[emang wattpadnya yang error.]
Chapter 11: A Barbie's Life
"Gimana cara nembak cewek yang baik dan benar?"
Cimol yang baru ditusukan Putra jatuh begitu saja padahal mulutnya sudah terbuka bersiap melahapnya. Lana sampai berseru kecil dengan kaget. Kedua pemuda itu menoleh, melebarkan mata sama-sama melongo memandang Ivory yang duduk depan mereka memasang wajah polos. Malam itu duduk bertiga di pos ronda RT.
"Nembak?" ulang Lana setelah mengumpulkan kesadaran penuh.
Ivory mengangguk polos, "nggak mungkin nanya ke teteh, jadi Ipo nanya ke Kak Putra sama Kak Lana," jawab pemuda dengan behel itu ceria.
Putra masih melongo. Apalagi Lana yang bingung harus merespon apalagi.
"Ini pembicaraan antar pria," kata Ivory dengan sungguh-sungguh.
Lana menegak, jadi merasa horror sendiri. Putra mengerjap-ngerjap, lalu melanjutkan makan cimol yang tadi tertunda.
"Siapa ceweknya?" tanya Putra sambil mengunyah dengan kalem, "Lala?"
"Ei?" Ivory jadi mendelik, "bukan lah."
"Siapa?" tanya Putra dan Lana dengan kompak.
"Temennya," jawab Ivory kembali menyeringai lebar.
Lana menarik nafas dengan bibir terbuka, mengangkat telapak tangan ke depan mulutnya dengan drama. "Lo beneran udah gede...."
Ivory meringis, terkekeh dengan sombong. "Bukannya Kak Lana pacaran sama Kak Asyila dari SMA? Mungkin kalau Ipo ikuti jejak Kak Lana, Ipo juga bisa selanggeng itu nantinya!"
Lana melebarkan mata. Dadanya membusung, jadi mulai sombong membuat Putra menatapnya malas. "Ceweknya gimana? Kita harus tau tipe ceweknya dulu buat mutuskan cara ngajak pacaran yang bener," kata Lana sudah mulai sok pinter.
"Eum..." Ivory mengerjap-ngerjap, memikirkan sosok Laila si pujaan hati. "Dia baik, ramah, suka senyum, terus lembut, cantik banget—"
"Bentar, bentar, berhenti di situ," kata Lana segera memotong membuat Ivory mengatupkan bibir menurut. "...Can... tik banget?"
Ivory mengangguk antusias.
"Gue tau caranya!" kata Lana dengan intonasi meninggi, membuat Ivory makin semangat ingin mendengarkan.
"Mundur."
Ivory mengatupkan bibir, raut wajahnya langsung menurun drastis menatap Lana yang tertawa keras dengan puas.
"Emang udah pedekate berapa lama?" tanya Putra membuat Ivory menoleh padanya jadi fokus pada Putra saja mengacuhkan Lana.
"Pedekate apa?" tanya Ivory tak paham.
"Ya pendekatannya lah, masa langsung Ipo tembak?" kata Putra mengernyit, "kan harus mastiin dulu perasaan dia gimana, bisa-bisa entar ditolak."
Ivory membasahi bibir bawah. Ia diam, mencoba berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty and The Clown
Ficțiune adolescențiHari ini adalah hari penting pertemuan kembali para manusia-manusia Peridana setelah setahun berpisah karena pandemik. Kadang Lala kaget. Perasaan baru kemaren Lala sibuk ngurusin berkas masuk SMA, kok sekarang udah mau kelas 12. Kelas 11 beneran n...