Hal baru

24 2 0
                                    

^°_°^

"Selamat pagi anak-anak," ujar pak wagino, dengan ramah pagi itu.

"Pagi pak," jawab kelas kami secara serempak.

Pak Wagino adalah guru mata pelajaran ekonomi di kelas ku, dia juga merupakan wakil kepala sekolah (wakasek) bidang kurikulum, yang saat-saat ini sedang sibuk oleh tugas kerjanya yang bolak balik bandung.

Jadi beberapa siswa di kelas kami sebelumnya telah mempersiapkan pertanyaan ini ke pa wagino, karena beliau lah yang secara tidak langsung tau mengapa bu tifany mengundurkan diri menjadi walikelas kami dan siapakah yang nantinya akan menggantikan posisi bu tifany sebagai walikelas kami, serta saat pelajaran pa Wagino itulah merupakan saat yang tepat untuk menanyakan hal-hal itu, sekaligus kesempatan yang paling ditunggu oleh kami semua dan juga kejadian yang tergolong langka.

"Baik saya buka pelajaran hari ini, silahkan buka buku paket halaman 13 tentang pembelajaran laba," ujar pa wagino.

Belum sempat pa wagino usai menutup mulutnya, suara lantang dari belakang kursiku menggema, sehingga menghentikan gerakan pa wagino untuk membuka buku materi pada halaman yang baru saja ia ucapkan.

"Pak, boleh nanya enggak?," celetuk Toro saat kbm sudah siap berlangsung.

"Iya boleh, nanya apa Toro?," jawabnya dengan logat halus yang sangat jawa sekali.

"Kenapa sih pa, walikelas kita diganti, bapak kan wakasek kurikulum ya pasti tau lah kenapa jadi kaya gitu?," sambung Toro.

"Ada deh...... pada kepo ya?," ujarnya terputus membuat kita yang tadinya bersiap mendengarkan dengan serius berubah pecah akibat sikap pa wagino yang memang humoris.

"Yah..... bapak, ayo pak cerita," ujar si ratu gosip Nessi.

"Jadi bu tifany menginginkan bahwa dalam umroh pertamanya dia khusyu dan tak mau membawa masalah sekolah terutama jabatan walikelasnya saat dia berada disana," Jawab pak wagino dengan kalem.

"Terus siapa dong pa yang gantiin ibu tifany nanti?," tanya Chaca dengan spontan.

"Iya bener pak nanti siapa yang gantiinnya? Jangan sampe deh ibu Ari," sahut Zahra.

¤¤¤

Pagi itu aku datang bersama arya, untung saja kami datang lebih pagi, jadi rekor telat kami gak banyak-banyak banget.

Tiba-tiba pagi itu aku bertemu dengan Ria dan teman ceweknya, yang gak tau deh siapa?. Tapi wajahnya masih familiar di memori otakku.

"Pagi kak," sapanya pagi itu dengan senyum khas di wajahnya itu.

"Pagi juga, mau kemana ri? Masih pagi udah ada disini," sahutku.

"Oh... itu ka mau nganter si Adel ke ruang guru, buat ngumpulin tugasnya bu Ros," jawabnya.

"Oh ini adel, yang kemarin ketabrak saya ya pas istirahat, soal kemarin maaf ya!," ujarku padanya.

"Iya ka gak papa kok," ujarnya dan berlalu bersama ria. "Ya udah ya ka, kita duluan".

¤¤¤

Bel istirahatpun berbunyi, aku sedang duduk di meja sambil membereskan buku-buku yang tercecer, dan memasukkan ke dalam tas. Aria dia sudah pergi untuk mengumpulkan tugas yang baru saja selesai dikerjakan ke ruang guru.

Rasanya hari ini aku males untuk pergi ke kantin seperti biasanya, si Aria juga belum balik dari ruang guru. Pastinya di warung bi Darmi udah rame, nanti disana ngantri lagi, udah mah 15 menit waktu istirahatnya, sampe ke warung bi Darmi aja butuh waktu 4 menit, belum mesennya. Ribet!

Ku Gantung Harapanku di Sebatas Patok Tenda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang