Sunshine 12

662 124 35
                                    

🌼 Happy Reading 🌼

☀️☀️☀️

Waktu menjelang malam, ketika Wang Yibo terlihat menapaki lantai rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu menjelang malam, ketika Wang Yibo terlihat menapaki lantai rumah sakit. Berjalan menyusuri koridor menuju ruangan tempat Crystal dirawat. Tiba di dekat ruangan, dia melihat Xiao Zhan yang berdiri termangu di dekat dinding kaca, menatap keluar dan terlihat murung.

Wang Yibo melangkah mendekat dan menepuk bahunya pelan. “Zhan, bagaimana Crystal?”

Xiao Zhan berpaling, sorot matanya begitu sedih.

“Ada apa?” Yibo merasa khawatir.

“Crystal, dia terkena Leukimia – “

Xiao Zhan menerangkan kondisi gadis itu sesuai dengan yang dikatakan dokter padanya.

Wang Yibo yang mendengarkan merasa campur aduk. Entah dia harus meratapi nasib siapa, gadis itu atau justru dirinya. Melihat sifat Xiao Zhan, pria manis itu akan memilih menjaga gadis itu sampai akhir hidupnya.

Wang Yibo menghela nafas panjang. Dadanya mendadak terasa berat dan sesak. Baru tadi dia merasakan kebahagiaan karena sukses mengikuti acara fashion. Sekarang hanya dalam waktu berapa jam, dia harus bisa menerima kepahitan dalam hubungannya.

Dia berdiri menghadap dinding kaca, melihat pantulan dirinya diantara bangunan tinggi dan lampu berkelip di seberang gedung rumah sakit.

“Kalau kau mau, jagalah dia. Kau bisa menemaninya, membuatnya bahagia dengan cintamu,” Yibo berusaha agar suaranya tidak terdengar pahit.

Xiao Zhan melemparkan tatapan bingung seraya mengerutkan kening, belum memahami maksud perkataan kekasihnya.

“Aku bisa menjaganya sebagai kakak laki-laki,” balas Zhan.

“Dia mencintaimu, Zhan.”

“Aku tidak mungkin memberinya kasih sayang palsu, Yibo. Lagipula dia sudah mengetahui hubungan kita.”

“Kau tidak ingin memberinya kebahagiaan di akhir hidupnya?”

“Itu tidak mungkin, Yibo. Aku tidak bisa melakukannya, aku tidak mau berpisah denganmu.”

“Kau pikir aku mau berpisah denganmu?” Wang Yibo meraih tangan Xiao Zhan dan menggenggamnya erat. “Aku sudah ketakutan dan berprasangka tentang hubungan kita. Aku pikir – kau akan bersama dengannya dan – menikahinya.”

Xiao Zhan melebarkan mata mendengar perkataan kekasihnya. “Kenapa kau berpikir begitu? Perasaanku sekarang sudah sangat jelas padamu. Aku tidak bisa menjadi orang plin plan,” dengan yakin ia menjelaskan.

“Maafkan aku.. Aku hanya ketakutan,” Yibo meremas jemari dalam genggaman, tersenyum lega mendengar perkataan pria manisnya.

Xiao Zhan balas tersenyum. Sesaat dia masih ingin mengatakan sesuatu namun terlihat ragu.

sυηsнιηє ιη 𝘉𝘦𝘪𝘫𝘪𝘯𝘨 [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang