Sunshine 19

622 108 28
                                    

🌼 Happy Reading 🌼

☀️☀️☀️

Setiap hari, Wang Yibo selalu mendampingi Xiao Zhan tanpa lewat satu jam pun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap hari, Wang Yibo selalu mendampingi Xiao Zhan tanpa lewat satu jam pun. Tapi pada saat-saat tertentu, terkadang dia terpaksa pergi sendiri.

Seperti sore itu, dia pergi sendiri ke rumah sakit Capital, menemui dokter yang menangani Xiao Zhan. Tepat sehari sesudah Xiao Zhan melakukan operasi kecil untuk mempertahankan korneanya.

“Selama sore, Tn. Wang. Ada yang perlu ditanyakan tentang pasien?” dokter itu bertanya setelah Wang Yibo duduk di depannya.

“Saya ingin mendonorkan kornea untuk Xiao Zhan,” sahut Yibo dengan suara yang begitu jelas dan penuh keyakinan.

Dokter itu terperangah.

Apa dia tidak salah dengar?

“Anda tidak menyayangi penglihatan sendiri, Tn. Wang.”

“Saya lebih menyayangi dirinya lebih dari apapun,” balas Yibo.

“Tidak bisa semudah itu, Tn. Wang. Kornea Anda harus cocok dengan calon penerima. Anda juga harus melakukan berbagai prosedur dan syarat lainnya,” dokter itu menerangkan.

“Saya bersedia melakukannya. Dokter tinggal bilang apa yang harus saya lakukan?”

Dokter setengah baya itu menggelengkan kepala.

“Anda sangat bertekad. Apakah itu sebanding dengan apa yang akan Anda hadapi dalam kehidupan seterusnya?”

“Saya hanya ingin dia bahagia. Bahkan kalaupun harus menyerahkan nyawa saya, saya bersedia.”

Dokter laki-laki itu kembali menggeleng dan mendesah pelan.

“Kadang-kadang cinta itu menakutkan,” gumamnya.

“Baiklah, saya akan mempersiapkan prosedur dan lembaran formulir yang akan Anda tandatangani. Selama sebelum pengambilan kornea Anda, Anda harus melakukan pemeriksaan dan pengukuran mata. Setelah itu kalau memang cocok Anda harus melakukan pengobatan untuk mencegah infeksi dan memperlancar operasi pengangkatan kornea.”

Dokter itu menerangkan panjang lebar sementara Wang Yibo hanya manggut sambil mendengarkan penuh perhatian. Sampai akhirnya dia diminta untuk datang lagi keesokan hari untuk melakukan pemeriksaan mata.

“Baiklah, besok saya akan kembali.”

“Pikirkan lagi, Tn. Wang. Ini bukan masalah sehari dua hari. Anda akan mengalami kegelapan selamanya,” dokter itu masih berusaha untuk meyakinkan keinginan si pemuda.

“Tidak ada yang bisa mengubah keputusan saya, Dokter. Saya hanya tinggal berharap, mata saya cocok untuknya. Dan entah kenapa saya punya keyakinan kalau mata saya memang ditakdirkan untuknya.”

sυηsнιηє ιη 𝘉𝘦𝘪𝘫𝘪𝘯𝘨 [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang