Chapter kedua; mas duda yang tampan
"NON SEKOLAH NON"
Saka mengulet berpindah posisi namun tetap melanjutkan tidurnya,tidak ada niatan untuk membuka mata walau kini suara-suara aneh terdengar tak jauh dari nya. ketukan pintu tak henti berbunyi membuat Saka menggeram.
"pintu ga ku- ALLAHUAKBAR" Saka duduk dengan wajah bangun tidurnya, setelah menoleh dia dikejutkan oleh ibunya yang sudah terduduk anteng diujung kasur dengan rambut di gerai kedepan. Mirip mba kun karna daster putih motip bunga yang di kenakannya.
Mamah Saka sedikit terkikik tak bisa sepenuhnya menahan tawa,saat melihat wajah kaget putri nya, namun ia tetap berusaha menampilkan wajah datar nan horor ala film-film thriler.
"mamah! Ngapain sih?!" bentak nya tak terima pagi hari indah nya dimulai dengan kejadian aneh.
Mamah Saka merapikan rambutnya, berjalan keluar dengan suara di rendah-rendahkan "non, bangun non"
Saka yang kesal melempar boneka kecil kemamahnya, "hahhahahahaha" mamah Saka lari setelah berhasil membuat Saka naik pitam. Saka sempat mendengar suara sang Ayah yang menegur mamahnya.
***
Setelah menghabiskan waktu 30 menit untuk bersiap, Saka turun kebawah guna mengisi perutnya dengan sarapan. Dia membuang muka saat Mamah nya terkikik kecil di dapur.
"Yah, lihat tuh Mamah. Gangguin Aku pagi-pagi" adu Saka pada Ayahnya yang sibuk dengan koran pagi "Ayah ish, tuh Mamah kan makin rese" tunjuk Saka pada Mamahnya yang tak bisa berhenti tertawa.
"kenapa sih neng, muka nya bete banget" tanya Bi Ati dengan menaruh sepiring ikan goreng di meja.
Saka menarik bangku, duduk dengan wajah menekuk sempurna.
"tau tuh Bi, anak gadis nya Reza pagi-pagi ngadu Ayah" kompor sang Mamah dengan tangan mengangsurkan piring ke Saka. Saka menerima nya lalu menyendok nasi.
Ayahnya menoleh, menerima uluran piring lengkap dengan nasi dan lauk pauk nya "duh, kalo gini sih jelas anak nya Reva" ucapnya tak mau menyetujui ucapan istrinya.
Saka yang sedang mengambil sayur di ujung meja hanya mendengus. Peduli amat mending makan. Mau anak Reza apa Reva bodoamat!
"itu jepit rambut baru?" tanya Mamah nya menunjuk jepit bunga yg di pakai Saka, Ayahnya menoleh sedikit terkejut karna baru menyadarinya "loh iya, Ayah ga pernah liat Saka pakai itu"
"cantik gak? Cantik gak? Kemaren Saka beli di online shop, murah ini" Saka berpose cantik dengan tangan memegang jepit di rambutnya. Seketika menjadi centil berharap mendapat pujian.
"cantik" puji mamahnya tak ikhlas,tidak ingin membuat putri nya besar kepala. lalu di senggol oleh sang suami "cantik nya putri Ayah, lanjut makan nak udah siang ini" peringati Ayahnya tentang waktu.
Saka menepuk kening, terlupa akan kewajiban nya kesekolah, dia buru-buru memakanan nasi yang ada di piring nya lalu melesat pergi. "Ayah, ku tunggu di mobil" ujarnya.
Saka yang sedang memakai sepatu menoleh melihat Mama dan Ayah nya keluar, Saka turun untuk menyalimi Mama nya "Mah, minta restu, Saka mau sekolah dulu"
"Iyaiya sana berangkat"
Saka berlari kecil masuk kedalam mobil sang Ayah, "go go Ayah!"
Ayah Reza terkekeh, melaju perlahan meninggalkan rumah.
***
"selamat pagi semuaaaa!!"
Saka meloncat masuk kedalam kelas, tangannya memegang jepit kecil di rambut meminta perhatian teman kelasnya. Ingin mendapat pujian.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] paket! || Lee Haechan
Novela JuvenilSedikit menggelikan jika menyebut pertemuan pertama sebagai takdir, namun tanpa pertemuan pertama itu apa mungkin, aku dan kamu saling kenal dan berujung menjadi kita?