Sunshine 3

989 161 16
                                    

🌼 Happy Reading 🌼

☀️☀️☀️

Hari yang dinantikan pun tiba, dan Wang Yibo sangat bersuka cita saat tim penilai memutuskan untuk mengambil desainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari yang dinantikan pun tiba, dan Wang Yibo sangat bersuka cita saat tim penilai memutuskan untuk mengambil desainnya. Rasanya tak terkatakan kebahagiaannya saat itu, pikirannya langsung teringat pada Xiao Zhan.

Diiringi kakaknya, Wang Yibo mengantar tim penilai yang terdiri dari tiga orang itu ke luar gedung.

“Terima kasih. Saya akan secepatnya memproduksi seragam ini,” Wang Yibo berjabat tangan.

“Kami tunggu, Tuan Muda Wang. Desainmu sangat elegan, tidak terlalu banyak variasi tapi terkesan mewah. Pemilihan kain juga sangat bagus.”

“Terima kasih,” Haikuan membungkuk singkat mengantar kepergian tiga orang penilai.

Keduanya menyaksikan dua mobil hitam itu meninggalkan pelataran gedung.

Liu Haikuan menepuk bahu adiknya yang terlihat bahagia.

“Selamat, Yibo. Sekali lagi kau berhasil menunjukkan bakatmu,” Haikuan merangkul bahu adiknya sambil berjalan memasuki pintu utama gedung.

“Aku harus menemuinya, dia pasti senang mendengarnya,” gumam Yibo. Kilau matanya begitu berbinar.

“Siapa? Xiao Zhan?”

“Mmm..”

“Kau sudah menanyakan kedekatan mereka?”

Wang Yibo menggeleng.

Keduanya kini menaiki tangga lebar dengan pijakan rendah setengah lingkaran.

“Kenapa tidak kau pastikan? Bagaimana kalau ternyata mereka benar-benar sepasang kekasih,” Haikuan menepuk-nepuk bahu adiknya.

Wang Yibo tidak menjawab. Dalam hati tentu dia berharap kalau keduanya hanya rekan biasa.

Tapi sekian lama bersama tentu akan menimbulkan perasaan diantara keduanya, apalagi kemarin dia merasa Xiao Zhan bersikap biasa saja padanya.

Tanpa sadar Yibo menghembuskan nafas panjang. Dia sedikit takut menerima kenyataan seandainya benar rumor tentang mereka. Seperti kata kakaknya, kisah cintanya akan kandas bahkan sebelum dimulai.

Sungguh mengenaskan!

Tapi dia juga tidak akan tahu kalau tidak bertanya.

Apa salahnya mencoba?

Haikuan melirik adiknya yang hanya membisu dengan tatapan menerawang, lalu tersenyum tipis.

“Dimana semangatmu? Biasanya kau tidak pernah menyerah dalam hal apapun,” tangannya kembali menepuk.

Mereka tiba di depan ruangan pribadi Haikuan.

Tanpa menanggapi perkataan kakaknya, Wang Yibo lagi-lagi hanya menghembuskan nafas dan berkata.

sυηsнιηє ιη 𝘉𝘦𝘪𝘫𝘪𝘯𝘨 [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang