Dari pengharapan muncul -macam dugaan yang berakhir keraguan.
Jika memulai dari ragu, maka kita akan selalu berusaha memantapkan hati agar ragu itu hilang, dibarengi dengan kesabaran, kepastian pun datang. Pahit manis kepastian itu, hati akan lapang menerima.
Kepastian itu adalah batang yang menjadi ujung, sedang menunggu adalah kata yang belum tentu.
Ada saatnya aku lelah menunggu kepastian dan pergi meninggalkan penyesalan.
Penyesalan akan selalu datang diakhir, karena kalau diawal namanya pendaftaran. Makanya segera beri kepastian, biar gak menyesal kemudian.
-Kayra Naadhifa Syifa
"Sampai kapan pun kamu mencari akun saya di social media gak akan ada" sembari mengambil hp milik Syifa yang sedari tadi mengutak-atik HP-nya"Ehh ustadz ngapain ustadz disini" gw seperti kepergok yang sedang nonton film aneh
"Kamu kenapa gak sholat kayra" tanya ustadz Adnan
"Hmm sa...yaaa... Lagi datang bulan Abang ustadz" jawab gw dengan gugup
"Abang ustadz" sembari mengangkat kedua alisnya yang bingung kenapa murid yang satu ini memanggilnya Abang ustadz apa dia tidak tau jika ustadz nya sudah memiliki calon istri dan apakah dia gak mikir gimana perasaan calon istrinya nanti
"Itu panggilan kesayangan saya ustadz ku kalo ustadz sendiri kenapa manggil saya kayra kenapa gak Syifa aja" sembari mengangkat kedua alisnya
"Iya seterah saya lah lagian bagusan nama kayra dari pada Syifa oh iya Kamu gak sedang bulan kan jawab jujur saja memangnya kamu mau mendapatkan dosa jika kamu berbohong" jelas ustadz Adnan
"Ehh... Enggak mau lah ustadz ok saya Jujur saya lagi nggak datang bulan ustadz" ujar gw yang hanya cengengesan
"Kamu tau kan kalo ada seorang santri yang tidak ikut sholat dia akan mendapatkan hukuman" tegas Adnan sembari memegang rotan yah dia setiap mengawasi santri lainnya pasti selalu membawa rotan untuk membangunkannya
"Ttt...iidak abang ustadz" sembari menundukkan kepalanya dan Hugo karena melihat Adnan yang sudah memegang rotan ditangannya
"Segera siap-siap untuk pergi ke masjid dan setelah pulang dari masjid datang lah ke rumah Kiai Sahlan hp mu saya sita assalamu'alaikum" ucap salam ustadz Adnan yang sudah keluar dari kamar ini
"Oh my good gimana nih hp gw disita lagi nanti kalo followers gw berkurang gimana lebih baik gw ke masjid dulu aja deh dari pada kena hukuman lagi" gumam gw kemudian mengambil mukena di lemari dan berlari-lari ke masjid yang sudah hampir penuh disana dan gw memilih duduk disamping Aisyah dan yang lainnya
"Alhamdulilah Akhirnya kamu datang juga" kata Aisyah dengan tersenyum senang
"Gw juga ke sini karena hp gw disita tuh" ucap gw dengan nada kezel
"Hp mu disita siapa fa" tanya Tika yang sedikit agak kepo
"Tuh Abang Ustadz" jawab gw
"Abang ustadz siapa fa" ujar Tika
"Ihh dodol masa lh gak tau sih ustadz Adnan itu loh" balas gw dengan menjitak kepalanya
"Maaf fa aku gak tau hehe" sembari cengengesan
"Udah mau mulai jangan berisik" perintah Aisyah kemudian kami pun mengerjakan sholat tahajud setelah itu mendengarkan ceramah dari ustadz Adnan bagi Syifa isi ceramahnya seperti menyindir dirinya
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap salam ustadz Adnan
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab salam semua jama'ah
"Puji syukur atas kehadiran Tuhan alhamdulilah saya masih bisa ceramah lagi dan disini saya ingin ceramah tentang kewajiban menutup aurat dan batasannya" ujar ustadz Adnan
"Bilang aja mau nyindir gw" balas gw dengan masih kezel HP-nya diambil olehnya
"Gak boleh benci fa nanti kamu suka loh" sindir Rika sedangkan Aisyah ia hanya terdiam padahal dia sakit hati jika saudaranya menyukai lelaki yang sama
"Siapa juga yang benci memang gw suka sama dia tapi gw benci sama sifatnya" ujar gw
"Jika melihat kehidupan masyarakat di sekitar, banyak kita jumpai kaum wanita keluar rumahnya dengan tidak mengenakan jilbab, atau bahkan memakai rok mini yang mengumbar aurat mereka, begitu pula kaum pria, banyak di antara mereka tidak menutup aurat.
Anehnya, keadaan itu dianggap biasa, tidak dianggap sebuah kemaksiatan yang perlu di ingkari. Seakan menutup aurat bukan sebuah kewajiban dan membuka aurat bukan sebuah dosa. Bahkan sebaliknya, terkadang orang yang menutup auratnya di anggap aneh, lucu dan asing. Inilah fakta yang aneh pada zaman sekarang. Kenapa bisa seperti itu ? Jawabnya, karena jauhnya mereka dari agama Islam sehingga mereka tidak mengerti apa yang menjadi kewajiban termasuk kewajiban menjaga aurat.
Oleh kerena itu, pada kesempatan kali ini, kami akan mencoba membahas tentang kewajiban menutup aurat, batasan-batasanya dan siapa yang bertanggung jawab menjaganya ?
PENGERTIAN AURAT DAN KEWAJIBAN MENUTUPNYA.
Aurat adalah suatu angggota badan yang tidak boleh di tampakkan dan di perlihatkan oleh lelaki atau perempuan kepada orang lain. [Lihat al-Mausû’ah al Fiqhiyah al Kuwaitiyah, 31/44] Menutup aurat hukumnya wajib sebagaimana kesepakatan para ulama berdasarkan firman Allâh Azza wa Jalla:
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Katakanlah kepada orang laki–laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allâh maha mengatahui apa yang mereka perbuat.” Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera–putera mereka, atau putera–putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Ustadz (TAMAT)
Teen FictionWarning !!! Dilarang memcopy paste cerita saya ini murni karangan saya! Jangan lupa follow Biar selalu ada Notification ketika update !! hargai karya orang. Part selanjutnya akan saya private kalian masih bisa baca kok setelah follow akunnya. Semak...