16-Serius itu dia?!

4.6K 322 10
                                    

-•-•-•-

HAPPY READING

Arsen telah tiba di markas dengan segera ia menuju Kamar dan meletakkan tubuh Adara ke tempat tidur king size miliknya itu. Iya memang di markas terdapat Private Room milik Arsen, karna markas merupakan rumah kedua baginya.

Arsen memangkukan kedua tangannya didepan dada dan berjalan kesana kemari seperti orang yang kebingungan, lalu karna ia ingat sesuatu dengan cepat ia menatap Adara dari ujung rambut sampai ujung kaki untuk memastikan apakah ada yang terluka.

Pelipis dan Leher.

Ia melihat goresan darah di bagian itu, Arsen mendekati tempat tidur dan duduk tepat disamping tubuh Adara. Baru kali ini ia melihat wajah Adara dengan dekat, kemudian ia sedikit mengintip Pelipis dan Lehernya, Arsen terkejut luka ini cukup dalam bagaimana bisa ia menahannya begitu lama? seharusnya sudah sejak disandera tadi ia sudah pingsan tetapi ini sebaliknya.

Hal itu semakin membuat rasa curiga Arsen menambah satu tingkat. Ingat satu tingkat saja. Dari 1 kini menjadi 2

tok tok tok

"Sen ini gue, Andra"

"Hm"

ceklekkk...

"Dia belum sadar?" Tanya Andra

"Seperti yang lo liat" Dingin Arsen lalu meninggalkan Andra

"Den gimana, beres?" Tanya Arsen sambil menuangkan Air kedalam gelas

"Yoi, kunci mobil dia dibawa sama Nanda"

"Rey?" lalu Rey hanya membalasnya dengan acungan jempol

"Gue masih bingung soal tadi," Kata Haidar

"Gue juga, kenapa dia tiba-tiba ke sekolah"

"Bukan itu maksud gue"

"Terus apaan?"

"Kenapa rencana gue bisa gagal. Ya kan?" Arsen melirik Haidar yang sedang susah menelan ludahnya.

"Gue juga bingung, kenapa rencana yang gue rancang bisa gagal. Ini murni kesalahan atau -- " Arsen menggantungkan katanya sambil memutar-memutarkan gelasnya tadi

"Atau apa?"

"Ada penghianat disini." Lanjut Arsen

"Kayaknya gak mungkin kalo ada penghianat, lo tau sendiri kesetiaan mereka sama lo sen" Bela Rey

"Hm maybe, gue juga ga yakin kalo ada penghianat diantara kita, tapi gue pastiin gue bakal nemuin siapa pelaku yang udah buat rencana lo bisa gagal." Kata Andra meyakinkan Arsen.

Berbeda dengan Aiden ia menuju dapur untuk mengambil segelas Air dan kebetulan ia berjalan melewati Private Room Arsen, saat ia ingin kembali, ia mendengar suara aneh dari dalam kamar tersebut. Karna curiga lalu ia menempelkan telinganya tepat di depan pintu kamar Arsen.

**

Akhirnya Adara tersadarkan dari pingsannya, matanya perlahan membuka sedikit demi sedikit, ia merasakan pegal dipunggungnya dan rasa perih di pelipis serta lehernya. Ia mencoba untuk bangun dan duduk tapi rasanya sangat berat.

ARSENIO (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang