Apakah kamu bakal membenci saya jika kamu mengetahui kalo ustadz Adnan sudah melamar saya
-AisyahSampai dirumah Aisyah kami pun turun dari mobilnya Adnan pun ikut turun dari mobilnya dia melihat ada om Hardi kenapa dia gak bilang kalau dia datang ke Yogyakarta, yah dia mengenalinya karena papah Syifa bersahabatan dengan abinya Adnan
"Assalamu'alaikum om" ucap salam Adnan sembari Mencium tangan om Hardi
"Wa'alaikumussalam loh kok kalian bisa sama nak Adnan sih" tanya papah gw yang bingung karena tadinya kita jalan sendiri dan pulangnya diantarkan oleh Adnan
"Tadi kebetulan ketemu dijalan om" jawab Adnan dengan tersenyum membuat memperlihatkan lesung pipinya
"Loh kok papah tau sih dia ini ustadz Adnan" sembari menaikkan kedua alisnya
"Ya tau lah sayang dia itu anak dari sahabat papah dari kecil" jelas om Hardi lalu gw mengangguk saja
"Om kapan datangnya kenapa gak bilang saya kalo om datang Abi saya selalu nanyain kabar om loh" ujar ustadz Adnan
"Alhamdulilah kabar om baik gimana kabar abimu itu" balas om Hardi
"Alhamdulilah Abi saya baik om, oh iya saya pamit om takutnya umi daya nyariin om tau kan umi saya gimana"
"Om titip salam buat abimu bilangin juga kalo anak om besok bakal sekolah di pesantren milik abimu"
"Iya nanti saya sampaikan om saya pamit om assalamu'alaikum" ucap salam ustadz Adnan belum saja Adnan masuk ke dalam mobilnya dia sudah di panggil oleh Syifa
"Tunggu ustadz" panggil Syifa membuat Adnan berhenti melangkah dan berbalik arah tubuhnya ke belakang
"Ada apa" sembari mengerutkan keningnya membuat semua orang yang berada disini bingung kenapa Syifa memanggil Adnan kembali
"Jaket ustadz gimana" kata gw
"Seterah kamu dikembalikannya kapan yasudah saya permisi assalamu'alaikum" ucap salam Adnan
"Wa'alaikumussalam" jawab salam bersamaan kemudian Syifa tersenyum-senyum sendiri
"Hayo kenapa senyum sendiri" Rani yang baru datang langsung menyenggol bahu Syifa membuat dia tersadar dari lamunannya
"Hmm... Enggak mah aku ke kamar dulu yah" pamit gw kemudian berjalan menuju kamar
"Maaf ga aku belum bisa bicara sama kamu jika aku sudah dilamar oleh ustadz Adnan apakah kamu bakal membenciku jika suatu saat nanti kamu tau kalo kami segera menikah" batin Aisyah
"Bu, pak saya masuk ke dalam dulu" izin Aisyah lalu keduanya membalasnya dengan anggukan dan tersenyum
"Anak kita kenapa sih pah senyum-senyum begitu" tanya mamah yang sedikit agak kepo jika ini bermasalah dengan putrinya
"Dia senyum karena dia antarkan oleh Adnan mah"
"Loh bukannya Adnan itu anak dari Kiai Sahlan Mahfudz kan" sembari mengangkat kedua alisnya
"Ya benar tapi papah cuma takut jika Nanti Syifa tau kalo Adnan sudah melamar Aisyah sejak dulu papah cuma gak mau kalo nanti putri kita sakit hati mah" lirih om Hardi dia bingung harus bagaimana caranya agar putrinya tidak sakit hati jika dia tahu kalo orang yang dia suka sudah melamar saudaranya sendiri
"Iya pah kalo anak kita tau gimana yah pah apa kita kasih tau ke Syifa aja sebelum dia mencintai lebih dalam lagi dengan Adnan" saran Rani
"Sudahlah kita tidak usah terlalu ikut campur dengan urusan remaja mending kita ke dalam sambil ngopi-ngopi" ajak om Hardi sambil menggandeng tangan istrinya
"Genit banget sih gak ingat udah tua pah masih aja kaya anak ABG" sindir rani
"Gapapa lah mah yang penting kita bahagia ayo kita masuk ke dalam gak baik diluar mulu" kemudian mereka pun masuk ke dalam rumahnya sembari menggandeng tangan istrinya dan tersenyum senang
Esok hari kami sudah ingin berangkat menuju ke pesantren sedangkan gw sedang membereskan barang-barang gw ke dalam koper setelah itu keluar dari kamarnya menuju ruang tamu yang sudah pada menunggu
"Udah siap semuanya" tanya papah gw yang sudah siap berangkat menuju pesantren
"Siap dong" Syifa sudah bersemangat untuk bertemu dengan calon imamnya yaitu Adnan Iyah dia belum mengetahui jika Adnan sudah mempunyai calon istri
"Bentar kamu kenapa pakai pakaian begini nak" ujar mamah gw yang melihat pakaian gw yang hanya memakai baju dress diatas paha gw
"Udah sih gapapa males aku make baju seperti Aisyah gerah tau gak" dumel gw untuk menolak memakai baju seperti Asiyah
"Dek kita itu mau ke pesantren bukan mau ke club' gimana sih lu" omel bang Dika
"Seterah gw sih komentar aja kalo gak terima sama pakaian gw yaudah gak usah jadi aja ke pesantrennya
"Sudah-sudah biarkan saja Syifa seperti itu Nani juga dia berubah di pesantren" om Hardi menyudahi perdebatan mereka berdua
"Kami pamit dulu yah rum nanti dari pesantren kami langsung pulang gak mampir ke rumah kamu dulu" pamit mamah gw sembari bersalaman dan berpelukan
"Iya gapapa kok hati-hati yah dan" ujar Rumi
"Saya dan keluarga pamit yah" balas papah gw dengan tersenyum
"Saya juga pamit juga bi" kata bang Dika sambil mencium tangan bibinya setelah itu kami pun berangkat menuju pesantren sampai disana kami dilihatkan oleh para santri dan gw pun berpikir ngapain sih ngelihatin sampai segitunya emang ada yang aneh yah dasar matanya jelalatan gw menghiraukan tatapan mereka langsung saja mengikuti papah gw yang sudah berjaln menuju rumah Kiai Sahlan Mahfudz sampai didepan rumahnya kami pun disambut oleh keluarganya
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Ustadz (TAMAT)
Dla nastolatkówWarning !!! Dilarang memcopy paste cerita saya ini murni karangan saya! Jangan lupa follow Biar selalu ada Notification ketika update !! hargai karya orang. Part selanjutnya akan saya private kalian masih bisa baca kok setelah follow akunnya. Semak...