|18| Ikan

378 78 5
                                    

"Mas! Mas!" seru seorang sopir taksi.

"Ayok! Ke rumah sakit!" serunya lagi. Dari 15 menit yang lalu, sampai saat ini. Ia masih saja bingung. Bagaimana tidak bingung? Laki-laki di depannya ini. Menaiki mobilnya dalam kondisi luka parah pada dahi.

Perlu di ingat lagi, bahwa penumpang ini baru saja mengalami kecelakaan. Tadinya tanpa diperintahpun, ia mau mengemudi ke arah rumah sakit. Tapi siapa sangka? Penumpangnya ini malah meminta untuk diantarkan ke sebuah gedung apartemen.

Tidak hanya sampai sana. Lihat sekarang, penumpangnya itu sedang berdebat dengan satpam.

"Sudah saya ucapkan berapa kali. Non Leza sudah pergi. Lebih baik mas sekarang ke rumah sakit!" serunya.

"Nggak! Leza nyuruh bapak bilang begitu kan!?" seru Alfath. Ia masih saja memaksa masuk.

"Biarkan saja pak" ucap sopir taksi tadi. "Percuma berdebat dengannya. Kepalanya lebih keras daripada batu" .

Alfath sendiri langsung memasuki lift. Ia segera menuju kamar Arleza.

"Leza! Buka pintunya!" teriak Alfath. Tangannya memukul pintu dengan cukup keras.

"Arleza!" serunya lagi.

"Buka sekarang!"

Lalu, laki-laki itu mula menghantam pintu itu menggunakan tubuhnya.

Iya, ia berencana mendobrak pintu itu.

"Aduh! Mas! Mas! Jangan di dobrak!! Mahall!" seru Satpam panik. Ia baru naik, karena tadi meminta kunci cadangan kamar Leza terlebih dahulu.

Satpam itu membiarkan Alfath masuk untuk mengecek karena ia sudah pernah melihat Alfath bersama Leza beberapa kali. Jadi mungkin, laki-laki ini adalah pacarnya. Pikir satpam itu.

Begitu pintu apartemen terbuka. Benar saja tidak ada siapapun di sana.

"Leza! Arleza!" seru Alfath.

Laki-laki itu dibuat panik ketika melihat kondisi apartemen Arleza.

Banyak barang-barang yang seperti sengaja dilempar ke sembarang arah.

"Arleza!" seru laki-laki itu untuk ke sekian kalinya.

Dua laki-laki paruh baya tadi hanya bisa berdiri di ambang pintu. Mereka sudah menyerah menghentikan Alfath.

Begitu selesai memastikan bahwa orang yang ia cari tidak ada di sini. Alfath langsung keluar dari apartemen ini. Ia kembali menaiki taksi tadi.

"Langsung ke rumah sakit ya!" ucap Satpam pada sopir.

"Warnet!" sahut Alfath.
*Warung Internet

"Rumah sakit!" seru sopir dan satpam itu bersamaan.

Alfath mengusap mukanya kasar, hal tersebut cukup membuat darah semakin melebar di area wajah dan tangannya.

"Warnet!" seru Alfath lagi.

Hingga akhirnya mereka menuju ke warnet terdekat.

Dengan sempoyongan seorang laki-laki memasuki warnet.

Warnet saat itu sedang ramai oleh anak-anak yang membolos sekolah.

"Aaaahhhh!!!" seru seorang anak perempuan. Bagaimana tidak terkejut? Alfath datang dengan dahi penuh darah.

Di belakangnya ada seorang supir yang sibuk mengoceh. Ia meributkan Alfath yang tidak mau pergi ke rumah sakit.

Alfath langsung menuju salah satu komputer yang ada di sana. Tangannya menekan beberapa kode dari keyboard.

We Don't KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang