Chapter 15: "Jangan Jadi Jahat"

13.6K 3.4K 3.7K
                                    

a/n:

Hi aku lagi lagi mau cek survey, saat aku update pagi gini jam berapakah kamu membuka update ini apakah sesaat setelah notif datang atau memang punya jam tertentu. Tolong komen lagi di jam berapa ya untuk tau jadwal semuanya ya


**



Chapter 15: "Jangan Jadi Jahat"


Sabtu sore itu, Lala berdiri di area parkiran menoleh kanan kiri menunggu. Ada lahan luas tempat berlangsungnya acara ulang tahun salah satu perusahaan besar di belakang. Lala memegang hape, celingak celinguk mencari. Dia datang sendiri karena dua kakaknya sudah dari pagi keluar rumah.

Ada telpon masuk, membuat Lala segera mengangkatnya.

"Halo La?" sambut Lala pada suara seberang, "dimana? Gue depan parkiran."

"Di depan macet La, mobil tante gue nggak bisa gerak nih," jawab Laila di seberang.

"Emang tante lo mau ikut? Kalau nganter doang lo mending turun di situ, entar gue ke depan jemput," kata Lala kini mulai melangkah menelusuri keramaian.

"Iya deh gue deket gate 4 ya," kata Laila sebelum menutup sambungan.

Memang begitu, Lala dan Laila tak benar-benar pergi bareng. Mereka hanya bertemu di satu titik sama untuk janjian.



Di tempatnya, Laila bersiap untuk turun dari mobil. Sementara Audrey yang mengantar memandangi keramaian dengan bibir merapat cukup lelah belum banyak bergerak sejak tadi terjebak.

"Tante, maaf ya. Udah nganter macet gini," kata Laila merasa bersalah.

Audrey menoleh, tersenyum anggun. "Nggak papa, La. Udah sana. Hati-hati ya," katanya dengan lembut, "enjoy weekend sama temen-temen!"

Laila tersenyum lebar. Ia membuka pintu mobil, turun dari sana.

"Jangan malam-malam ya La!" pesan Audrey sebelum Laila benar-benar menutup pintu.

Audrey memandanginya, melihat Laila yang melewati motor-motor sebelum ke trotoar jalan dan mulai melangkah sendiri. Audrey jadi mendesah pelan. Mendadak flashback masa muda dimana sering datang ke acara-acara festival begini. Audrey merasa senang Laila bisa sempat merasakan kesenangan seperti ini. Dan berharap gadis itu tidak sepertinya yang harus menghentikan masa muda tiba-tiba karena harus memiliki seorang anak.



**


Laila berlari kecil makin mempercepat langkah melihat sosok Lala dengan kaos oversized hitam pudar yang bagian depannya dimasukkan ke dalam celana boyfriend jeansnya. Cewek berambut sebahu lurus tanpa poni itu juga membawa totebag kanvas dengan gaya simple.

Laila memperlambat langkah, mengerjap mencoba menguasai diri. Walau rasanya ingin sekali merasa iri. Sebenarnya, gaya pakaian yang seperti Lala ini yang Laila inginkan. Tapi ya gimana. Baju-baju Laila juga dipilihkan oleh orangtuanya.

Cewek dengan midi dress lengan pendek berwarna biru muda itu segera ke samping Lala, bersama-sama memasuki area venue.

"Bentar ya, gue mau nunggu temen gue satu lagi," kata Lala sambil menunduk pada hape beberapa kali, berjalan sambil mengetik.

Beauty and The ClownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang