Chapter dua puluh dua; cinta orang tak waras.
Sudah seminggu ini kegiatan Candra hanya dua; yang pertama adalah mengerjakan tugasnya sebagai manusia yang berbudi baik dengan melakukan segala hal dengan tertata dan yang kedua adalah menjauhi seseorang bernama Risaka.
Akhir-akhir ini wanita itu sungguh membuat Candra harus berfikir sebelum mengucapkan sepatah kata, dengan spekulasi negatif yang Candra sangat yakini kini pria itu begitu was was berada didekat Saka, takut jika dirinya yang bodoh melemparkan egonya ke samudra pasifik dan menyerahkan hatinya begitu saja pada Saka yang kemudian akan Saka cabik-cabik setelah menerimanya.
Siapa sih yang tidak tertarik dengan wanita secantik Saka?
"Jadi gitu Ji, gua bener-bener mandeg banget, ga tau mau maju dan ngeladeni game dia yang artinya gua harus pura-pura bego dengan berfikir bahwa Saka pyur demen sama gua atau gua harus waspada masang seluruh indra gua untuk ngawasin Saka agar ga terlalu dekat sama gua?"
Dan akhir-akhir ini hanya Aji lah tempat Candra sambat. Entah kenapa menurut Candra, Aji memiliki sisi yang mampu memandang orang lain dari sudut yang berbeda, seperti ini contohnya.
"Lebay banget bang, lo demen sama teh Saka kan?" tanya Aji dengan susu kotak di tangannya.
"Lu masih nanya?" balas Candra tak habis fikir.
"Ya maksudnya bang, kalau lu suka ya lu ngelangkah sebagai diri lu aja bang. Jadi Candra yang berusaha buat teh Saka suka sama lu, mau teh Saka nya punya fikiran atau misi di balik itu semua ya itu bukan urusan lu bang. Lakuin apa porsi lo sendiri"
"Tapi kelakuan Saka itu ngalangin langkah gua Ji, gimana gua mau maju coba kalo dia ada fikiran jahat itu?"
"Emang udah terkonfirmasi? Udah jelas banget kalo teh Saka itu jalani tantangan selama ini?"
Di titik ini Candra bungkam. Dia kembali mengingat segala tingkah Saka. Saka yang candra kenal adalah perempuan pemarah yang hobi buang-buang duit untuk membelanjakan hal tidak penting, Candra jadi melirik ke ponselnya. Kini ponselnya memakai case yang sepasang dengan milik Saka.
"Bukannya keliatan jelas?"
Aji menoleh, melihat Candra yang menunduk menatap case ponselnya terus-menerus "Hah, jalani aja dulu bang. Bertingkah aja kayak biasanya jangan ngejauh juga, teh Saka bakal bingung nanti"
"Abang, ada embak cantik didepan"
Candra yang sedang memainkan jemarinya di case ponsel bergambar prince dengan setengah crown diatasnya jadi menegak kaget, Aji yang terkejut dengan gerakan refleks Candra jadi terbatuk akibat tersedak susu. "Santai kali bang!"
"Ji, mampus! Gue lupa! Gue ada janji sama dia mau ketoko buku, mampus. Mampus"
Candra mondar-mandir didalam kamarnya, sibuk mengeluarkan pakaian yang dirasa pantas untuk jalan di siang ini. Aji yang sedari tadi duduk di kursi gaming milik Candra hanya menatap jengah kelakuan abang kelasnya ini.
"Pake kemeja kotak itu aja" kata Aji menyarankan.
"Udah pernah gua pake, waktu jalan sama dia hari kamis"
"Yang biru itu"
"Udah pernah juga"
"Yaudah, jaket aja"
Candra menoleh dengan dua baju di tangan kanan dan kirinya "Dia sering main kerumah gua, sering banget mgeliat gua jaketan"
"Gausah pake baju"
Detik itu juga, baju melayang kearah Aji yang asal berbicara. Candra buru-buru masuk kedalam kamar mandi, sebelum menutup pintu Candra berpesan agar Aji keluar dan menemani Saka mengobrol agar tidak bosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] paket! || Lee Haechan
Genç KurguSedikit menggelikan jika menyebut pertemuan pertama sebagai takdir, namun tanpa pertemuan pertama itu apa mungkin, aku dan kamu saling kenal dan berujung menjadi kita?