patah hati

542 19 0
                                    

Malam hari Adnan, Syifa dan Raihan sedang pergi ke pasar malam bersama-sama mereka terlihat begitu bahagia seperti layaknya pasangan suami-istri apa lagi ada Raihan sudah seperti punya keluarga kecil bahagia seandainya Adnan belum punya calon istri pasti Syifa yang akan menjadi istrinya nanti mungkin sudah takdir mereka berdua tidak bisa bersama lagi

"Om aku mau naik itu" Raihan menunjukkan permainan yang begitu tinggi seperti kincir angin

"Jangan yang itu ya han ganti aja mau gak" tawar Syifa

"Memangnya kenapa Tante cantik"

"Gapapa takutnya jatuh hehe" membuat Adnan tertawa mendengarnya aneh-aneh saja kelakuan Syifa

"Kamu takut yah" ledek Adnan

"Gak kok ustadz aku cuma takutnya pas kita udah naik malah gak bisa jalan lagi kincir anginnya" jelas Syifa

"Kata siapa? Kan ada saya yang jaga kamu" goda Adnan

"Dulu aku pernah naik pas ditempat tinggi gak bisa jalan kincir anginnya jadi takut aku naik lagi"

"Tenang saja ada saya kok" Adnan menenangkan Syifa agar tidak takut dengan permainan kincir angin yang begitu tinggi

"Ayo Tante cantik kita naik itu" ajak Raihan

"Tapi Han..."

"Kalau kamu gak mau juga gapapa kita berdua saja yah gak han"

"Iya biar kita aja yang naik kalo Tante cantik gak mau ikut mah"

"Yasudah aku ikut kalian deh dari pada disini sendirian" pasrah Syifa kemudian mereka pun menaiki kincir angin sampai dipertengahan semua lampu mati membuat kincir angin berhenti seketika apa lagi yang kita taiki paling atas membuat Syifa ketakutan

"Aku udah bilang aku gak mau naik ini jadi gini kan hiks... hiks..." Syifa menangis kedua tangannya menutupi wajahnya ia takut jika terjadi seperti ini lagi

"Tenang yah pasti jalan lagi kok" Adnan mencoba menenangkan Syifa agar tidak menangis

"Maaf Tante cantik gara-gara aku Tante cantik jadi nangis" Raihan jadi merasa bersalah karena dirinya Syifa menangis

"Hiks...hiks..." Syifa hanya bisa menangis Adnan pun bingung harus bagaimana untuk menenangkannya

"Kita berdoa saja yah jangan nangis lagi Kay saya merasa jadi bersalah sama kamu maafkan saya yah" permintaan maaf Adnan padanya

"Tante cantik jangan nangis lagi aku jadi ikutan sedih nih" Raihan memeluk Tante cantiknya coba saja Syifa jadi istri Adnan pasti ia menenangkannya dengan cara memeluknya sekejap saja lampu sudah menyala kembali kincir angin pun sudah bisa berjalan kembali membuat Syifa berhenti menangis

"Alhamdulillah" ucap syukur Adnan

"Jangan nangis lagi yah sekarang kincir anginnya sudah berjalan kembali" Syifa pun tersenyum senang melihat kincir anginnya sudah berjalan kembali

"Nah gitu kan cantik Tante cantik" membuat semua terkekeh mendengar ucapannya

Setelah selesai kami menaiki permainan dan juga membeli makanan di Pasar malam kami pun pulang ke pesantren niatnya kami ingin pergi ke rumah umi Adnan dulu untuk pamit kembali ke kemar asramanya sampai dirumah Adnan banyak sekali orang yang datang ke rumah seperti ada acara

"Assalamualaikum" ucap mereka bersamaan lalu bersalaman satu persatu

"Wa'alaikumussalam" jawab salam yang berada didalam rumah Adnan

"Loh bibi kok ada disini sih" Syifa heran kenapa bibinya ada dirunah Adnan dan juga ada Aisyah ada apa mereka datang ke sini

"Iya nak bibi mau silahturahmi dengan keluarga Adnan"

"Mumpung ada Adnan kami ingin membicarakan tentang soal pernikahan nak Adnan dengan anak saya Aisyah" ujar Rumi ibunya Aisyah

"Pernikahan" Syifa terkejut mendengar kata pernikahan ada hubungan apa mereka berdua

"Loh memangnya kamu tidak tau nak, ustadz Adnan dan Aisyah akan menikah" jelas Rumi

"Gak itu gak mungkin kan" Syifa tidak percaya jika saudaranya akan menikah dengan orang yang sangat ia cintai kenapa hidupnya menjadi gini apa salah dirinya sampai-sampai orang yang ia cintai akan menikah dengan saudaranya sendiri

"Ra saya bisa jelaskan Semuanya" Adnan mencoba untuk menjelaskan semuanya tapi menurut Syifa ini semua sudah jelas jika dirinya akan menikah dengan saudaranya sendiri

"Jelaskan apa lagi ustadz? Kenapa gak bilang kalo ustadz mau nikah dengan Aisyah" tanya Syifa

"Saya gak mau kamu bertengkar dengan saudara kamu saja Ra"

"Kamu jahat ustadz hanya berikan saya harapan lebih dan sekarang malah Menikah dengan saudara saya sendiri gila memang yah" Syifa hanya tertawa padahal hatinya sakit mendengar kabar ini bahwa mereka akan menikah

"Ra saya tidak berniat untuk memberikan harapan sama kamu Ra"

"Apa ustadz bilang tidak berniat untuk memberi harapan pada saya! Lalu tadi apa mengajak saya jalan-jalan ke pasar malam kalo bukan memberikan harapannya kalo emang ustadz gak cinta sama saya bilang tidak usah begini caranya" emosi Syifa yang hanya diberikan harapan olehnya ia pikir Adnan benar-benar mencintainya ternyata tidak

"Ra aku bisa jelaskan semuanya saya benar-benar gak berniat untuk melakukan itu" Adnan mencoba untuk menjelaskan semuanya tapi Syifa sudah terlanjur sakit hati dengannya

"Selamat atas pernikahan kalian semoga kalian hidup bahagia saya permisi" dari pada Syifa harus sakit hati lagi lebih baik ia pergi dari sini ia sudah kecewa dengannya

"Ra tunggu" Adnan mencoba untuk mengejarnya tapi abinya memanggilnya

"Adnan lebih baik kita bicarakan pernikahan kalian" ujar abi

"Tapi bi aku mau ngejar Syifa dulu"

"Pikirkan pernikahan kalian sebentar lagi" tegas Abi ustadz Adnan pun menuruti ucapan abinya dari pada membuat abinya marah lebih baik menurutinya saja

"Hiks...hiks... Tega kamu ustadz" ditaman Syifa menangis kenapa Adnan memberikan harapan padanya jika ia tidak mencintainya kalo emang dia tidak cinta dengan Syifa lebih baik menjauhinya dari pada harus ada yang tersakitinya

"Hapus air mata kamu gak baik wanita menangis malam-malam begini" ustadz Ali melihat seorang wanita menangis malam-malam begini dari pada ia penasaran lebih baik melihatnya lebih dekat ternyata ia mengenalinya yaitu muridnya

"Terima kasih ustadz" lalu Ali mengangguk dan tersenyum

"Saya tahu kamu sedang patah hati"

"Kata siapa gak kok perasaan ustadz aja kali" Syifa menghapus air matanya takutnya Ali mencurigai jika dirinya menangis

Mengejar Cinta Ustadz (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang