19

28K 2.6K 91
                                    

"tapi canda"

"syukur kalau gitu"

"lo nggak mau sama gue?"

"nggak lah lo tukang pamer soalnya"

Bima bedecak "Lo nggak mau tau siapa yang gue suka"

"nggak sih males gue nanti lo boong in lagi"

"nggak kalau ini gue serius"

"siapa?" tanya Naw menatap wajah Bima yang memang serius.

"gue suka Zila"

Kaget? Tentu saja tapi Naw mencoba bersikap biasa saja "punya orang itu"

"gue tau, tapi cinta nggak ada yang tau dimana akan berlabuh"

"tapi kata lo sepupu an"

"emang kalau sepupu an nggak boleh suka?"

Naw menggaruk pipinya bingung "mm ya gak papa sih"

"nah itu, gue mau berjuang tapi udah punya pawang. Lo punya solusi nggak biar mereka putus"

"gila, udah sih lo mundur aja kayaknya nggak ada peluang buat lo"

"gini Naw sebelum janur kuning melengkung pujaan hati masih bisa ditikung"

Sangking asiknya mereka berbincang mereka tanpa sadar sudah duduk di bangku kantin dan melupakan alasan mereka datang kesana.

"Kalau pawangnya kayak gitu sih sebelum janur kuning melengkung juga lo nggak akan bisa"

"Kalau gue jodohnya Zila, Nick bisa apa"

"Bis--"

"HEYY KALIAN!!"

Naw dan Bima tersentak langsung berdiri dari duduknya. Reflek keduanya saling pandang dengan wajah meneganh.

Pak Dewo mendekat kearah keduanya dengan wajah tidak santai.

"NGAPAIN KALIAN DISINI?" Tanya pak Dewo dengan berteriak, Naw meringis mendengarnya.

"duduk pak" jawaban Bima terdengar santai berbeda dengan wajahnya yang sedikit gugup.

Mungkin karena ia osis ia takut jika membuat kenakalan kecil seperti ini.

"Kenapa tidak ke lapangan?!"

"tadi Naw jatuh pak kakinya terkilir ini mau minta es batu ke ibu kantin buat ngompres" Mendengar alasan Bima, Naw langsung mendudukan dirinya beracting kakinya terkilir.

"bener?!" wajah Pak Dewo terlihat tidak percaya dan dibalas anggukan meyakinkan dari Bima.

"Beneran pak, bapak bisa tanya ke yang lainnya"

Pak Dewo mengangguk "baik, Naw kalau masih sakit bisa ke uks dulu tidak usah ikut olahraga dan Bima kalau sudah langsung balik kelapangan"

"baik pak" jawab keduanya.

Pak Dewo menjauh, Bima kembali mendudukan dirinya dengan bernafas lega.

"jantungan gue, hampir aja nama baik gue tercoreng"

"tukang bo ong"

Bima menatap sinis Naw "gue juga nyelametin lo kali, coba aja kalah gue nggak bohong kita pasti ke bk sekarang"

"ya ya thanks" balas Naw.

Ia berdiri dari duduknya"gue mau ke uks lo balik ke lapangan sana"

"Tunggu"

Naw yang hendak meninggalkan Bima terhenti karena cekalan ditangannya.

"apa lagi?"

"plislah gue butuh saran dari lo, cara dapetin Zila gimana"

"lo suka apa obsesi sih. Kalau emang lo suka Zila udah biarin aja dia bahagia sama pilihan dia"

"gue suka Zila Naw dan gue mau dia bahagia tapi gue nggak mau dia berakhir sama Nick. Nick terlalu ngekang dia gue nggak suka"

"tau ah terserah lo, mau lo tikung, pelet kek terserah lo dah mau lo ngapain"

"apa gue hamilin aja?"

Plak

Pukulan keras mendarat di kepala Bima membuatnya mengaduh dengan mengelus kepalanya.

"Naw sakitt woy" serunya tak terima.

"lo ngomong pikir dulu, apaan mau hamilin anak orang. Mikir dong kalau lo ngehamilin Zila dia pasti bakal di keluarin dari sekolah, keluarganya kecewa sama dia, di gunjing in masyarakat. Bukanya bahagia dia malah tersiksa tau nggak"

"ya sori gue cuma asal aja"

"lain kali ngomong di pikir dulu. Dahlah males gue sama lo"

Kali ini Naw benar-benar meninggalakan Bima menuju uks.

***

"Naw"

Naw menggeliat dari tidurnya, ia merasa tubuhnya diguncang oleh seseorang.

Ia membuka matanya dan menatap orang yang berdiri disampingnya tajam.

"Apaan sihh?" tanyanya tak bersahabat.

"udah bel nggak mau kekantin?" tanya Key, pelaku yang membangunkannya. Dibelakang Key ada Sasa yang bersedekap, baju olahraga kefuanya sudah berganti dengan seragam batik sekolah mereka.

"yaudah bentar gue ngumpulin nyawa dulu"

"Cepetan njeng kantin rame nggak kebagian tempat duduk kita nanti" ucap Sasa tak sabaran.

"Udah sih kalian ke kantin dulu gue mau ganti baju"

"ok kita duluan" Sasa langsung menggandeng lengan Key untuk keluar kantin. Diambang pintu keduanya sempat berdada centil pada Naw.

"gak waras"

***

"Kita udah bahas ini tadi malam Zil. Jawaban aku masih tetep Enggak!"

Naw yang berjalan kembali kekelasnya setelah mengganti pakaian di kamar mandi terhenti mendengar suara yang ia kenali dari taman belakang sekolahnya.

Ia menoleh dimana ada pasangan yang sedang berbincang membalakanginya.

Ah sepertinya bukan hanya berbincang mereka terdengar seperti bertengkar.

Naw langsung menyembunyikan tubuhnya dibalik semak-semak saat si cowok berbalik di ikuti si cewek.

"Nick plis kita udah sama-sama nggak ada rasa"

"AKU MASIH CINTA SAMA KAMU ZILAA"

Naw tersentak mendengar bentakan itu sampai-sampai hatinya sedikit nyeri sangking kagetnya.

Zila menggeleng "enggak kamu udah nggak cinta sama aku Nick. Aku tau kamu mulai suka kan ke Naw"

Naw mengerutkan keningnya, apa-apa an Zila itu kenapa membawa-bawa dirinya. Batin Naw tidak terima.

"aku nggak suka dia"

Naw memegang dadanya, lagi-lagi nyeri karena kaget.

"jangan bohongin hati kamu Nick"

"Udahlah Zil kita cuman butuh istirahat, kamu renungin dulu, Dan sampai kapanpun kita nggak akan putus!"

Setelah mengucapkan itu Nick meninggalkan Zila yang menatap punggungnya sendu. Tak lama Zila juga ikut pergi dari tempat itu dengan mengambil arah yang berbeda dengan Nick.

Naw masih berdiri ditempatnya ia memegang dadanya yang sejak tadi terasa nyeri sampai-sampai ia ingin menangis rasanya, apakah ia memiliki penyakit jantung. Kenapa kaget saja bisa membuatnya nyeri seperti ini.

Naw tidak kuat, ia benar-benar menangis sekarang.

"Nick brengsek sakit babi"

Sepertinya ia tidak mau mengelak lagi rasa nyerinya bukan karena kaget tapi perkataan Nick lah yang menimbulkan rasa sakitnya.

***

Part selanjutnya masih dalam proses kalau selesai langsung aku update.

Thank you everyoneeee

AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang