Epilog

1.3K 135 38
                                    

🌼🌼🌼

Xiao Zhan melihat dirinya berdiri diatas panggung yang sangat megah. Begitu berkilau melihat dirinya diterangi ribuan watt lampu yang menyinari.

“Lagu ini kupersembahkan untuk seseorang yang kucintai. Sosok yang teramat berharga dalam hidupku. Sosok yang telah memberikan segalanya untukku. Aku mencintaimu, Wang Yibo..”

Dia melihat dirinya mulai bernyanyi dan tanpa sadar ikut tersenyum, ikut hanyut dalam liriknya sendiri sampai ia melihat panggung itu begitu terang benderang dan menarik dirinya dari atas panggung. Namun dia melihat sosok lain yang berdiri sangat indah dengan senyumannya yang menawan. Kekasihnya yang berkilau dan memintanya untuk mendekat.

“Yibo?”

Kelopak matanya terbuka dan mendapati sinar lain yang menerangi matanya.

Mentari pagi yang bersinar hangat, menerobos jendela yang dibiarkan terbuka. Memperlihatkan pemandangan alam yang terlihat hijau dengan udaranya yang sejuk.

Perlahan ia menatap wajah tampan yang terpejam, yang memeluknya dengan erat.

Xiao Zhan mendongak, mendaratkan kecupan di pipi kekasihnya.

Wang Yibo membuka kelopaknya, cahaya samar dan perlahan menjadi begitu jelas memasuki pupil mata. Rasa hangat dan kebahagiaan mulai merambat di seluruh pembuluh darahnya, begitu indah dia rasakan saat itu.

Menatap sosok ramping dan menawan di sampingnya yang begitu mempesona. Keindahan yang tiada duanya, begitu bersinar dan sangat menyilaukan.

Wang Yibo tersenyum melihat sosok manis itu memberikan senyuman indahnya, senyum yang selalu membuatnya tidak bisa berkedip. Tangannya pelan terulur menyentuh wajah yang menatapnya.

“Aku memimpikanmu,” Xiao Zhan mengangkat kepala, bertumpu ke dada Wang Yibo dengan kedua tangan terlipat di bawah dagunya.

“Apa yang ada di mimpimu?”

“Aku menyanyikan lagu untukmu, namun belum selesai aku bernyanyi tiba-tiba kau muncul menggantikanku dan menarikku ke dalam cahayamu.”

“Mungkin karena kau akan mengadakan konser minggu nanti, jadi terbawa mimpi,” Yibo mengusap kepala Xiao Zhan.

“Ini berbeda. Semuanya tentang kita yang kembali mendapatkan cahaya kehidupan. Cahaya yang mempersatukan kita,” Xiao Zhan memainkan surai kusut yang menutupi kening kekasihnya.

Wang Yibo kembali mengulas senyuman seraya menurunkan telapaknya membelai wajah manis yang terasa lembut.

“Aku akan selalu ada di sisimu. Tidak akan lagi pergi walau hanya sesaat.”

“Aku juga akan selalu menyertaimu kemanapun kau pergi. Semua yang aku miliki adalah milikmu,” pria manis itu mengulas senyuman, memegang tangan yang membelai pipinya.

🌼🌼🌼

Xiao Zhan benar-benar berada di atas panggung. Dalam hall besar yang disesaki ratusan orang. Konser tunggal yang ia adakan, mengumpulkan penonton dan penggemar yang secara langsung dapat menyaksikannya menyanyi.

Di bawah sorotan lampu ribuan watt, berdiri diatas panggung yang dihiasi ukiran cahaya berlatar belakang layar besar yang memperlihatkan dirinya. Panggung yang memanjang ke depan itu membatasi tempat duduk di dua sisi.

Xiao Zhan seakan bermimpi bisa kembali melihat ratusan orang yang bertepuk tangan untuknya. Menyerukan namanya dengan penuh cinta dan kekaguman.

Namun fokusnya hanya tertuju pada satu orang yang duduk paling depan sebelah kanan.

sυηsнιηє ιη 𝘉𝘦𝘪𝘫𝘪𝘯𝘨 [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang