Sunshine 22

727 113 25
                                    

🌼 Happy Reading 🌼

☀️☀️☀️

Waktu merambat seiring hari demi hari yang terus berganti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu merambat seiring hari demi hari yang terus berganti. Dua minggu berlalu semenjak keputusan Xiao Zhan menutup mata dengan kain putih. Mata yang normal itu tidak pernah ia gunakan dengan keyakinan kuat bahwa dirinya ingin menjalani kegelapan menemani kekasihnya.

Namanya yang melejit di dunia musik menarik perhatian dan minat seorang produser dari agensi lain.

Mr. Lay, salah satu pendiri label musik terbesar di Beijing, penyanyi sekaligus produser agensi miliknya, Shinee Entertainment, begitu tertarik pada sosok Sean Xiao yang sedang merajai puncak musik di kota tersebut.

Menyaksikan sosok tampan dan manis dengan penutup mata yang membuatnya begitu menarik perhatian.

Produser muda yang baru berusia sekitar 35 itu merasakan ketertarikan pada pemuda manis yang sedang digandrungi anak muda bahkan para orangtua. Lagu-lagunya yang bergenre pop dan balads, begitu cocok di telinga semua kaum berbeda usia.

Dia pun berkeinginan menarik sosok manis itu untuk masuk ke dalam agensinya. Mendengar Venus Record sekarang begitu terkenal hanya dengan kehadiran seorang Sean Xiao, membuat dirinya ingin mencoba untuk membawa penyanyi bersuara emas itu untuk bergabung.

Dengan niat itu, Mr. Lay meminta asistennya untuk mengundang Xiao Zhan bertemu dengannya di suatu tempat.

Sedangkan Xiao Zhan yang menerima undangan itu hanya mencoba untuk menghormati pihak luar. Bagaimanapun, Shinee Entertainment merupakan agensi musik yang cukup diminati penyanyi muda. Mereka sudah banyak menerbitkan beberapa penyanyi dan group musik yang mengharumkan nama agensinya.

Xiao Zhan bukannya tidak menyadari niat Mr. Lay, karena pengalamannya, dia paham keinginan agensi itu untuk merekrutnya masuk ke dalam perusahaan mereka.

“Sean ge, kau mau datang memenuhi undangan Mr. Lay?”

Saat itu, Xiao Zhan sedang duduk santai di kursi rotan halaman samping waktu mendengar pertanyaan Crystal.

Gadis itu menghampiri seraya membawakan secangkir kopi panas.

Pagi yang cerah, walaupun angin berhembus dingin dengan pertengahan musim yang mulai membeku karena salju. Hari Minggu itu mereka gunakan untuk bersantai tanpa terganggu hal-hal tentang pekerjaan.

Xiao Zhan mengangguk pelan sambil menerima sodoran cangkir yang diselipkan ke tangannya oleh Crystal.

“Bagaimanapun, kita harus menghormati niat mereka. Kita akan menemuinya bersama,” sesaat setelah menjawab, Xiao Zhan meniup kopinya yang mengepulkan uap. Aroma reaktifnya memberi semangat pagi untuk menjalani aktivitas.

Crystal menduduki kursi di sebelah Xiao Zhan. Dia pun terlihat menyesap kopi sambil melemparkan lirikan pada seniornya yang terlihat lebih tenang dibanding biasanya.

sυηsнιηє ιη 𝘉𝘦𝘪𝘫𝘪𝘯𝘨 [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang