🌼 Happy Reading 🌼
☀️☀️☀️
Di villa pribadinya, Wang Yibo mulai merasa gelisah. Tidak tahu kenapa perasaannya sangat tidak enak. Dadanya berdebar seolah ada sesuatu yang membuatnya cemas dan khawatir.
Sudah tiga jam berlalu dan tidak ada kabar dari kekasihnya. Sudah berkali-kali menghubungi ponselnya tapi entah kenapa tidak sekalipun diangkat.
Dia pun kembali mencoba memanggil kontak Xiao Zhan. Berjalan mondar mandir di ruang tamunya yang luas sambil mendengarkan nada monoton dari seberang.
“Zhan, ayo angkat.. Sudah dimana sekarang? Kenapa tidak ada kabar?” Yibo terus bergumam sambil mencoba sabar mendengarkan nada yang tak kunjung dijawab.
Dia hampir putus asa dan nyaris mematikan sambungan saat satu suara terdengar menjawab.
“Zhan?!” Yibo langsung memanggil.
“Maaf, Anda keluarga korban?” satu suara perempuan terdengar sedikit panik.
Wang Yibo merasakan jantungnya berdetak sangat cepat. Pegangan pada ponselnya mengencang.
Kenapa suara perempuan? Korban?
“Apa yang terjadi?” tanyanya mulai cemas.
“Pemilik ponsel ini mengalami kecelakaan. Kami sedang berusaha menyelamatkannya. Kalau Anda keluarganya, datanglah kesini.”
“Dimana?!” Yibo berteriak. Jantungnya hampir berhenti berdetak mendengar kabar buruk yang tidak disangka-sangka.
“Rumah sakit Capital.”
Dan sambungan pun terputus.
Wang Yibo merasa sudah tidak sempat bersedih-sedih. Dia bergegas menyiapkan diri dan hanya dalam waktu sepuluh menit, mobilnya kini melaju ke jalan bebas hambatan menuju Beijing.
Selama menyetir dia berusaha tidak panik. Debaran dadanya seolah melebihi batas normal, keringat dingin keluar dari semua pori-pori tubuh. Matanya tanpa sadar mulai berkaca-kaca, membuat pandangannya sedikit buram. Ditambah hujan yang mengguyur, semakin menambah suram suasana hatinya.
Aku mohon jangan terjadi apapun padanya.. Tuhan, lindungi dia.. Selamatkan dia..
Aku mohon..
Zhan.. Tunggu aku..
Wang Yibo mengusap sudut mata dan masih terus berusaha untuk tetap fokus mengendarai mobil. Sepanjang jalan dia hanya bisa berdoa dan memohon agar kekasihnya baik-baik saja.
Selama perjalanan dia pun menghubungi kakaknya dan memberitahu tentang kecelakaan. Dia berharap kakaknya bisa datang lebih cepat karena jaraknya masih dekat ke kota Beijing.
Menjelang tengah malam, Wang Yibo tiba di pelataran rumah sakit Capital. Tergesa keluar dari mobil menembus hujan yang mulai mengecil. Tanpa bertanya lagi ke bagian rumah sakit dia bergegas menuju ke lantai tiga dan hampir berlari menyusuri koridor rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
sυηsнιηє ιη 𝘉𝘦𝘪𝘫𝘪𝘯𝘨 [𝓔𝓷𝓭]
RomanceApakah ikatan batin itu benar-benar ada? Pada awalnya Wang Yibo tidak terlalu mengerti tentang ikatan yang bisa merasakan apa yang dirasakan oleh seseorang, tetapi pertemuannya dengan Xiao Zhan langsung mengikat perasaan keduanya dalam satu ikatan b...