Part 30

2.2K 97 1
                                    

Allahuakbar ternyata udah lama didiemin ini cerita, ada semingguan. Btw, ini part terakhir gaes. Sori bin sori lama apdet, Astaghfirullah aku.

Gaslah!

.....

Terkadang, memaafkan bukan hal mudah seperti halnya menjentikkan jarimu sampai berbunyi. Namun, dengan memaafkan setidaknya untuk ukuran sederhana bisa membuat orang lain merasa senang. Seperti saat ini, tiga pasang mata sedang saling beradu pandang dengan berbagai jenis tatapan yang dilayangkan kepada masing-masing lawan bicara. Berada di sebuah kedai kopi, duduk selama hampir lima belas menit hingga kopi pun hampir tandas, tapi belum ada kata kesepakatan bahwa damai lebih baik ketimbang bermusuhan dan menguntit layaknya pecundang nyata.

Lendra menaikkan kacamata yang sedikit turun dari pangkal hidung, sedangkan Ayunda yang duduk di sampingnya sibuk meremas jemari dari bawah meja yang sengaja ia sembunyikan. Lain halnya dengan Dimas yang sejak tadi sibuk menatap sinis dua sejoli di depannya tersebut. Sempat ada adu argumen selama sepuluh menit di awal pertemuan mereka. Argumen yang menjadi pemicu kekesalan Dimas.

"Jadi bagaimana? Mau tetap mengejar Ayunda atau berhenti di sini kalau kamu tidak mau menyesal," ucap Lendra mengisi sunyi selama lima menit hanya diam dan lempar tatapan. Dimas mengepalkan kedua tangan yang berada di atas meja sebagai bentuk pertahanan emosi yang bisa saja tidak terkendali hingga menimbulkan keributan. "Kalau masih tidak mau menyerah, saya yakin kamu akan menyesal. Ayunda juga tidak ingin kembali kepada kamu, masih mau bertahan?"

Skakmat!

Ayunda menyunggingkan senyum samar saat menunduk. Ia ingin tersenyum super lebar, tapi situasi belum memungkinkan untuk melampiaskan euforia berlebihnya itu.

"Kamu hanya obsesi, Dimas. Jika kamu ingin Ayunda bahagia, kamu harus ikhlas dan menerima pilihan yang Ayunda mau."

"Apa ... Apa aku nggak punya kesempatan lagi, Ay?" Dimas tidak menyahuti ucapan Lendra, melainkan meminta kejelasan kepada Ayunda tentang sebuah kata bernama kesempatan.

Ayunda mengangkat kepalanya. Ia menatap Dimas, lalu tak lama mengangguk mantap.

"Aku nggak mau kita kembali lagi. Kamu bisa dapat perempuan lain, tapi bukan aku, Dim. Kamu berhak bahagia, tapi bukan sama aku. Aku yakin, kamu bisa dapatkan itu dengan perempuan lain." Ucapan lugas yang Ayunda utarakan seketika berefek pada tingkah Dimas yang menunduk lesu. Seiring waktu yang sama mendengar penolakan itu, tawanya terdengar sumbang. Tawa yang seperti mengatai dirinya sendiri bahwa tidak akan mungkin sosok perempuan seperti Ayunda akan sukarela kembali padanya untuk menjalin sebuah hubungan seperti waktu lalu. Semua berubah drastis dalam sekali tindakan. Meninggalkan Ayunda untuk perempuan yang berhasil mematahkan hatinya karena sebuah kebohongan. Dimas menyesali itu sekarang.

Lendra yang melihat lelaki lebih muda darinya itu hanya mencoba untuk bersikap tenang. Sebenarnya tipe Dimas ini tidak akan mudah menyerah jika hanya mengandalkan otot, tetapi akan lebih mudah menasehati melalui kata-kata meski kesannya sinis dan tajam. Dan tepat dugaan Lendra bahwa Dimas bisa mencerna apa yang ia utarakan sejak tadi. Raut sinis seorang Dimas pun berubah muram. Memang tidak menyenangkan, tapi ada rasa lega yang bisa Lendra rasakan. Bahkan ia berharap untuk Dimas kembali pada kehidupan normal seperti menjalin hubungan sehat, bukan sekadar obsesi semata.

Ayunda melirik Lendra, lalu Lendra mengangguk. Ia paham maksud Ayunda, karena saat itu juga Ayunda mencoba menenangkan Dimas melalui usapan tangan sebagai bentuk dukungan.

"Dimas, aku udah maafin kamu, jauh sebelum kamu kembali seperti sekarang. Aku nggak akan benci kamu lagi walau itu dulu pernah aku lakukan. Aku ngerti. Kita hanya manusia biasa yang bisa bosan dan berpaling mencari hal baru, begitupun sebuah perasaan. Awalnya aku sakit hati dan kecewa, tapi aku sadar, ternyata memang Tuhan sayang sama kita. Tuhan nggak mau liat kita saling menyakiti hingga akhirnya putus adalah jalan satu-satunya untuk introspeksi diri sendiri."

Status Kita Apa? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang