Chapter keenam; bersamanya
Saka dan Candra memasuki area parkir sekolah, seketika Saka menyesal telah duduk di boncengan Candra.
"cieee kakak ciee"
Saka menekuk wajahnya, belum sempat turun dari atas motor, dua adik kelasnya sudah merapat di kanan kiri Saka. Bener-bener depan wajah cie-cie in Saka. Saka yang kesal memukul wajah Aji yang dekat dengannya.
"minggir, bau lo!"
Aji mundur, memegangi pipinya dengan penuh drama. Dia menghampiri Candra seakan mengadu.
"mama mu lagi datang bulan nak, jangan diajak bercanda dulu" ujarnya sok menenangkan Aji.
Saka yang akan melangkah jadi mendelik tak suka, dia berbalik menendang motor Candra cukup keras "gue tebalikin nih motor!" Saka sok akan mengangkat motor Candra.
Abraham dan Jajang yang duduk sambil memainkan rumput hanya bisa tertawa dalam hati, orang ganteng ga boleh bengek sembarangan. Ntar kecengan pergi.
"kak,"
Saka menoleh, melihat El memasang senyum aneh,Ya Allah apa lagi ini "cie pacaran sama bang Candra" tunjuk nya mengejek.
"dih, najis gue! Dah lah bye!"
Gadis itu meninggalkan tempat parkir saat mobil hitam Senja memasuki parkiran. "woi woi kokoh" teriak Jajang heboh menunjuk mobil Senja yang terlihat mata.
Mereka semua kompak menoleh, tersenyum menyambut kedatangan Senja pagi ini.
"ngapain? Arisan?" tanya Senja saat melihat ke lima temannya bergerombol di area parkir.
"aus Ja" saut Jajang segera melesat kesamping Senja. "ya minum bego, ngapain nungguin gua" tanyanya sewot.
"kan El lagi ulang tahun Ja, lu yang paling kaya jajanin lah. Anggep aja lu abangnya El" Abraham menunjuk El yang nyengir lebar. Padahal El kaya juga tapi karna dia anak kecil uang jajannya masih di batasi.
"lu mah ga ada yg ultah aja malakin gua, yodah gas kantin" perintahnya lalu melenggang begitu saja.
Yang lainnya kompak mengikuti dengan raut riang gembira. Candra yang baru akan melangkah jadi berhenti "gua... Boleh join?" tanyanya ragu.
Mereka menoleh, menatap Candra bingung "ya ayo goblok. Kayak ama siapa aja" teriak Jajang nge sok, padahal yang mau jajanin Senja, tapi dia yang berasa bos nya.
Candra kembali melanjutkan langkahnya, memutar bola mata malas saat mendengar perdebatan El dan Aji yang sedang memperdebatkan mana yang lebih enak. Pop es taro atau pop es coklat.
"hi there" sapa Saka sok elegan di depan kelas, dengan tangan menarik ujung rambut. Menyelip kan ke belakang telinga.
Teman kelas saka hanya memandang sekilas lalu sibuk menyalin tugas. Tidak ada cukup waktu untuk menanggapi kebesar kepalaan anak itu pagi ini. Ini pagi yang sungguh sibuk!
"woe liat, ini sweter kayak punya iu. Weh liat dulu liat " katanya heboh sendiri memamerkan gaya-gaya aneh.
Dari belakang, Mahardika memerhatikan Saka. Memotret nya dalam diam.
"tugas lu udah Sa?" tanya Retno menghentikan kegiatan Saka.
"udah lah gue gitu"
"eh, Sasa belom dateng?" tanya Saka saat melihat mejanya masih kosong, biasanya ada tas Sasa dan buku-buku komik atau novel nya memenuhi meja.
Danu mendongak, lelaki yang jarak mejanya tak jauh dari meja Saka menggedikan bahu. Tanda bahwa dia tidak tau.
Gadis bongsor itu menaruh tas, lalu keluar kelas. Mau beli aqu*a. Biar dia fokus, soalnya pelajaran pertama itu pelajaran pak giman. Guru tegas nyerempet galak.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] paket! || Lee Haechan
Novela JuvenilSedikit menggelikan jika menyebut pertemuan pertama sebagai takdir, namun tanpa pertemuan pertama itu apa mungkin, aku dan kamu saling kenal dan berujung menjadi kita?