27-Enter the core

2.9K 267 30
                                    

-•-•-•-

HAPPY READING

"SHIREN!!"

"Syuuutt, jangan teriak please! telinga gue sakit, ngerti?!"

"Lo gila ren! Lo stress! Cinta lo buat dia itu gak ada!! Lo itu cuma terobsesi!!" Teriaknya emosi

"Gue tahu kok, lo kayak gini karna mungkin lo gak terima, iya kan? Tapi za, lo seharusnya bersyukur dan berterima kasih sama gue, karna gue udah bisa membalaskan rasa sakit lo yang udah dibuat sama mantan kesayangan, hmm?"

Lelaki itu tak habis pikir kepada Shiren, dia belum memahami arti cinta dan obsesi semata.

"Gue gatau apa yang merasuki diri lo ren, setan dari mana yang di kirim orang buat lo sampe kayak gini" Lirihnya

"Za, lo kecewa ya sama gue?"

"Jelas ren jelas!! lo berubah jadi orang yang gak punya akal sehat dan hati nurani!!! gue sedih lihat lo kayak gini"

"Sayang ya za, sayang banget gue gak peduli"

"Ren, gue sayang sama lo gue gak mau lo melakukan hal yang menyakiti orang lain, gue takut itu bakal berimpas balik ke diri lo sendiri"

"Lo sayang sama gue?" Tanyanya diangguki oleh lelaki itu.

"Tunjukin. Tunjukin kalo lo emang bener-bener sayang sama gue za"

"Lo mau kan lihat gue bahagia? kalo gitu tunjukin, inget cinta itu butuh pengorbanan" Ucapnya lalu pergi meninggalkan lelaki itu sendiri.

**

Ceklek

Arsen membuka pintu kamar tersebut, tapi ia tak menjumpai Adara disana, arsen berpikir bahwa Adara berada di toilet sekarang, karna lampu di toilet itu menyala.
ia berjalan dan menaruh nampan itu di meja lalu berniat untuk pergi, tapi tiba-tiba ia mendengar suara deringan ponsel.

Arsen mendekat untuk mencari tahu dari mana asal suara itu, "Handphone?"

"Adara ponsel lo bunyi!" Tak ada jawaban, Arsen tetap membiarkan ponsel itu berbunyi sesekali ia melirik untuk melihat siapa yang tengah menghubungi Adara sekarang.

Adara tak kunjung keluar dari kamar mandi, Arsen geram karna suara bising yang keluar dari ponsel milik adara tersebut.

"Siapa sih berisik banget!" ia mengambil ponsel Adara dengan niat ingin membuat suara itu berhenti, tapi "Heh mau lo apain ponsel gue?!" Arsen menengok ka arah sumber suara.

"Lo budek apa gimana sih? jelas-jelas ponsel lo dari tadi bunyi, gue juga udah manggil lo tapi gak ada respon. Gue kira lo tidur di dalem" Katanya lalu duduk kembali. Adara hanya diam ia sibuk dengan ponselnya saat ini, ia membuka daftar telpon untuk mencari tahu siapa yang habis menelponnya.

"Bang Ade?!"

Pertanyaan muncul di otak Adara, ia kaget bahwa yang menelpon adalah kakaknya, apalagi sebelum itu Arsen yang memegang ponsel miliknya. "Nih, makanan lo. Buruan dimakan keburu dingin" Ucapan Arsen menyadarkan Adara dari lamunan.

Adara melahap habis makanan tadi, entah mengapa Arsen yang melihat itu merasa lega. "Lo gak makan?"

"Udah tadi sama temen-temen gue"

"Acaranya belum selesai?"

"Belum, paling bentar lagi"

"Udah kan? bawa sini, biar gue yang singkirin" Kata Arsen mengambil nampan tempat makan tadi "Btw, Thanks." Segera Adara membalikkan badannya setelah mengucapkan kata itu.

"Ha?" Arsen berlagak tidak tahu.

"Ni orang emang gak paham maksud gue atau emang sengaja sih ah!" Kesal Adara dalam batin. "Y—ya thanks, budek lo"

"Buat apa?"

"Emang ya, semua cowok sama aja! Gak peka!"

"Ngeselin ya lo"

"Gue?"

"Bukan, bukan kok"

"Terus?"

"GUE HEHEHE, GUE KOK YANG NGESELIN"

"Gak jelas" Ucapnya lalu pergi meninggalkan Adara dengan beribu kekesalan yang menyelimutinya.

"Hah gue gak jelas? GUE?! DASAR COWOK ANEH!! NGESELIN BANGET SIH" Katanya dengan menghentak-hentakan kaki dengan raut wajah yang kesal.

Arsen yang pertama kali melihat itu tersenyum menang, betapa beruntungnya laki-laki ini, melihat gadis yang terkenal dengan dinginnya ternyata juga bisa seperti ini

"Gemes banget sih, gengsi mulu yang digedein"

-'Eh bapak, mohon intro ya!'-

**

"Adara gak angkat telpon dari gue, kenapa sih dia sebenernya" Adelard frustasi oleh tingkah Adara yang belakangan ini sedikit aneh.

"Lo gak usah mikir yang enggak-enggak dulu, paling Adara lagi asik hangout sama temennya" Kata Ammar

"Mar lo paham gak sih maksud gue? tingkah dia tuh belakangan ini aneh banget, gue bener-bener ngerasain ada yang beda dari dia, dia udah jauh banget sama gue sekarang" Adelard, bukanlah tipe kakak yang tidak peduli terhadap adiknya, bahkan jika pagi tiba, dan adiknya tak memberinya kecupan di pipi, ia sudah dapat merasa ada yang aneh dengannya.

"Gue juga ngerasa gitu sih, akhir-akhir ini dia cuek banget, gak tau kenapa" Kata Bastian sambil berpikir. "Lo tau kan Adara orangnya kaya apa? Ibaratnya tuh 'Gak akan ada Asap kalo gak ada Api' Paham?" Kata Ammar lagi.

"Entah kenapa, gue mikirnya tuh Adara mulai beda sejak kita pulang dari basement, ya kan bang? Masa' dia kesel cuma karna gak jadi makan siang sama gue? No, this impossible"

"Dih, gak makan siang sama lu juga gak buat dia rugi kali, pede amat lu jadi manusia" Ejek Adelard

Mereka sejenak melamun, memikirkan apa yang sedang terjadi. Hingga "Goblok sia!!!" Chan, salah satu teman Ammar berteriak hingga membuat Adelard terkejut

"Basement!!! Gue yakin dia marah gara-gara ini, Basement!" Katanya dengan percaya diri

"Ngarang lu, dia mana tau kita ke basement hah?"

"Lah iya makanya itu anjir, kita ketahuan sembunyiin sesuatu dari dia. Apalagi ini soal menyangkut 'Masa Lalu' Iya kan bang?!"

"Diem goblok!! malah lu perjelas, Dasar edan!"

Dan saat itu juga Adelard melihat langit-langit rumah kini berputar, mata dan kepalanya serasa berat, tak lama kemudian rasa sakit itu menyerangnya kembali, ia mencoba bertahan dan menahan rasa sakit itu, namun tiba-tiba cahaya dimata adelard perlahan meredup dan berubah menjadi gelap.

***

Jangan lupa vote dan coment.

See you and Gd.night <3

ARSENIO (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang