"Jangan mencintai seorang wanita hanya karena kecantikan parasnya saja, karena anakmu tidak membutuhkan seorang ibu yang cantik. Akan tetapi mereka membutuhkan seorang itu yang mampu mendidiknya menjadi lebih baik"
"Jika engkau menginginkan seorang wanita yang baik maka jadilah seorang laki-laki yang baik pula. Karena sesungguhnya jodoh adalah cerminan dari diri kita masing-masing"
-Ustadz Adnan
"Assalamu'alaikum" ucap salam keluarga gw
"Wa'alaikumussalam" jawab salam Abi & uminya Adnan yang sudah membuka pintu rumahnya dan berwajah senang
"Gimana kabar kamu kaysa" tanya mamah gw sembari bersalaman dan memeluk uminya Adnan
"Alhamdulilah kamu gimana kabarnya ran" jawab kaysa
"Alhamdulilah baik" ujar mamah gw
"Ternyata mereka sudah lama mengenalnya" batin Aisyah
"Ayo masuk dulu ngobrolnya didalam aja" ajak Abi Adnan kemudian kami pun masuk ke dalam rumahnya dan duduk di sofa
"Ada apa nih kamu ke sini" tanya Kiai Sahlan yang sudah duduk di sofa
"Kami ke sini untuk mengantarkan anak kami sekolah dipesantren ini" jawab papah gw
"Anakmu yang mana Aisyah atau gadis yang satu ini" sembari menunjukan kedua gadis yang sudah duduk didepannya
"Ini putri kami Syifa dan Aisyah itu keponakan kami" ujar papah gw dengan tersenyum
"Ini anak mu ran masya Allah cantik sekali gak nyangka loh dulu masih kecil Adnan selalu membujuk kamu untuk ke rumah kamu terus" balas umi kaysa lalu gw hanya tersenyum
"Masa sih umi ustadz Adnan nanyain kabarku terus" kata gw
"Iya loh nak dia selalu nanyain kamu terus waktu kamu sudah kembali ke Jakarta" ucap umi kaysa
"Kami titip putri kami yah lan kalo dia bandel omelin aja biar dia kapok" pesan papah gw
"Apa sih pah masa sama anaknya gitu sih"
"Pak Kiai kasih hukuman yang berat aja tuh sama adik say biar kapok juga" adu bang Dika
"Ini lagi Abang awas aja kalo gak ada gw pasti kesepian deh" lawan gw semuanya hanya tertawa berbeda dengan Aisyah yang sedari tadi hanya diam saja dia bingung harus jawab apa lagi
"Aisyah kamu ajak nak Syifa ke kamar kamu nanti Syifa tidur bareng kamu aja yah" perintah umi
"Baik umi kalo begitu kami pamit dulu ke pesantren" Aisyah bernjak dari duduknya dan berpamitan ke semua orang yang berada disini
"Pah mah bang aku pamit yah jangan lupa nanti jemput aku ke sini lagi yah" ujar gw sembari mencium tangan kedua orang tua gw kemudian pergi ke pesantren menuju kamar santri Wati sampai di kamar pun gw melihat ada kasur cuma hanya 2 masa iya gw tidur bareng mereka berempat
"Assalamu'alaikum" ucap salam Aisyah
"Wa'alaikumussalam" jawab salam teman kamarnya
"Kamu sudah balik Syah kamu bawa siapa cantik sekali" tanya salah satu santri disini
"Baru tau gw udah cantik kali dari lahir" sindir gw mereka hanya tersenyum saja
"Oh ini saudaraku namanya Syifa" Aisyah memperkenalkan Syifa kepada temannya
"Kenalin saya Tika" Tika mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan dirinya
"Gw Syifa" gw menolak jabatannya
"Kalo saya Rika salam kenal yah" sembari mengulurkan tangannya tapi ditolak oleh Syifa
"Oh iya Syah gw tidur dimana" tanya gw yang melihat hanya ada 2 kasur
"Kamu tidur dengan saya 1 kasur karena disini hanya ada 2 kasur jadi 1 kasur 2 orang" jelas Aisyah
"Yaudah gw mau beres-beres dulu" gw memasukkan baju gw ke dalam lemari mereka pun ikut membantu menilapkan pakaian Syifa untuk dimasukkan ke dalam lemari
"Sini biar saya bantu"
"Makasih"
"Loh baju kamu gak ada yang tertutup gitu" tanya Tika yang melihat pakaian Syifa yang tidak tertutup semua
"Kenapa tadinya mamah gw masukkan baju gamis ke dalam koper gw tapi gw pindahin lagi aja deh ke lemari gw di Jakarta" jawab Syifa
"Yasudah kalo begitu aku pinjamkan baju saja untuk kamu" ujar Rika
"Gak usah gw belum terbiasa sama pakaian seperti kalian" menolaknya
"Yasudah tidak apa-apa nanti juga terbiasa kok" balas Aisyah dengan tersenyum dan kembali membantu Syifa menilapkan pakaiannya
Di sepertiga malam seluruh santri sudah bangun untuk sholat tahajud berjamaah di masjid sementara Syifa masih tertidur pulas teman-temannya sudah membangunkannya tapi tetap saja dia belum bangun dengan cara apa lagi mereka membangunkannya Aisyah pun sama sudah membangunkan saudaranya tapi dia tetap tidak bangun-bangun
"Fa ayo bangun nanti kita telat loh sholatnya" Aisyah mengguncang-guncangkan tubuh milik Syifa
"Engghhh gw masih ngantuk tau gak sih" sembari menutup telinga gw dengan bantal
"Tapi fa nanti kamu bisa diomelin sama Ustadz Adnan nanti" bujuk Aisyah masih saja Syifa tidak mendengarkannya
"Udah lu aja sana nanti gw nyusul" usir gw dengan kebohongan agar mereka keluar dari sini
"Yang benar nih fa" tanya Tika
"Benar udah ah sana lu pada ke masjid nanti diomelin mau luh" gw menakuti mereka agar semua pada kabur dan gw pun berhasil membuat mereka kabur dari sini
"Yasudah kita ke masjid dulu yah fa jangan lupa nanti ke masjid yah oh iya mukenamu sudah ada dilemari kamu bisa pakai mukena aku saja" pesan Rika dengan tersenyum
kemudian mereka pun pergi keluar dari kamar ini akhirnya Syifa bisa main hp juga tanpa gangguan mereka kalo ada mereka pasti curiga lagi berabe deh urusannya nanti
"Mana sih akun Ig ustadz Adnan kok gak ada sih" dumel gw sendiri sembari mengutak-atik hp gw mencari nama Ig ustadz Adnan sampai-sampai dia tidak tau jika ada seseorang yang masuk ke kamar ini dia adalah pengawas pesantren yaitu ustadz Adnan lalu dia merebut hp milik Syifa membuat dia kaget jika hp nya diambil
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Ustadz (TAMAT)
Teen FictionWarning !!! Dilarang memcopy paste cerita saya ini murni karangan saya! Jangan lupa follow Biar selalu ada Notification ketika update !! hargai karya orang. Part selanjutnya akan saya private kalian masih bisa baca kok setelah follow akunnya. Semak...