Sunshine 21

665 109 12
                                    

🌼 Happy Reading 🌼

☀️☀️☀️

Guangzhou

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guangzhou.

Di villa Hidden Garden, Wang Yibo yang sedang duduk menyendiri di balkon kamarnya tiba-tiba saja merasakan dadanya begitu sesak dan sakit. Sedikit meringis dia memegang dada dan berusaha bangkit dari kursi rotan yang ia duduki.

Sebelah tangan menekan sandaran kursi dan beranjak perlahan, menggapai ke arah handrail balkon berupa pagar kayu putih sebatas perut. Sambil berpegangan, ia bersandar menahan beban tubuh pada kakinya yang lemas.

Sesaat dia menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Sekian menit ia lakukan berulang kali sampai perasaannya sedikit nyaman. Wajahnya menunduk dengan kedua tangan memegang handrail, sementara angin yang berhembus menggerak-gerakkan ujung kain putih yang menutup matanya.

“Zhan – apa yang terjadi?” bisiknya lirih.

Pikirannya langsung teringat pada kekasihnya. Dia seperti merasakan kesedihan yang begitu menyayat hati, bahkan matanya terasa menghangat, tiba-tiba saja ia ingin menumpahkan airmata yang mendadak memenuhi matanya.

Pelan dia memutar tubuh, dengan tangan menyusuri handrail ia melangkah sampai mendekati dinding. Berjalan lambat sambil menggapai tembok terus memasuki kamar.

Langkah kakinya perlahan dan hati-hati sambil terus menggapaikan tangan ke arah pintu kamar.

“Shanshan?” suaranya memanggil nama pelayan wanita yang ia bawa dari kediaman Wang.

Sebelum dirinya mencapai pintu, Shanshan, gadis pelayan yang menemani tuan mudanya terlihat mendorong pelan pintu itu dari luar. Ia melihat majikannya sedang melangkah dengan tangan yang terus menggapai ke depan.

“Tuan Muda?” Shanshan mendekat dan membimbingnya untuk duduk di tepi tempat tidur.

“Hubungkan aku dengan Haikuan ge,” pinta Yibo.

Shanshan manggut, lalu meraih ponsel tuannya. Dia pun mencari nomor majikannya di Beijing. Dia memberikan ponsel pada Wang Yibo setelah terdengar nada sambung yang berbunyi teratur.

Pemuda tampan itu menerima ponsel dan sedikit mengangguk pada pelayannya. “Aku akan memanggilmu kalau perlu sesuatu,” ia berkata.

Shanshan bergumam dan mengangguk walaupun tidak dilihat tuan mudanya. Dia kembali melangkah keluar kamar.

Selama dua menit Yibo mendengarkan suara monoton dari seberang sampai suara kakaknya terdengar. Ia semakin tak menentu karena suara kakaknya sedikit panik.

“Ge, ada apa? Apa yang terjadi dengan Xiao Zhan?” Yibo langsung menanyakan kabar kekasihnya.

Di seberang, Haikuan sedikit tertegun mendapat telepon adiknya yang langsung bertanya tentang Xiao Zhan.

sυηsнιηє ιη 𝘉𝘦𝘪𝘫𝘪𝘯𝘨 [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang