walikelas pengganti

24 2 0
                                    

~¤~

Kelasku memang kelas yang cukup dibilang bandel, angka kehadiran yang paling di kritik setiap guru yang masuk mengajar, tak heran bila ada keterangan nihil di buku agenda kelas, maka guru yang mengajar hari itu akan mengabsen ulang.

Sangat tidak percaya!, itu sebabnya kelas XI MIPA 3 terkenal sebagai salah satu kelas terburuk di raport tahunan ajaran BK.

Hukuman sempat diterima langsung oleh beberapa murid di kelas kami, seperti Krisna yang seenaknya datang telat, Muzi yang tak hadir tanpa keterangan, Sela yang sering sakit tanpa alasan yang pasti.

Hari ini adalah mata pelajaran fisika, Ibu Tifany masuk tepat pada waktunya, dia menyapa ramah seperti sebelum-sebelumnya.

"Hai anak-anak, pagi semua!," sapa ramahnya pagi ini.

"Pagi bu," jawab kami satu kelas secara serempak.

"Materi hari ini adalah tentang "GAYA" ya, anak-anak silahkan buku paketnya dibuka", ujarnya membuka pelajaran hari ini.

Materi pun dimulai, kamipun bergegas mengeluarkan buku catatan dan membuka buku paket di atas meja kami masing-masing.

Selama pelajaran berlangsung terlihat bahwa hari ini tak ada kekacauan yang berarti seperti saat pelajaran lainnya. Entah karena si Angga dan kelompoknya kesurupan jin atau gimana, yang pasti mereka tak memicu keributan di kelas saat itu. Ataupun mungkin juga karena ini diakibatkan guru mata pelajaran fisika adalah walikelas kita sendiri, jadi agak takut kalau harus ribut dan buat onar kaya mall yang lagi promosi gede-gedean.

Waktu istirahat sebentar lagi, aku dan aria sudah merencanakan untuk segera menuju kantin Bi Darmi. Sudah biasa kalau mata pelajaran fisika, ibu Tifany akan menyudahi pelajarannya 5 menit sebelum bel sekolah berbunyi, itu disebabkan mata pelajaran fisika akan dilanjut kembali setelah jam istirahat usai. Mungkin saja supaya tidak jenuh atau bosan.

Tringg... Tringgg... Tringggg.....

Bel tanda istirahat sudah berbunyi, kamipun sudah berada tepat di depan kantin Bi Darmi, disusul Toro, Shandy, dan Fais di belakang.

Hari ini menu siomay masih tetap jadi andalan dan yang pasti hari ini kami menyetujui usul fais untuk makan di kantin.

"Mau makan apa nih?," tanya arya pada kami semua.

"Gue sih siomay yang pedes ya, ya," ujar fais.

"Gue juga siomay ya, tapi gak pedes ya," ujar toro.

"Gue juga sama kaya si toro," susul shandy.

"Aku yang pedes ya, ya," ucapku padanya sambil meninggalkan dia di depan kantin untuk memesan pesanan kita semua.

"Bi siomay 5 ya, 2 gak pedes yang 3 lagi pedes ya, di makan disini aja," pesen arya yang terdengar dari arah kursi tempatku duduk sekarang bersama fais, toro, dan shandy.

"Woy minumnya apa?," tanya arya ke arah kami.

"Samain aja semua es teh manis," jawab fais dengan suara agak lantang.

Tak lama kemudiaan pesanan pun datang, dengan nampan di tangan arya serta pesanannya, kamipun duduk manis di kursi kantin dan dengan segera menyantap makanan yang sudah tersaji itu. Tampaknya menggiurkan sekali siomaynya, mulutpun sudah tak sabar rasanya untuk segera memakan siomay itu. Disela kami menyantap siomay Bi Darmi yang enaknya gak ketulungan tentunya kami tak lupa saling bertukar bahan candaan sambil berbincang ringan. Perbincangan pun diawali dari celotehan si arya.

Ku Gantung Harapanku di Sebatas Patok Tenda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang