"Lu ngapain disini Syah mau ngedeketin Abang ustadz iya jangan mimpi" Sindir gw membuat dia menundukkan kepalanya dia hanya bisa terdiam tidak bisa berkata apa-apa lagi
"Eh ada nak Syifa kenapa nyariin umi ada apa atuh" goda uminya sembari menduduki sofa didepan kita berdua
"Ini umi tadi siang aku ke mall terus beliin umi gamis deh ini buat umi dipake yah dan ada baju juga buat Abang ustadz" umi membuka paper bag yang isinya baju gamis ada 5 dan baju Koko ada 5 juga umi gak percaya karena ini semua baju branded pasti mahal semua
"Masya Allah ini kan baju branded semua fa pasti mahal deh" puji umi yang melihat sebuah gamis dan baju Koko
"Gak kok umi harga gak masalah yang penting kualitas" ujar gw
"Jangan boros-boros Ra gak baik menghabiskan uang hanya untuk itu" nasihat ustadz Adnan yang tidak percaya dengan Syifa yang hanya ingin mendekati dirinya sampe-sampe beli baju semahal ini
"Bukannya bilang makasih malah ceramahin orang" sindir gw dia pun hanya diam gak bisa berkata apa-apa lagi
"Kamu nan seharusnya berterima kasih loh sudah dibelikan baju oleh Syifa"
"Nah benar tuh gimana sih" dumel gw
"Iya makasih Ra sudah belikan saya baju" terpaksa Adnan harus nurut dengan uminya
"Ustadz umi saya pamit dulu yah" pamit Aisyah
"Udah sana pamit lu gak cocok disini" usir gw
"Jaga bicara kamu" ustadz Adnan membelanya karena Aisyah adalah calon istrinya dia wajib membelanya sebagai calon suami
"Kenapa Abang ustadz bela dia sih kezel deh" batin gw
"Umi aku pamit dulu yah permisi assalamu'alaikum" sembari mencium tangan umi lebih baik dia pergi dari sini karena sudah kezel dengan Adnan yang membela Aisyah bukan dirinya
"Kamu Kalo bicara dijaga nan pasti Syifa tersinggung tuh"
"Aku berhak mi bela calon istri ku aku gak mau dia dihina dengan orang lain"
"Bukan gitu nan Syifa kan belum tau kalo kamu akan segera menikah dengan Aisyah gimana sih kamu"
"Iya udah nanti aku minta maaf sama kayra deh" pasrah Adnan disisi lain Adnan sudah mulai mencintai kayra tapi gimana dengan pernikahan nya nanti dengan Aisyah dia gak mau buat keluarga nya menanggung malu nantinya
"Oh iya nan nanti besok Ali pulang ke Indonesia"
"Aku gak sabar nunggu saudaraku mi udah 10 tahun gak ketemu-temu" ujar Adnan
"Ustadz Ali pulang umi" tanya Aisyah lalu umi mengangguk
"Kenapa kamu datang disaat aku sudah dilamar oleh lelaki lain apa lagi lelaki itu saudara mu sendiri Li aku rindu sama kamu apa kamu bakal putuskan perjanjian mu yang dulu berjanji akan menikahi ku setelah pulang dari Kairo tapi apa aku sudah menunggu kamu selama 10 tahun li kamu gak ada kabar semenjak kamu masuk SMP di Kairo" batin Aisyah
"Memangnya kenapa Syah"
"Gapapa ustadz, ya sudah saya pamit dulu umi ustadz assalamu'alaikum" ucap salam Aisyah
"Wa'alaikumussalam" jawab salam mereka berdua
Seseorang lelaki memakai baju Koko yang terlihat tampan berjalan masuk ke rumah Kiai Sahlan dengan membawa koper dan mengetuk pintu rumah orang tua angkatnya yah dia adalah anak angkat dari umi kaysa dan Abi Sahlan
"Assalamu'alaikum" ucap lelaki itu sambil mengetuk pintu rumah kedua orang tua angkatnya
"Wa'alaikumussalam" keluar lah umi kaysa lalu lelaki itu mencium tangan uminya
"Alhamdulilah Akhirnya kamu pulang juga nak" ucap syukur umi kaysa
"Maaf yah umi udah lama gak pulang ke rumah" kata lelaki itu
"Ayo masuk dulu nanti kita lanjut Ngobrol didalam" kemudian mereka pun masuk ke dalam rumahnya yang sudah duduk diruang tamu
"Gimana kuliah kamu disana" tanya umi kaysa
"Alhamdulilah lancar umi Ali Udah lulus kuliah di Kairo jadi Ali memutuskan untuk tinggal di sini lagi apakah boleh Ali tinggal disini umi" izin lelaki itu
"Ya boleh lah nak kamu itu udah umi anggap seperti anak umi jadi rumah ini punya kamu juga" umi kaysa tersenyum
"Oh iya umi, Adnan kemana yah udah lama gak ketemu dia tuh" tanya Ali yang menengok ke kanan dan ke kiri yang sedari tadi tidka melihat saudara angkatnya
"Biasanya Adnan jam segini sedang mengajar li" jawab umi kaysa
"Oh iya umi sampai lupa kamu minum apa Li"
"Gak usah umi soalnya Ali mau langsung liat-liat lingkungan pesantren ini boleh kan mi"
"Boleh silahkan apa mau umi temani" tawar umi kaysa
"Tidak usah umi aku bisa sendiri" tolak Ali
"Kamu masih ingat kan arah jalannya" ledek umi kaysa
"Masih lah umi" membuat Ali tertawa mendengar ucapan umi kaysa kemudian dia pun berpamitan untuk melihat kondisi lingkungan di pesantren ini dia terus berjalan banyak perempuan yang menatapnya dengan tatapan tersenyum-senyum sosok mata perempuan yang sedang duduk di kursi taman sepertinya dia mengenalinya lalu menghampirinya tiba-tiba saja dia mengingat Aisyah waktu kecil dulu
"Aisyah" panggil Ali membuat perempuan itu menoleh dia kaget melihat sosok lelaki yang dirindukannya
"Ali" gumam Aisyah lelaki itu pun menghampirinya
"Apa kabar" Ali menanyakan kabar Aisyah yang sudah berdiri disampingnya agak berjauhan
"Alhamdulilah baik" Aisyah menundukkan kepalanya
"Maaf aku baru bisa pulang ke Indonesia sekarang" Ali meminta maaf karena dia telah mengingkari janjinya kepada wanita yang ia cintai
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Ustadz (TAMAT)
Novela JuvenilWarning !!! Dilarang memcopy paste cerita saya ini murni karangan saya! Jangan lupa follow Biar selalu ada Notification ketika update !! hargai karya orang. Part selanjutnya akan saya private kalian masih bisa baca kok setelah follow akunnya. Semak...