bertemu oppa

1.2K 43 1
                                    

"jaga bicaramu" ujar papah gw dengan melototkan mata tajamnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"jaga bicaramu" ujar papah gw dengan melototkan mata tajamnya itu

"Memang kenyataannya kan"

"Gapapa kok maaf yah rumah kami hanya begini" maaf Rumi

"Oh ya kedatangan kami ke sini untuk mengirimkan Syifa ke pesantren bersama Aisyah"

"Alhamdulilah akhirnya aku ada teman juga di pesantren" Aisyah bersyukur akhirnya saudaranya juga ingin belajar agama bersama-sama

"Siapa juga yang mau bareng lu kepedean banget" sindir gw dengan tersenyum sinis

"Jangan gitu dek" Abangnya menyenggol lengan Syifa untuk menghormatinya

"Walah senang atuh kalo nak Syifa sekolah bareng Aisyah" bunda Aisyah hanya tersenyum mendengar ucapan papah Syifa

"Oh iya nak Aisyah masuk pondoknya kapan kira-kira" tanya mamah gw

"Besok Bu karena saya sudah mulai masuk tadi saya izin karena saudara saya Syifa bakal ke sini kan mangkanya saya mau menyambut kedatangan Syifa" jawab Aisyah dengan tersenyum

"Kamu memang saudara yang terbaik om kagum sama kamu" puji papah gw

"Kita boleh kan ngindep disini sehari karena besok kami bakal pulang setelah mengantarkan Syifa ke pesantren nanti" izin mamah gw

"Yah boleh lah aneh aja kamu ran rumah ini juga kan milik kalian juga kalian yang berikan rumah ini untuk kami jadi gak usah sungkan-sungkan untuk tinggal disini" yah memang ini rumah milik keluarga gw dulu papah memberikan rumah ini untuk bibi karena rumahnya dijual untuk pengobatan suaminya sampai-sampai suaminya meninggal

"Makasih loh" ujar mamah gw

"Ayo aku anterkan ke kamar kalian" ajak Rumi Kemudian kami berjalan menuju kamar yang akan kami tempati

"Syifa kamu tidur dengan Aisyah yah soalnya gak ada kamar lagi maaf yah" kata bunda Aisyah

"Iya gapapa bi aku sudah senang kok tinggal sama bibi" ucap gw dengan tersenyum

"Dan ini kamar kamu ran maaf yah adanya cuma gini doang oh yah nak Dika tidur dikamar bibi aja biar nanti bibi tidur di sofa aja" ujar bunda Aisyah

"Ehh gak usah bi biar saya saja yang tidur disofa biar bibi aja yang tidur dikamar bibi" balas Dika dengan tersenyum lalu bibi mengangguk Dika gak tega masa iya seorang wanita tidur disofa apa lagi itu orang tua

"Oh ya anterin gw jalan-jalan yuk" ajak gw yang sudah berada didalam kamar Aisyah dan duduk di pinggir ranjang

"Kemana mba"

"Jangan manggil gw mba umur kita kan gak beda jauh cuma beda 1 tahun tapi tuaan lu sih" Aisyah hanya tertawa dengan ucapan saudaranya ini

"Eh iya fa, oh iya kamu mau jalan-jalan kemana memangnya" Aisyah mengangkat kedua alisnya

"Gak tau sih kita jalan-jalan aja Tapi jalan kaki yah gw lagi mau jalan biar sehat sekarang kan masih pagi" ujar gw

"Ayo" ajak Aisyah kemudian kami pun pamit dengan orang tua kami untuk meminta izin jalan berdua sampai dijalan kami mengobrol banyak tentang kampung ini tiba-tiba diperjalanan ada sebuah mobil melaju kencang membuat gw kecipratan air yang berlobang mengenai kulit gw dan dress gw lalu mobil itu pun berhenti tepat didepan gw

"Ihhh baju gw basah kan siapa sih yang nyetir gak benar banget" gerutu gw sembari mengelap dress mahal gw dengan tangan

"Kamu gapapa kan" tanya Aisyah dengan melihat kondisi tubuh Syifa yang kotor semua

"Gak kenapa gimana sih nih liat baju gw basah mana baju mahal lagi dia gak lihat apa baju gw itu mahal tau" ocehan gw sendiri membuat seseorang yang berada di mobil pun keluar dan menghampiri kami

"Ehmm maaf mba saya tidak sengaja" maaf lelaki itu yang sudah berada didepan kami

"Lu gak liat hah ini tuh baju gw mahal tau gak" tatapan gw masih membersihkan baju gw kemudian gw alihkan mata gw ke arah seseorang yang sudah berada didepan gw seperti melihat pangeran surga di dunia ini mana kulitnya putih bersih, hidung mancung, mempunyai alis tebal, tinggi lagi suami idaman gw mukanya juga mirip korea lagi

"Masya Allah cantik sekali ciptaanmu Astagfirullah kenapa jadi puji wanita lain sih ingat nan udah ada Aisyah yang akan jadi istri kamu nanti" gumam lelaki itu

"Oh my good opppa" gw syok melihat dia seperti oppa Korea kemudian gw ingin mendekatkannya tapi dia menghindarinya

"Ehh mbak mau apa" ujar lelaki itu dengan mengerutkan keningnya

"Ihh oppaa kok gitu sih" gerutu gw

"Oppa saya bukan kakek kamu" balas lelaki itu

"Hmm maaf ustadz maksud dia itu oppa yang ada di Korea itu loh mungkin idolanya" menurut Aisyah dia tau dari temannya karena dia mempunyai teman yang suka banget sama korea

"Nah itu lu tau Syah" ujar gw

"Kamu ngapain disini Syah" tanya ustadz itu

"Aku lagi nemenin saudaraku jalan-jalan Ustadz"

"Dia siapa Syah" tanya gw yang bingung melihat pangeran didepannya

"Dia cal...." Belum sempat lelaki itu bicara Aisyah Langsung memotong pembicaraannya

"Oh dia itu ustadz Adnan fa yang mengajar di pesantrenku" ujar Aisyah

"Oh ganteng juga" puji gw eh kenapa gw muji dia sih gara-gara dia kan gw jadi gini mana baju gw basah semua lagi sampai-sampai tubuh gw nyeplak lagi

"Kenalin ustadz dia Syifa saudara saya yang dijakarta" Aisyah memperkenalkan saudaranya kepada calon suaminya kelak

"Hmm maaf" maaf lelaki itu dengan memakai kan jaketnya mengenakan tubuhnya karena takutnya ada lelaki yang melihat tubuhnya Aisyah cemburu melihat nya tapi dia harus tahan dia gak boleh membuat saudaranya sedih jika dia mengetahui kalo ustdaz Adnan itu calon suaminya kelak

"Makasih"

"Saya antarkan kalian takutnya kalian kenapa-napa lagi" tawar Adnan dengan tersenyum

"Tidak usah ustadz rumah kami gak jauh kok" tolak Aisyah dengan tersenyum

"Udah sih terima aja kapan lagi dianter cowo ganteng Syah" bisik gw ditelinga Aisyah

"Kami mau kok dianter ustadz" terima Syifa dengan tersenyum menang akhirnya dia bisa PDKTan dengannya

"Ayo" ajak Adnan kemudian kami masuk mobil tapi gw dicegah oleh Adnan karena duduk didepan

"Kenapa" menaikkan kedua alisnya

"Kamu duduk dibelakang yah didepan hanya untuk umi saya dan istri saya nanti kelak" ujar Adnan calon istrinya hanya tersenyum senang yaitu Aisyah dia hanya tersenyum melihat tingkah mereka berdua

"Ribet banget sih lu" gerutu gw kemudian pindah ke tempat kursi belakang yang berada disamping saudaranya

“Untuk para muslimah tutuplah auratmu yah, biar kami para laki-laki mudah untuk menundukkan pandangan kami”

-Author

Mengejar Cinta Ustadz (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang