"Ustadz aku takut" Aisyah merasa ketakutan apa yang telah terjadi pada dirinya"Gak usah takut ada saya disini, saya bakal jagain kamu dari perbuatan Syifa"
"Perbuatan Syifa" Aisyah terkejut mendengar ucapannya ia tidak tahu maksud dari perkataannya
"Iya ini semua karena ulah Syifa yang sudah membunuh kamu" jelas Adnan
"Bukan Syifa yang membunuh aku" ujar Aisyah
"Sudah jelas Syifa yang bersalah, waktu 1 Minggu yang lalu aku melihat Syifa digudang lagi memegang pisau ditangannya"
"Tapi bukan dia yang bunuh aku"
"Lalu siapa yang membunuh kamu" tanya Ali yang sudah penasaran ingin mengetahui apa yang terjadi padanya
"Tiara yang sudah membunuh ku" jawab Aisyah
"Tiara siapa dia" ujar Ali
"Tiara adalah salah satu santriwati dulu dia memang menyukai saya tapi saya tidak menyukainya" balas Adnan
"Aku tau dari adik kelas katanya aku disuruh ke gudang oleh ustadz Adnan dan pas aku ke gudang sudah gelap Tiara pun datang dari situ aku bingung harus berbuat apa lagi" Aisyah menjelaskan kejadian sebelumnya
"Jadi Syifa tidak salah" kata Adnan
"Gak ustadz"
"Maafkan aku ra" gumam Adnan yang sudah merasa bersalah karena sudah menuduhnya tanpa ada bukti
"Saya ke pesantren dulu Ali tolong jaga calon istri saya" pesan Adnan pada adiknya
"Abang mau kemana" tanya Ali
"Aku mau menemui Syifa dulu untuk meminta maaf sudah menuduhnya" jawab Adnan
"Yasudah hati-hati bang"
"Saya permisi dulu Syah kalo ada apa-apa bilang sama Ali saja"
"Baik ustadz"
"Saya permisi dulu Assalamualaikum" Adnan pun pergi meninggalkan ruangan rumah sakit ini dirinya ingin menemui Syifa untuk meminta maaf karena dirinya sudah menuduhnya yang tidak baik, sampai di pesantren Adnan berlari ke kamar asrama santriwati ia ingin menemui Syifa.
"Assalamualaikum" Sampai didepan kamarnya, Adnan mengetuk pintu kamarnya.
"Wa'alaikumussalam" Tika membuka pintu kamarnya ia melihat Adnan sudah berada didepan pintu kamarnya
"Ada apa ustadz" tanya Tika pada ustadznya
"Saya mau bertemu Syifa ada?" Ujar Adnan
"Syifa sudah tidak tinggal disini lagi ustadz" balas Tika
"Kemana dia"
"Katanya dia mau pulang ke rumahnya"
"Pulang?" Adnan terkejut mendengarnya ia tidak menyangka jika Syifa sudah pulang ke rumahnya apa karena dirinya jadi pergi dari pesantren ini
"Iya ustadz"
"Dia pernah bilang sesuatu tidak sama kamu" tanya Adnan
"Tidak ustadz dia hanya bilang mau pulang ke rumahnya" jawab Tika dengan sebenarnya
"Syifa bakal kembali lagi ke pesantren ini kan" Adnan memastikan bahwa Syifa akan kembali lagi ke pesantren
"Tidak ustadz dia sudah tidak mondok di pesantren ini lagi" jelas Tika
"Maafkan saya gara-gara saya kamu pergi dari sini" Adnan mengusap wajahnya dengan kasar ia menyesal sudha menuduhnya coba saja dia tidka menuduhnya tanpa bukti pasti dia bakal ada disini lagi
"Yasudah saya permisi Assalamualaikum" Adnan pamit untuk kembali ke rumah sakit lagi untuk menjenguk keadaan calon istrinya
"Wa'alaikumusalam ustadz" Adnan pun berangkat ke rumah sakit kembali Sampai di rumah sakit ia mendengar pembicaraan Ali dan Aisyah, ternyata mereka berdua punya hubungan.
"Syah aku gak mau mengecewakan Abang ku"
"Tapi Li aku tidak mencintainya aku hanya cinta sama kamu li"
"Gak kamu harus lupakan aku dan menikah dengan abangku" pinta Ali
"Dulu Kamu bilang mau nikahkan aku kenapa sekarang kamu gak mau"
"Dulu kamu belum dilamar oleh abangku dan sekarang kamu akan menikah dengannya" jelas Ali
"Jadi kalian sudah saling kenal" Adnan masuk ke ruangannya ia mendengar pembicaraan mereka berdua
"Abang aku bisa jelaskan semuanya" Ali tidak mau jika ada kesalahpahamannya
"Kamu mencintai Aisyah kan li" tanya Adnan
"Aku sudah ikhlas kok bang, Abang boleh menikah dengan Aisyah" jawab Ali
"Pernikahan itu akan dibatalkan" Adnan ingin membatalkan pernikahannya percuma saja jika dia menikah dengan Aisyah jika dirinya tidak mencintainya
"Maksud Abang apa? Kalau umi sampai tahu bagaimana bang pasti syok"
"Kamu yang akan menggantikan posisi Abang"
"Maksud ustadz apa"
"Kalian yang akan menikah"
"Tapi Abang bagaimana, bukannya abang mencintai Aisyah juga?" tanya Ali
"Saya tidak mencintai Aisyah, saya hanya mencintai Syifa saja." jawab Adnan dengan tersenyum
“Lalu kenapa abang tidak menikah saja dengan Syifa.” Saran Ali untuk abangnya agar segera menikahi Syifa.
“saya berniat untuk menikahi Syifa, tapi Syifa sudah pulang ke rumahnya dan tidak Mondok lagi.” Jelas Adnan Bingung harus bagaimana lagi mencari keberadaan Syifa.
“apa? Syifa tidak Mondok lagi ustadz.” Aisyah terkejut mendengar ucapan Adnan bahwa Syifa tidak Mondok lagi.
“Iya, saya tanya teman-teman sekamarnya katanya Syifa sudah pulang dan kembali lagi.” Ucap Adnan.
“Astagfirullah, aku jadi merasa bersalah dengan Syifa.” Aisyah jadi tidak enak hati dengan Syifa karena dirinya masuk rumah sakit Ia jadi di tuduh membunuhnya.
“kamu tidak salah syah, saya yang sudah menuduh Syifa tanpa bukti.” Kata Adnan.
“oh, iya Dit tolong di jaga Aisyah baik-baik yah.” Pesan Adnan untuk adiknya agar selalu menjaga Aisyah.
"Baik bang aku akan selalu menjaganya" Aisyah bahagia akhirnya dia akan menikah dengan orang yang dia cintai
4 tahun kemudian
Pagi hari Syifa terbangun dari tidurnya seperti biasanya ia akan berangkat kerja di butiknya sendiri iya, dia sudah mempunyai butik dari dulu cita-citanya ingin membuka butik dan Alhamdulillah akhirnya tercapai juga. Sampai akhir ini Syifa masih mencintai Adnan ia sudah mencoba melupakannya tapi tetap saja tidak bisa move on darinya dengan cara apa lagi ia harus melupakannya apa harus menikah dengan orang lain dulu untuk melupakannya tapi dirimu tidak menyakiti perasaan lelaki lain jika ia masih mencintai Adnan.
Dia sudah mencoba melupakannya tapi kenangannya masih teringat, orang tuanya pun menjodohkan dirinya dengan lelaki lain karena ia khawatir dengan keadaan anaknya yang selalu melamun terus.
"Sayang nanti malam calon suami kamu datang ke sini untuk melamar mu" ujar mamahnya yang sedang menyiapkan sarapannya
"Mah aku gak mau dijodohkan aku masih bisa cari calon suami sendiri tanpa harus dijodohkan" balas Syifa menuangkan nasi ke dalam piringnya
"Sampai kapan kamu mencari calon suami? Sampai kamu mengharapkan Adnan melamarnya iya gitu." Papahnya tidak mau anaknya terlalu berharap dengan orang yang tidak pasti
"Bukan gitu pah"
"Sayang ingat Adnan sudah menikah dengan saudara kamu jadi jangan mengharapkan Adnan yang sudah beristri" mamahnya ingin memberikan suprise untuk anaknya jika yang dia jodohkan adalah Adnan orang yang dia cintai selama ini.
"Aku berangkat dulu mah pah kalo malam ini sepertinya aku gak bisa bertemu dengan calon suamiku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Ustadz (TAMAT)
Подростковая литератураWarning !!! Dilarang memcopy paste cerita saya ini murni karangan saya! Jangan lupa follow Biar selalu ada Notification ketika update !! hargai karya orang. Part selanjutnya akan saya private kalian masih bisa baca kok setelah follow akunnya. Semak...