'cemburu'

2 1 0
                                    

▪▪▪

Hari ini adalah hari senin. Hari tersibuk bagiku, selain mempersiapkan upacara sebagai tugas seorang anggota OSIS. Jadwal pelajaran hari ini sangatlah padat dan cukup menguras energi.

Upacara berlangsung seperti biasa, kali ini aku memang sengaja berbaris di belakang barisan anak X MIPA, demi melihat ria tentunya. Kecuali karena alasan kedua yaitu ngadem. Disana memang ada pohon mangga yang lebat, jadi kalau ngadempun tak apa.

Kegiatan belajar mengajar berjalan seperti biasa. Dibuka dengan mata pelajaran Ibu Merta hari ini di kelasku. Tak perlu ku jelaskan, tak ada hal spesial kecuali hanya materi bertumpuk yang tersaji di depan mataku.

Selesai kbm nanti, aku berencana mengerjakan proposal pelantikan bantara. Ya, itu memang sudah menjadi tugasku.

Setelah lomba selesai, kini para dewan akan mempersiapkan kegiatan pelantikan. Yang hanya menghitung belasan hari lagi.

Bel pulangpun berbunyi. Aku belum pulang sesuai janjiku, aku hanya sekedar membereskan buku yang berserak diatas meja kemudian memasukannya kedalam tas. Sedangkan jam di dinding kelas menunjukan pukul 16.00 WIB.

Aku memang sengaja mengerjakan proposal di sekolah. Karena kalau di rumah, ceramah nenek bakal kelar sampe proposal jadi. Alangkah lebih baik aku mengerjakannya di sekolah. Lebih tenang, nyaman, dan ya sekalian saja dari pada gabut di rumah ngerjainnya sendirian.

Aria sedang pergi membeli makanan. Aku memang mengajak aria untuk menemaniku membuat proposal. Entah dia sedang tidak menolak kali ini.

Aku sesekali melihat keluar, ternyata ada anak futsal sedang latihan di lapangan. Jarak antara kelasku dan lapangan memang tak begitu jauh. Jadi aku bisa melihatnya secara leluasa.

Disana ada shilvana, sejak akhir semester tahun lalu, dia memang mulai giat mengikuti eskul futsal. Sekarang sudah menjadi pemain inti tim futsal putri SMA ini. Beberapa turnamen telah ia ikuti.

Hari ini ulang tahun pelatih futsal yaitu Pa Andi. Beliau adalah eks guru di SMA ini, sejak memutuskan mengambil S2 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), beliau ingin fokus pada kuliahnya dan resent untuk sementara.

Tapi keantusiasannya dengan dunia olahraga, tak menyurutkan semangatnya menjadi pelatih utama futsal SMA NUSA HARAPAN. Bisa terhitung beliau hanya vacum dari eskul futsal hanya 1 minggu. Kemudian dia balik lagi.

Namun, memang Pa Andi adalah tipikal guru yang baik dan mengayomi. Pantas saja meski jabatan gurunya sudah digantikan, tapi jiwa sebagai seorang pendidiknya amat tinggi.

Mungkin itu alasan utama pelatih tim futsal tidak pernah diganti. Tetap keputusan resent telah bulat bagi Pa Andi. Dia hanya ingin tidak terlalu baku bila melatih futsal dengan panggilan "pa".

Aku mendengar rencana perayaan ulang tahun Pa Andi saat jam istirahat. Shilvana dan anak futsal lainnya membicarakan hal itu di perpustakaan. Aku tak sengaja menguping. Lebih tepatnya suara mereka saja yang terlalu keras.

Beruntungnya saat itu penjaga perpustakaan sedang pergi menghadap Bu Ara, kalau tidak mereka akan diusir karena fungsi perpustakaan adalah tempar membaca bukan mengobrol atau bahkan berdiskusi tentang ulang tahun. Itu sangat aneh bukan?.

"Uy ran, lagi ngeliatin apa sih?," kaget aria. Aku memang tau dia lewat di depanku, namun aku sedang malas saja menanggapinya. Jujur walaupun seperti itu, aku masih saja terkaget.

"Enggak kok ya," ujarku sambil membenarkan posisi yang tadinya menghadap pintu kelas, berputar menatap laptop yang baru saja aku nyalakan.

Beberapa menit lengang. Aku membuka pembicaraan, setelah meng-copy file proposal kegiatan lomba kemarin. Ya, fungsinya agar aku tak susah mencari referensi lain. Tinggal revisi bagian yang sekiranya perlu atau mungkin belum bener.

Ku Gantung Harapanku di Sebatas Patok Tenda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang