|16| Kompensasi

387 95 11
                                    

Genap 10 bulan sudah Arleza terkurung dalam rumah bak istana itu.

Tak ada lagi senyum tulus terpancar dari bibirnya. Karena, senyuman tulus itu telah berubah sepenuhnya menjadi senyuman iblis.

Kemampuannya dalam mengendalikan berbagai senjata tak perlu diragukan lagi. Terlalu akurat untuk disebut manusia. Ia, kini sudah sangat pantas untuk bersanding dengan ketiga saudaranya.

Namun, satu hal yang kurang. Belum pernah sekalipun dirinya menyiksa seseorang.

Pernah sekali dirinya menolak untuk membunuh seseorang dan membebaskannya ketika sedang bertugas menjalankan misi pertamanya.

Tapi, yang terjadi adalah keesokan harinya ia terkena tusukan pisau di perutnya.

Masih teringat jelas bagaimana ekspresi ketiga kakaknya ketika ia sadar dari pingsannya.

Kylen yang tertawa kecil.
Maxiomous yang tertawa lebar.
Serta Owen yang menutup mulut, menahan tawa.

Dan dirinya yang hanya bisa menatap sinis ke arah mereka.

Setelah itu, ia mendapat misi. Cukup sulit, karena lawannya adalah peringkat dua.

Tak perlu ditanyakan lagi, berada di peringkat berapa keluarganya bukan?

Bukankah sudah ku katakan di episode sebelumnya, tidak ada yang lebih membahayakan daripada 4 keturunan Krueger yang bersama.

Masih teringat jelas di ingatan Arleza bagaimana secercah cahaya terasa muncul di istananya.

Ia mendapat kesempatan untuk pergi dari neraka ini. Ralat, bukan pergi. Tetapi, libur. Hanya 3 tahun, sampai ia menamatkan sekolahnya.

Leza memang tidak pernah mengatakan atau menanyakan sesuatu terkait pendidikannya.

Tetapi, sebagai keluarga. Tentu mereka tahu apa yang diinginkan gadis kecil ini.

Ya, mereka pikir Leza hanya terlalu takut untuk mengutarakan keinginannya.

Padahal, Leza tidak setakut itu. Selama ini, ia terkadang membeli sepatu hitam khas anak sekolahan. Kemeja dan dress berbentuk seragam sekolah. Buku-buku pelajaran.

Ia membeli itu semua, bukan tanpa alasan. Tentu saja ia sedang menyindir secara terang-terangan kepada seluruh penghuni neraka ini.

Ia ingin menegaskan, bahwa yang mereka lakukan sekarang adalah pemaksaan kepada anak di bawah umur.

Tapi, sayang sekali. Ternyata keluarga gila ini tidak menyadari maksudnya.

Takut? Bukanlah! Iya-iya sedikit.

Ia hanya tahu apa yang akan dilakukan keluarga ini, apabila ia mengatakan ingin sekolah.

Tentu saja mereka hanya akan mendatangkan guru private.

Leza bisa lepas dari neraka ini dengan syarat menyelesaikan satu misi dengan baik.

Misi yang mungkin bisa membuatnya tak akan pernah bisa terlepas dari dunia ini selamanya.

Benar saja, setelah ia menyelesaikan misi penyelundupan ke markas peringkat dua.

Seluruh dunia bawah langsung mengetahui satu hal.

Bahwa, Krueger memiliki anak bungsu seorang perempuan.

Waktu yang tepat bagi keluarga itu untuk membuat Leza menyingkir dari dunia ini selama 3 tahun.

Ahh, bahkan untuk pendidikan saja mereka merencanakannya sejauh itu.

***

Kembali ke saat ini. Ketika perempuan itu terbangun dan menemukan tubuhnya masih berada di atas sofa.

Dengan Tiram dan Alfath yang masih berusaha menyelamatkan data-data mereka. Lalu Raka, Adhe, dan Ragil yang sedang memisah-misahkan ribuan lembar kertas.

Dan... satu orang lagi. Perempuan, yang sepertinya pernah ia temui.

Leza langsung duduk, matanya menatap mereka bergiliran.

"Oh, lo udah bangun" sahut perempuan itu sinis. Matanya menatap tak suka ke arah Leza.

Leza berjalan mendekati Alfath yang sudah menampilkan raut muka frustasi.

"Anter pulang" ucap Leza.

Alfath menoleh, menatap perempuan itu dengan raut lelah.

"Pulang" ucap Leza sekali lagi.

Leza menunduk, kepalanya mendekat ke arah telinga laki-laki itu.

"Bawa laptop, bawa aku pulang, Alfath" ucapnya pelan. Bibirnya yang bergerak bahkan menyentuh daun telinga laki-laki itu.

Alfath mengusap rambutnya lelah, ia langsung dengan cepat menutup laptop. Merangkul pinggang Leza dan mengajaknya keluar.

"Alfath!" seru Shift kesal.

"Lo mau keluar?" tanya Ragil.

Tanpa menyahut, mereka tetap berjalan keluar.

"Mana" ucap Leza begitu mereka sampai mobil.

Alfath menyerahkan laptopnya, sembari berkata "Lo bisa gue percaya kan?".

Leza hanya mengangguk.

Perempuan itu duduk di kursi belakang, sedangkan Alfath menyetir di depan. Ia langsung menyalakan laptop, tubuhnya condong ke depan hendak menaikkan spion tengah mobil.

Setelah itu, sepanjang perjalanan,  mata, otak dan tangannya hanya berfokus pada laptop.

"Udah sampe" ucap Alfath.  Kini mereka telah berhenti di basement.

Leza langsung mematikan laptopnya. Tanpa basa-basi, dirinya segera menuruni mobil.

Alfath ikut menuruni mobil, dengan tangan menelfon seseorang.

Ketika mendengar kabar masalah sudah terselesaikan, ia pikir akan merasa sedikit lega. Tapi, kenyataannya?

Tidak ada perasaan lega sedikitpun. Yang ada hanyalah perasaan campur aduk yang saling bertubrukan. Perasaan itu semakin tak karuan ketika menatap perempuan yang berjalan tak jauh di depannya.

Kembali terfikirkan olehnya, bagaimana raut muka Leza ketika merasa takut, cemas, tersenyum, sinis, marah, datar, bahkan tatapan merendahkan perempuan itu.

Ketika jarak langkah kaki Leza menuju lift terpaut 10 meter. Perempuan itu langsung berlari ke arah lift yang terbuka. Tangannya dengan cepat menekan tombol tutup.

Matanya tak berkedip menatap Alfath berlari menuju ke arahnya.

Ia kembali berlari ketika pintu lift terbuka. Dengan cepat dirinya segera memasuki apartemen.

"Za! Leza!"

Brak! Brak! Brak!

Suara pintu di pukul keras terdengar.

"ARLEZA! BUKA!" teriakan Alfath terdengar dari intercom.

"Lo tahu Fath?" ucap Leza, tanpa sadar dirinya mengeluarkan suara dengan nada bergetar.

Matanya sudah mulai berkaca-kaca. Ia jatuh ke lantai.

Tangannya kembali bergetar.

Ia tak mampu melanjutkan kata-katanya.

Air mata turun di kedua pipinya.

30 keluarga, harus kehilangan seseorang di hidupnya. Hanya karena dirinya.

Lagi dan lagi, ia membunuh puluhan orang.

Aturan sialan keluarga Krueger, yang membuatnya sering menghabisi nyawa seseorang tanpa menyentuhnya.

Hanya yang terkuat yang bertahan, jika ada yang bisa mengalahkan mereka?

Tentu saja, alam kubur menghampiri mereka.

Tidak tahu kah mereka?
Kalau dirinya, hanya perempuan berhati lemah yang sedang berusaha untuk bertahan hidup.

Ya, bertahan hidup di habitatnya yang buas.

TOLONG PUKUL AKU😭

We Don't KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang