Sunshine 13

670 121 23
                                    

🌼 Happy Reading 🌼

☀️☀️☀️

Ruangan samping itu mendadak hening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruangan samping itu mendadak hening. Setelah Wang Yibo pergi begitu saja karena tidak mau menerima kenyataan, ketiga orang yang ditinggal hanya bisa menghela nafas.

Xiao Zhan mengambil paper bag yang dijatuhkan Wang Yibo. Pelan dia melangkah dan meletakkan paper bag diatas meja kaca. Lantas melirik Li Xian yang hanya diam melempar pandangan ke arah taman sambil menyesap dari cangkir.

Haikuan kembali duduk lemas. Dia juga belum pasti tentang kabar itu. Disatu sisi dia ingin kalau adiknya memang masih ada dan hidup nyaman. Disisi lain dia tidak mau adiknya yang lain patah hati karena masalah percintaan.

“Sebenarnya apa yang terjadi, Haikuan ge? Kenapa kau bisa mengatakan kalau aku adalah adikmu yang hilang?”

Xiao Zhan pun duduk di sofa antara kedua orang itu, mulai mencoba untuk memahami situasi. Bagaimanapun dia juga merasa shock mendengar hal itu. Dia tidak mau berpisah dengan Wang Yibo.

Tapi kalau ternyata pemuda itu benar-benar adiknya, bukankah mereka berhubungan sesama saudara?

Membayangkan hal itu tentu saja membuat dadanya sesak. Dia sangat mencintai pemuda itu dan sudah menyerahkan diri dengan seluruh cintanya.

Pantas saja kalau pemuda itu tidak menerima kenyataan dan pergi dengan membawa kepedihan. Dirinya juga bisa bertahan hanya untuk mengetahui yang sebenarnya.

Haikuan menarik nafas panjang. Mengingat dua orang yang baru saja mendapat kabar tanpa kepastian sudah begitu melukai mereka.

“Dulu, sewaktu aku kecil mungkin usia tujuh tahun, kami sekeluarga, ayah dan ibuku serta adikku yang baru berumur lima tahun, mengalami kecelakaan. Waktu itu cuaca sangat buruk setelah perjalanan dari luar kota dan ayahku kehilangan keseimbangan karena jalanan licin. Mobil kami jatuh ke sebuah tebing yang cukup dalam,” Haikuan menerawang, mengingat cerita ibunya.

“Aku tidak ingat apa yang terjadi, semuanya ibuku yang bercerita, itupun setelah ingatannya pulih. Setelah kami ditemukan orang-orang yang membawa kami ke rumah sakit, ayahku meninggal. Ibuku hilang ingatan karena benturan keras. Sedangkan aku juga mengalami luka. Sementara adikku tidak tahu kemana, ibuku bilang adikku mungkin saja terlepas dari pegangan dan terlempar jauh.”

Sesaat ia menjeda kalimatnya, berusaha menarik nafas dalam.

“Selama ibuku hilang ingatan, kami bertemu dengan tuan Wang. Mereka menikah dan ibuku melahirkan Wang Yibo. Setelah satu tahun berlalu, ibuku akhirnya mengingat semuanya dan kami berusaha mencari adikku tapi dia seolah menghilang begitu saja sampai ibuku akhirnya menyerah. Dia merasa terhibur dengan kehadiran Wang Yibo kecil.”

Haikuan kembali menarik nafas. Perlahan dia meraih cangkir berisi teh lemon yang sudah dingin.

“Kenapa Haikuan ge bisa yakin kalau aku adik yang kau cari?” tanya Xiao Zhan.

sυηsнιηє ιη 𝘉𝘦𝘪𝘫𝘪𝘯𝘨 [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang