Masa lalu

33 3 0
                                    


Δ~Δ

Aria memang sahabatku sejak masuk SMA, kami juga selalu saja dianggap punya ikatan darah, padahal enggak sama sekali, dan itu adalah kesalahan besar yang kebanyakan orang kira.

Satu hal yang perlu diketahui, aria memang tau seluk beluk keluargaku, kehidupanku, keseharianku. Bahkan memakai CD apa hari ini aja dia tau, namun tidak dengan masalah pribadi ku. Aku memang jarang bercerita masalah pribadi atau tentang perasaan kepada aria.

Aria tau segalanya, contohnya kalau pulang malam pasti dicariin orang tua, kalau udah pulang malem pasti didiemin, atau hal sepele lainnya yang orang lain gak tau. Diapun tau tipikal cewek yang aku suka kaya gimana.

Aku memang tak sering cerita masalah pribadiku, namun tetap saja
aria pasti tau hal itu, walau rahasia yang aku tutupin itu udah terkunci rapat. Entah dari mana asalnya, ia pasti tau segalanya.

Aria memang sahabat terbaik, kita selalu berangkat sekolah bersama, berboncengan dengan motor scoppy yang berwarna coklat milik aria setiap hari, pokoknya aria udah lebih dari kata sahabat atau lebih cocok kalau dianggep saudara.

Aria masih belum tau satu hal tentang cinta pertamaku saat masuk SMA, ya rahasia itu memang terkunci rapat dan aria tak mau tahu sepertinya tentang itu, dia lebih suka ngerecokin hubungan orang, apa lagi kalau ada yang lagi pdkt-an.

Dia orangnya manis tapi bukan coklat, cantik tapi gak mirip sama zaskia gotik, dia itu banyak yang suka, istilahnya cinta pertamaku itu seperti sebutir pasir yang nempel di berlian, tertutupi namun masih terlihat cantiknya oleh orang lain.

Ceweknya sedikit cerewet, emang cerewet sih apalagi dia jadi bendahara di pramuka, ya siapa lagi dia adalah shilvana anindya, wataknya yang kalau nagih iuran udah kaya tukang catut yang ngejambret hati, kadang juga buat jantungku suka dag... dig.... dug..... udah mirip sepasang spiker organ tunggal yang kalau dinyalain, kencengnya mau ngerubuhin satu kompeks rumah susun.

Dia itu pinter selalu jadi unggulan di kelasnya, udah mah cantiknya gak ketulungan, dan hal penting yang perlu dicatet dan di garis bawahi bahwa untuk dapetin cewek se famous kaya dia itu perlu usaha yang spektakuler dan dilakukan secara profesional, soalnya yang ngejar dia bukan aku sendirian, banyak cowok juga yang ngantri dibelakang nunggu dia putus sama pacarnya yang sekarang.

Wanita idaman banget...., kenapa aria belum tau hal itu, karena saat itu aku masih belum terlalu akrab dengan aria yang masih anak baru disana, makanya soal cinta pertama SMA ku yang tak pernah terbalas, akan tetap menjadi rahasia besar yang gak bakal aku kasih tau kesiapa pun termasuk aria.

Aku dan aria waktu kelas sepuluh ada di kelas MIPA 6 kelas paling pojok dan paling ujung. Kalau mau beli di kopsis itu harus ngelewatin kelasnya shilvana yang ada di ujung baris gedung yaitu MIPA 4, jadi itu adalah kesempatan paling beruntung yang aku bisa dapet, soalnya saat ngelewatin depan kelas dia, sstttt.... bisa ngeliat langsung wajah cantik cewek taksiranku itu.

"Udahlah percuma itu cuma masa lalu", gumamku dalam hati, menyudahi lamunan yang kadang suka muncul tiba-tiba kaya rasa mules kebelet minta BAB. Aku saat ini masih suka kepikiran sama kenangan malam terakhir di LT bisa barengan sama adik kelas cantik yang tadinya aku kira sifatnya buruk di awal MPLS, tapi ya sudahlah perasaan aku ke ria sepertinya sudah mulai kuanggap lebih dari rasa perhatian seorang kakak kelas ke adik kelasnya, aku mulai memendam rasa suka padanya.

Ku Gantung Harapanku di Sebatas Patok Tenda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang