○○○
Sinar matahari masuk dari sela-sela jendela kamarku tanpa permisi, membuatku terhentak dan terbangun dari mimpi yang indah. Memimpikan dia tentunya.
Aku segera mengucek-ucek mata, berbenah meski masih setengah sadar seraya meraih hp dan mengintip jam pada layarnya, hp-ku memang selalu tergelak tak jauh di sampingku saat aku tertidur.
Pukul 06.30 WIB. Begitulah deretan keterangan waktu yang tertera di layar hp-ku. "Busett bisa telat nih," ujarku dalam hati seraya bangkit dan bergegas untuk meraih handuk.
Setelah handuk kudapatkan, aku segera menuju kamar mandi untuk melakukan ritual pengusir bau alias mandi, ya walaupun alakadarnya. Demi menghemat waktu. Cukup cuci muka, sikat gigi dan yang paling penting asal kena air.
Pagi ini, aku memang bangun sedikit terlambat dari biasanya. Ya itu karena tadi malam, aku tidur terlalu larut. Tugas yang belum kelar jadi faktor utamanya.
Setelah selesai mandi, aku bergegas memakai seragam dengan asal-asalan saja, yang penting judulnya make. Sepatupun aku ikat dengan seadanya.
Aku mengingat satu hal penting yang membuatku ribut gak karuan kaya gini, yakni hari ini adalah jadwal piket gerbangnya bu Ara. Tau kan kalau yang telat pasti dihukum, tapi lain cerita kalau yang piket gerbangnya bu Ara, lama bener hukumannya bisa sampe 1 jam, udah kaya napi. "Duh bakal dihukum nih, kalau telat," cemasku dalam hati. Resah, Gundah, Gulana. Itu semua bercampur aduk.
Setelah selesai dengan semua keperluan sekolah dari mulai seragam, alat tulis, tugas, serta yang paling gak boleh lupa dan ketinggalan yaitu hp.
Aku pun bergegas keluar kamar seraya menenteng tas yang sudah terisi penuh serta merapihkan sepatu yang satu sisinya belum terpakai sempurna.
"An, sini sarapan dulu," seru nenek yang sedang duduk di kursi makan menyapaku. "Gak ah nek, andu udah telat nih, andu sarapan di sekolah aja," ujarku seraya terus berlari kecil menuju garasi untuk mengeluarkan motor, dan bergegas pergi.
Sesampainya di dalam garasi, aku langsung menyalakan mesin motor, dan memanaskannya sebentar seraya aku merapihkan rambut yang kucerminkan pada kaca spion, supaya cakep.
"Makanya kalau malem jangan begadang terus, kan telat jadinya," omel nenek dari arah meja makan, buset masih kedengaran aja sampe dalem garasi. Padahal jaraknya ada 11 meteran.
Aku hanya diam tak menggubris. Kemudian segera mengendarai motor keluar garasi dan otw sekolah. "Nek andu pergi dulu," ujarku berteriak.
Kalau gak cepet-cepet pergi, selain bakal kena hukum di sekolah karena telat, aku juga akan dapat tambahan ceramah dari nenek yang gak berhenti-henti bisa sampe 1 jam.
Motorpun melaju dengan kecepatan 60 Km/jam, hal itu aku lakukan demi mempersingkat waktu supaya gak di hukum. Setelah sekitar 10 menit perjalanan. Akhirnya akupun sampai di depan gerbang utama.
Sesuai dugaanku, pak satpam dan bu Ara sudah berjaga tegap di depan gerbang. Mereka berdua sudah siap untuk menutup gerbang, aku melihat gerak gerik mereka, tentunya dari bersautan mereka pada semua siswa yang berjalan lelet untuk segera berlari, ya, itu menjadi pertanda final bahwa waktu bel akan berbunyi 5 menit lagi.
Untung saja, aku datang tepat waktu, ya pukul 06.55 WIB tepat 5 menit sebelum bel berbunyi, aku sudah masuk di area sekolah.
Beruntungnya karena aku masih diberi toleransi. Sebab biasanya, kalau jadwal piket gerbangnya itu bu Ara, 15 menit sebelum jam 7 teng-pun, gerbang sekolah sudah pasti tertutup rapat.
Tapi untuk hari ini mungkin mood bu Ara sedang bagus, jadi ditutupnya tepat jam 7 deh, sehingga aku gak dihukum karena telat. Yang sering ya bu kaya gini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Gantung Harapanku di Sebatas Patok Tenda
RomanceMenjadi senior tak membuat diriku semena-mena. Cerita cinta masa remaja, membuatku merasa memiliki hal aneh terutama masalah perasaan, sakit hati untuk pertama kali bahkan rasa dari cinta pertama yang sulit dihilangkan. Namanya Ria, adik kelasku, ci...