39-The Last of Secret.

1.4K 149 16
                                    

-•-•-•-

HAPPY READING

"Den udah lo benerin kan gitarnya buat besok?" Tanya Haidar

"Udah"

"Rey, meta gimana? mau kan?"

"Gue ajak nanda"

"Lah?"

"Dia gak mau? tumben" Ujar Aiden sambil memilih-milih sneakers untuk diesnatalis besok.

"Bukannya gak mau, gue yang sengaja gak ajak dia"

"Kenapa emang?"

"Ya kalian tau lah meta kalo nyanyi tuh sebagus apa?"

"Silini gimizzz" Ucap Aiden meniru gaya Meta.

"Nah, tuh tau"

"Ya terus apa hubungannya?"

"Nanti lo terpesona terus lo tikung gue lagi"

"Dih"

"Najis banget gue sama cempreng" Ucap Aiden

"Najisan lo! ganteng doang punya mulut lemes udah kaya ubur-ubur!" Sindir Rey

"Cempreng-cempreng gitu suara calon bini gue bagus kalo lagi nyanyi, beda sama lo" Timpalnya lagi ke Aiden.

"Kalo cempreng ya cempreng aja sih"

"Ngiri lo hah?"

"Mana ada, suara kaya gitu gue iriin"

Haidar menatapnya malas.

"Emang penjaga makam gak ada yang tau ya?"

"Gue udah tanya sama mereka semua, termasuk sama orang yang urus makam Ayra, tapi nihil"

Perdebatan itu terhenti ketika Andra dan Arsen datang.

"Sebelumnya pernah?" Arsen mengangguk.

"Menurut gue, Ini adalah yang kelima kali ada sunflower di makam Ayra"

Andra tampak berpikir. "Dan anehnya, setiap gue berkunjung, bunga ini selalu ada dan dalam keadaan fresh. Like it was just plucked from the tree"

Haidar Aiden dan Rey yang kepo pun ikut bergabung.

Arsen mengambil bunga yang telah diletakkannya tadi.

"Dia suka banget sama bunga ini..."

"I know, because he is sincere, warm and loyal. That's why he chose sunflower as his favorite flower, right?"

"Lo tau sen sama apa yang ayra suka?"

"Masih aja nanya bego, ya iyalah tau, kan dia kakaknya!" Kesal Aiden menanggapi pertanyaan Haidar.

"Yang tau dia suka bunga ini siapa aja?"

"Gue, Mama, sama Papa"

ARSENIO (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang