11

37.4K 3.7K 181
                                    

Naw mengegas motornya tanpa peduli teriakan Nick yang memanggilnya.

Ia kesal karna tadi malam Nick benar-benar datang 1 jam setelahnya Dan tidak membawa makanan yang dipintanya.

Dan itu semua karna Zila.tidak,ia tidak ingin menyalahkan Zila hanya saja ia agak sedikit kesal padanya.coba Zila tidak menahan Nick tadi malam pasti ia tidak akan menunggu Nick hingga ketiduran diluar dan juga menahan lapar semalaman.

Ia memasuki kelasnya dengan wajah ditekuk.bahkan sahabatnya bertanya pun ia jawab dengan singkat.

"lo beneran gak mau pesen Naw?"tanya Sasa menaruh pesanannya dan Key di meja kantin yang sedang mereka tempati.

"gak"

"lo kenapa sih?"Key agak kesal dengan jawaban Naw yang singkat-singkat.

"gue gak papa cuma lagi gak mood aja"jawabnya menopangkan kepalanya dengan satu tangan sedangkan tangan yang satunya bermain dengan hpnya.

Ia menscroll media sosialnya dengan malas,tak ada yang menarik perhatiannya ataupun hal yang bisa menaikan moodnya.

Suara samar Nick dan sahabatnya semakin membuatnya kesal.

"eh gue mau ke toilet dulu ya"ijin Key

"eh gue ikut dong,gue ikut Key ya Naw"

Setelah mendapat anggukan Naw Sasa bergegas mengejar Key yang terus berjalan tanpa menunggunya.

Naw menaruh hpnya dimeja,moodnya sekarang benar-benar kacau.bahkan hari ini lebih buruk dari kemaren.

Ia berdiri hendak membeli air tapi sesuatu menyenggol punggungnya.

"Arghhhh"kuah panas menyentuh punggung Naw membuatnya meringis.

Ia berbalik menatap Zila yang menatapnya bersalah bahkan tangannya yang memegang mangkuk bakso gemetar takut.air mata turun membuat Naw mengerutkan keningnya,yang terkena kuah panas disini siapa hey kenapa malah Zila yang menangis.padahal seragam Zila bersih dari cipratan kuah bakso.

"ma maaf kak Zila nggak sengaja,ta tadi--"

Naw memotongnya"iya udah gak papa"

Naw kembali meringis punggungnya benar-benar terasa terbakar.

"Kamu kenapa Zil?"

Tiba-tiba saja Zila langsung memeluk Nick,ia menyembunyikan wajahnya didada Nick dan menangis disana.Nick menatap Naw tajam.

"lah gue salah apa?"

"lo apain Zila?"

"gak gue apa-apa in"

"terus kenapa dia nangis"

"nggak tau tiba-tiba aja dia nangis"

"gak mungkin dia nangis tanpa alasan.lo pasti ganggu dia lagi kan"

Naw mengeram emosi,pasangan sejoli ini benar-benar sangat menyebelkan.Ini juga Zila kenapa tidak ngomong malah nangis terus.Yang korban disini itu dirinya hey.

Naw berbalik menunjukkan seragamnya yang basah terkena kuah tadi.lalu ia menunjuk mangkok yang dipegang Zila.

"nah ngerti kan?"

Nick diam masih menatap Naw tajam.

"Nick lo nggak sebodoh itu kan?gue yakin otak lo masih mampu berpikir kode mudah kayak gini"

"huh terserah mau lo percaya apa nggak"

Naw menoleh pada seseorang yang tiba-tiba memasangkan jaket pada pundaknya.Liam.

"Naw nggak salah,Naw emang gak sengaja nyenggol Zila dan bakso Zila juga jatohnya ke Naw.Zila nangis mungkin karna merasa bersalah"jelas Liam dan diangguki setuju oleh Naw.

"kalau nggak percaya tanya aja ke yang lain"lanjutnya menatap penghuni kantin yang menatap pada Mereka.

Akhirnya Zila mengangkat keplanya,ia mendongak menatap Nick dengan wajah yang sembab tapi tetep imut.Naw iri.

Eh enggak fitnah nih author  .ia tidak iri syukuri apa yang ada.

"i iya aku yang sa-salah aku gak hati-hati bawanya hiks"ucapnya dengan sesenggukan.

Nick mengusap air mata Zila dengan kedua jempolnya"udah gak papa,itu bukan salah kamu. salah Naw yang gak liat-liat sampek nyenggol kamu untung kamu gak papa"

Terserah mereka.

Kedua pasangan itu meninggalkan kantin masih dengan Nick yang mencoba menenangkan Zila.

Naw menatapnya kesal,Punggungnya mulai merasa perih.sepertinya kuah panas itu membuat punggungnya terluka.

"mau ke uks Naw?"tawar Liam tak tega melihat Naw yang meringis.

Naw menggelengan kepalanya.

Jika luka dilengan atau kaki ia masih mau ke uks untuk mengobatinya.tapi jika dipunggung, maaf tidak. ia malu untuk memperlihatkan area dibalik pakaiannya pada orang lain meskipun itu sesama perempuan.

"mmm jaket lo?"

"udah pake aja dulu,nggak mungkin kan lo berkeliaran dengan seragam basah gitu"

Naw mengangguk"makasih Ya Li"

Liam juga mengangguk"jangan lupa nanti diobatin"

Lagi dan lagi Naw mengangguk"siap"

Liam terkekeh diusapnya rambut Naw"imut banget sih,kenapa gue baru tau makhluk seimut lo sekarang.kenapa nggak dari dulu aja"

"jangan muji gitu dong Li gue gak mau sombong soalnya,gue kan megang prinsip anak cantik gak boleh sombong"

Liam tersenyum"mau gue anterin ke kelas?"

Naw menggeleng"gue nunggu temen gue"

Liam mengangguk"yaudah gue kekelas dulu ya"

Naw mengangguk.

Tak beberapa lama setelah kepergian Liam.Key dan Sasa datang.

"jaket siapa Naw?"tanya Sasa menunjuk jaket yang dipakai Naw dengan matanya.

"punya Liam"

"tuh kan lo ada sesuatu sama si ketos"tuduh Key.

Naw menghembuskan nafasnya,sepertinya ia harus bercerita pada mereka.ya memang harus.

"punggung lo gak papa kan Naw?"tanya Sasa dengan raut khawatir setelah ia menceritakannya pada mereka.

"perih sih tapi nanti pasti gue obatin"

"Sekarang aja yuk di uks"Key menarik tangan Naw.

"enggak ah malu gue"

"ya ampun kenapa malu sih, cuma kekita juga"ucap Sasa

"gak nanti aja gue obatin"

"itu pasti perih banget ya Naw?"Tanya Sasa meringis seolah ikut merasakan perihnya.

"ho oh, kayaknya baksonya pedes deh soalnya rasanya panas"

"tuh kan udah ah ayo kita obatin dulu"Key kembali memaksa Naw untuk mengobati lukanya.

"gak biar nanti aja gue minta tolong ke mama"

Setidaknya jika mengobati pada mamanya ia tak akan semalu saat dengan orang yang seumuranya.

***
Terlalu pendek egk sih?

AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang