¤¤¤
Hari pertama pelantikan, aku sudah bersiap sejak subuh tadi. Seragam coklat sudah menyatu di tubuhku pagi ini. Ya, hari ini adalah hari jumat, tanggal merah pula, sekolah pun nampak lengang dan sepi.
Lagi pula baru saja PTS selesai jadi kegiatan eskul maupun siswa dikurangi, itu sudah menjadi kebijakan ibu Ara selaku wakasek kesiswaan. Kecuali memang pelantikan bantara ini, sudah di rancang sebelum acara lomba kemarin.
Pelantikan diadakan selama 3 hari 2 malam. Ya, pelantikan dilaksanakan di lingkungan sekolah. Mengingat banyak kendala yang belum bisa diselesaikan dengan waktu yang singkat.
Pelantikan ini adalah kenaikan tingkat dari calon penegak ke penegak bantara. Sedangkan bantara sendiri adalah tingkatan awal pada pramuka penegak. Seluruh siswa kelas X wajib mengikuti kegiatan pelantikan ini, tanpa terkecuali.
Kegiatan pertama yaitu upacara pembukaan berlangsung, belum juga lima menit selepas upacara pembukaan selesai, atau bahkan pembina juga belum masuk ke dalam ruangannya. Para dewan sudah dengan nada khasnya masing-masing. Aku hanya diam menyaksi.
Kalau boleh jujur, kegiatan ini bagiku adalah kegiatan yang paling mendebarkan. Mengingat para dewan siap menjadi singa untuk kesekian kalinya ya atau mungkin lebih tepatnya ajang balas dendam. Mungkin ini salah satu puncaknya.
Bagiku hanya upacara pembukaanlah yang membuat para peserta nyaman, setelahnya ya sudah pasti kalian bisa tebak, menderita. Aku tak paham itu sudah menjadi tradisi yang mengakar.
Hari pertama dipenuhi dengan materi dan puncaknya pengujian SKU sebelum mereka dilantik. Ya, syarat utama untuk menjadi penegak bantara adalah dengan mengisi SKU (Syarat Kecakapan Umum).
Pengujian ini diawali pembina pramuka yaitu Pa Zabini, beliau memang berwatak kalem. Namun ya sudah tau lah, yang kalem akan diam-diam menghanyutkan. Aku pun masih takut jika berbicara dengan beliau. Kalimat-kalimatnya pasti langsung ngena di hati.
Bagi mereka yang sudah lengkap SKU nya akan aman, sedangkan yang belum selesai, sudah dipastikan rasanya seperti apa. Mencekam.
Aku berjalan melihat siapa saja yang belum selesai pengujian SKU dan aku melihat ria berada disalah satu barisan.
"Kurang berapa?," tanyaku berbisik pada ria. "2 poin ka," ujarnya. Entah kali ini aku hanya bersikap acuh padanya. Aku hanya harus bersikap profesional agar dewan lain tidak berpikir aneh-aneh.
Malam pun tiba, tak ada yang spesial malam ini, hanya ditutup dengan perlombaan keagamaan serta seleksi untuk persiapan pentas seni buat besok.
Jam ditanganku menunjukan pukul 23.00 WIB, dewan lain sudah terlelap tidur, sisanya memainkan gitar di perapian kecil di tengah lapangan. Aku juga masih terjaga.
Beberapa dewan memang bertugas untuk berjaga malam secara bergantian. Jadwalku telah lewat, ya dari 1 jam yang lalu.
Aku hendak menuju sanggar untuk tidur. Mau tak mau itu harus kulakukan, menyiapkan energi untuk kegiatan esok hari. Mata memang tak mengantuk tapi jika tidak tidur, efeknya buruk bagi kesehatan.
Belum juga sampai di tujuan, aku bertemu ria dengan natalie yang berjalan beriringan dengan menyenter area sekolah secara acak dengan senter dimasing-masing tangan kanan mereka.
"Mau kemana kalian?," tanyaku seraya mengarahkan senter di hp menuju arah mereka. Belum sempat dijawab pertanyaanku, mereka justru berlari. Aku bergegas menyenter keadaan sekitar, namun disana tidak ada apa-apa.
"Ahhhh," mereka berdua justru berteriak sambil berlari. Entah apa yang mereka kejutkan. Kaya orang ngeliat hantu aja.
"Hei, kalian mau ngapain?," kini nadaku semakin mengeras, pantulan suarapun terdengar. Malam ini begitu hening sehingga suara dengan frekuensi agak tinggi akan menggema diarea sekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Gantung Harapanku di Sebatas Patok Tenda
RomanceMenjadi senior tak membuat diriku semena-mena. Cerita cinta masa remaja, membuatku merasa memiliki hal aneh terutama masalah perasaan, sakit hati untuk pertama kali bahkan rasa dari cinta pertama yang sulit dihilangkan. Namanya Ria, adik kelasku, ci...