Chapter delapan;kunjungan kerumah Candra yang sedang sakit
"Ayah!"
Saka berlari. Menghampiri Ayah Reza yang sedang mengobrol kecil dengan guru piket. "pagi bu" sapa Saka saat sudah sampai di samping Ayahnya.
"kalo gitu, duluan ya bu" pamit Ayah Reza manarik Saka pelan. "dimana uksnya? Tadi Ayah lupa nanya"
"tuh nanti lurus aja terus nanti ada tulisan uks kok" sudah hampir mendekati uks Saka berhenti. Menatap Ayahnya dengan tatapan horor "eung. Ayah masuk sendiri aja deh" cicitnya dengan mendorong Ayah Reza pelan.
Ayah Reza menoleh, memberi sorot bertanya. "anu- soalnya. Ah! Aku kan masih ada kelas hehe" elaknya dengan cengiran lebar.
Pria berumur empat puluhan itu menyodorkan surat izin. Membuat anak gadisnya mendelik saat namanya tertulis disana. Tanpa kata Ayah Reza kembali melangkah tak begitu mempersalahkan kediaman sang putri.
"Ayah! Saka tunggu mobil ya. Oke" sebelum mendapat persetujuan, Saka sudah lari menuju parkiran.
Sekali lagi, Ayah Reza tak banyak peduli. Mungkin putri nya sakit perut. Begitu pikir Ayah Reza cuek.
Ayah Reza mengetuk pelan pintu uks, tak berselang lama pemuda tampan namun manis membukakan pintunya. Ayah Reza berterimakasih lalu masuk kedalam. Melihat keadaan Candra yang, eugh terlihat mengenaskan.
Ayah Reza duduk di bangku samping Candra. Candra berusaha duduk demi kesopanan, walau karna gerakan tiba-tiba kepalanya mendadak pening.
"kamu kenapa bisa di hajar gini sih Can? Di bully kamu? " tanya Ayah Reza perhatian.
Dibelakang nya. Teman-teman Candra menahan tawa. "satu lawan satu om! Candra kan bisanya mancing emosi lawan. Ga bisa berantem" ujar Senja di selingi kekehan yang lain.
Ayah reza membuka mulut, ber 'oh panjang. "kenapa kudu berantem? Ga bisa didiskusiin baik-baik?"
"masalah hati mah om. Jadinya sat set sat set kalo lagi emosi" kali ini El yang membuka suara, membuat Aji mencubit kecil paha sang kakak, memintanya diam tak usah ikut campur.
"ah jadi masalah wanita? Candra baru beberapa hari disini udah nargetin perempuan aja ya" Ayah Reza tertawa ringan.
"abis cantik banget om"
"hn. Saka memang cantik, tapi anaknya susah buat di deketin. Dia selalu bilang gini kalo ada teman laki-laki nya mau main kerumah 'awas loh, Ayah gue galak. Ntar lo di babit pake golok!' " kata Ayah Reza menirukan suara Saka "padahal om fine-fine aja dia diapelin cowok, kan Saka udah gede" lanjutnya.
Dia melirik Candra yang tiba-tiba terdiam "kenapa? Pusing?" .
"eh, enggak om. Kaget aja." saut Candra panik.
Ayah Reza mengusak rambut Candra ringan "kaget kenapa? Keliatan kok. Beberapa kali kan kamu sering sok nyiram tanaman rumah mu, sekolah di siang-siangin biar bisa bareng saka. Terus kadang suka resein anak om kalo lagi kewarung kan"
Candra membuka mulutnya, terkejut Ayah Reza tau sedetail itu. "ah hehe" Candra menggaruk tengkuknya bingung ingin membalas bagaimana.
Teman-teman Candra pura-pura tak mendengar walau Candra tau, setelah ini dia akan di ledek habis-habisan.
Mereka pamit dengan teman-teman Candra, Candra jalan selangkah di belakang Ayah Reza, rasanya sungkan ingin menyamakan langkah.
Saat sampai di parkiran, Candra mendelik melihat Saka duduk di kap mobil dengan tas orens di pundaknya dan tas abu di tangannya -tas milik Candra-.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] paket! || Lee Haechan
Ficção AdolescenteSedikit menggelikan jika menyebut pertemuan pertama sebagai takdir, namun tanpa pertemuan pertama itu apa mungkin, aku dan kamu saling kenal dan berujung menjadi kita?