidak apa-apa nanti saja setelah kita menikah nanti pasti kita bisa satu kamar" goda Ali pada Syifa membuat Syifa tertawa mendengarnya sedangkan Raihan tidak suka pada omnya yang menggodanya
"Ihh om Ali centil"
"Biarin wlee" Ali mengulurkan lidahnya karena dirinya membalas dendam kepada keponakannya ini untuk memperebutkan Syifa oleh keduanya
"Kita pamit dulu yah ustadz"
"Iya silahkan"
"Giliran sama cewek cantik aja baik giliran sama aku aja gak baik-baik" sindir Raihan
"Sirik aja tetangga"
"Ayo kita pergi assalamualaikum ustadz" ajak Syifa menarik tangan anak kecil itu
"Wa'alaikumussalam, hati-hati Raihan suka ngacak-ngacak kamar" sorak ustadz Ali membuat Syifa terkekeh geli mendengar perdebatan antara mereka berdua
Malam yang dingin ini Syifa duduk sendirian ditaman untuk mencari udara segar sedangkan Adnan ia sedang mengawasi para santri yang berkeliaran dilingkungan pesantren ini sosok mata melihat ke arah teman sepertinya ia mengenali perempuan itu tapi siapa yah dari pada penasaran lebih baik ia menghampirinya"Ngapain malam-malam keluar" tanya Adnan yang baru saja datang melihat Syifa sedang duduk ditaman pesantren ini
"Seterah saya dong" mata Syifa mengalihkan pandangannya dari arah matanya ia masih marah dengannya
"Kamu gak tau peraturan di pesantren ini jika salah satu santri keluar malam-malam ia akan mendapatkan hukumannya" jelas Adnan tetap saja Syifa tidak mendengarkannya
"Kamu dengar saya gak sih" Syifa hanya diam saja ia sedang males berbicara dengannya
"Punya telinga atau gak" tidak ada jawaban darinya
"Kamu masih marah sama saya"
"Saya ke kamar dulu permisi" belum sempat Syifa melangkah Adnan mencegahnya tanpa ia sadari tangannya memegang tangan Syifa
"Lepaskan, "Seseorang ditusuk kepalanya dengan jarum besi lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya."
"Maaf saya nggak sengaja" Syifa Hanya bungkam soal perkataannya
"Ternyata kamu sudah pintar juga yah agamanya" ujar ustadz Adnan
"Saya masih belajar agama" singkat Syifa
"Ali mengajarkan apa saja sama kamu sampai kamu sudah bisa belajar agama"
"Dia mengajarkan soal cinta jika ada lelaki memberikan harapannya hiraukan saja yang ada membuat kita sakit hati lebih dalam"
"Dia mengajarkan begitu sama kamu" Adnan menaikkan kedua alisnya
"Mungkin" Syifa menjawab dengan tak acuhnya
"Saya gak suka kamu dekat-dekat dengan Ali"
"Kenapa" mengerutkan keningnya
"Gak perlu saya kasih tau alasannya yang penting kamu jangan dekat-dekat dengan Ali"
"Jangan egois wanita berhak bahagia dengan yang lain dari pada dia hanya diberikan harapan olehnya" ujar Syifa
"Memangnya saya beri kamu harapan yah"
"Masih tanya aja tuh orang gila kali yah" gumam Syifa
"Saya permisi mau ke kamar gak baik dilihat calon istri ustadz nanti dikira saya pelakor lagi" sindir Syifa
"Saya sudah bilang calon istri saya tuh orangnya gak cemburuan kaya kamu" ujar Adnan
"Oh jd saya orangnya cemburuan yaudah gak usah ganggu saya lagi permisi" pamit Syifa yang sudah meninggalkan Adnan sendirian di taman
"Memangnya ada yang salah yah" pikir Adnan
Sudah 3 bulan Syifa menghafalkan Al-Qur'an Sekarang ia menjadi seorang Hafidzah berkat ustadz Ali yang mengajarkan dirinya dengan sungguh-sungguh
"Terima kasih ustadz sudha mengajarkan saya sampai saya bisa menghafalkan Al-Qur'an" ucap terima kasih Syifa pada ustadz Ali
"Sama-sama saya bangga sama kamu cepat menghafalnya" ujar ustadz Ali
"Ustadz bisa saja deh" balas Syifa
"Oh iya bagaimana hubungan kamu dengan Abang Adnan"
"Kita hanya sebagai murid dan guru saja ustadz"
"Bukan itu maksud saya hubungan kamu dengan Abang Adnan sudah baik belum"
"Alhamdulillah baik-baik saja ustadz"
"Kamu mencintai Abang Adnan nggak" tanya ustadz Ali
"Kenapa ustadz nanya begitu"
"Saya hanya nanya saja hehe"
"Gak tau kenapa saya sudah mencintai Adnan ustadz"
"Kayra" panggil ustadz Adnan
"Abang ustadz" Syifa menengok ke arah belakang yang merasa ada yang memanggilnya
"Selamat yah akhirnya kamu bisa menjadi Hafidzah"
"Terima kasih ustadz" Syifa menjawabnya dengan tersenyum lalu Adnan mengangguk dengan tersenyum
"Nanti malam kamu sibuk gak" tanya Adnan
"Gak ustadz kenapa" jawab Syifa
"Saya mau ajak kamu jalan-jalan"
"Berdua ustadz" Syifa menaikkan kedua alisnya
"Tidak sama Raihan juga"
"Oh saya kira berdua saja ustadz hehe" membuat Adnan tertawa mendengarnya
"Hmm saya permisi takut ganggu kalian ngobrol"
"Ustadz disini aja nemenin kita ngobrol"
"Nanti ke ganggu lagi"
"Gak kok ustadz, ustadz aku boleh ajak ustadz Ali gak"
"Eh nggak usah ukhty takut ganggu kalian dinner hehe"
"Gapapa kan ustadz Adnan yah" Syifa melihat raut wajah Adnan sepertinya cemburu jika Syifa mengajaknya
"Terserah"
"Mending jangan ajak saya ukhty nanti Abang Adnan cemburu takutnya nanti saya dikasih sabuk hitam lagi" Adnan tahu maksud perkataan Ali
"Abang ustadz Adnan bisa silat juga" tanya Syifa padanya
"Bukan silat lagi ukhty dia sudah sabuk hitam malah" jawab Ali
"Ali" ustadz Adnan melototkan matanya ke arah adiknya
"Saya permisi dulu yah takut tambah marah assalamualaikum" pamit Ali kemudian meninggalkan kami berdua
"Wa'alaikumussalam" jawab mereka berdua bersamaan
"Hmm... Gimana kamu mau tidak jalan-jalan sama saya nanti malam" ujar Adnan
"Saya mau ustadz" Syifa menyetujui ajakannya sambil tersenyum-tersenyum sendiri
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Ustadz (TAMAT)
Teen FictionWarning !!! Dilarang memcopy paste cerita saya ini murni karangan saya! Jangan lupa follow Biar selalu ada Notification ketika update !! hargai karya orang. Part selanjutnya akan saya private kalian masih bisa baca kok setelah follow akunnya. Semak...