Chapter 20: Hati Yang Yakin, Dengan Hati Yang Putus Asa

14K 3.5K 5.5K
                                    


Chapter 20: Hati Yang Yakin, Dengan Hati Yang Putus Asa



Malam itu Lala termenung duduk di kursi kamarnya. Gadis itu terpaku, memegangi sekotak susu cokelat di tangan. Matanya menyayu dalam diam.


"Ini punya siapa?" tanya Lala saat ingin kembali ke kelas baru sadar ada kotak susu samping tempat tidur UKS.

Rebecca menoleh, juga tak sadar ada susu cokelat di sana. "Dari Arky tadi kali? Soalnya sebelum mereka datang nggak ada."


Lala menggigit bibir. Tadi tak sempat bertanya pada Arky saat kembali ke kelas.

Tapi, sepertinya tak banyak yang tau bahwa Lala suka susu cokelat. Apalagi anak kelasnya.

Lala mencuatkan bibir lalu mendecak sendiri. Ia menaruh susu cokelat di samping laptop yang terbuka di meja belajarnya. Gadis itu mengangkat kedua kaki ke atas kursi menekuk lutut memeluknya dengan kedua tangan. Lala menaruh dagu di atas lutut, menghela nafas panjang.

Tadi Aghan benar-benar biasa saja kan saat teman-teman memojokkan Lala menyebut nama Nathan?

Tapi kenapa Lala jadi kepikiran ya...

Lala benar-benar ingat gimana Aghan orang pertama yang menahan tubuhnya bahkan memanggil namanya dengan cemas dan panik. Tapi kata yang lain, Nathan yang menggendongnya ke UKS.

Lala meneguk ludah, makin memeluk kedua lututnya.


Kenapa jadi ngerasa direbutin gini ya.................


Gadis berambut pendek itu memekik tertahan memejamkan mata. Ia menggeleng kecil mengenyahkan pikirannya.

Sumpah, Lala udah benar-benar terbuai sampai lupa kalau sudah berminggu-minggu ini ia membaduti dirinya terus-menerus. Susah banget kayaknya berhenti jadi badut gini. Terus memberi kehaluan tinggi pada diri sendiri lalu akhirnya semesta menjatuhkannya saat ia terlempar kembali ke kenyataan.

Gadis itu menggeram. Ia menegakkan tubuh kembali, meraih susu kotak itu dan ingin menaruh kembali ke kulkas untuk mendinginkannya. Terserah lah ini dari siapa. Yang penting Lala dapat minum gratis.

Lala keluar kamar menuju dapur. Ia memasukkan susu cokelat kotak itu, lalu melangkah keluar. Gadis itu menoleh kanan kiri dengan keadaan rumah yang sepi. Lala menuju pintu kamar Lana yang ada di sebelah dapur.

"Akak!" panggil Lala pada Lana yang sedang mengerjakan tugas kuliah depan laptopnya menoleh.

Lala memasuki kamar, melempar diri ke tempat tidur Lana. "Amas kok lama ya?"

"Tau dah tu orang beli sate dimana," balas Lana acuh tak acuh sambil mengetik sesaat. Sebenarnya malas, tapi mau gimana lagi dia butuh mendapatkan nilai untuk tugasnya.

Lala mengerucutkan bibir, "Lala padahal mau nanya pendapatnya Amas, bingung nulis artikel apa lagi."

"Lu bikin aja 10 pesona Alvaro Maulana si drummer keren," balas Lana dengan gaya masa bodoh kini membaca buku cetak samping laptop, lalu kembali mengetik di keyboard laptopnya.

Lala memutar bola mata. Gadis itu lalu berguling, jadi menidurkan diri di tempat tidur Lana.

"Kalau nggak ada urusan ya balik ke kamar lo lah!! Nggak usah ganggu gue!" omel Lana sebal adiknya itu jadi mengacak seprai tempat tidurnya.

Beauty and The ClownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang