Suara nafas terengah-engah terdengar jelas saking sunyinya. Tetesan keringat membanjiri setiap jengkal tubuh tinggi tersebut. Gerakan kakinya belum ingin berhenti untuk berjalan di sebuah alat bernama treadmill. Bahkan kecepatannya semakin ia tambah. Merasa sudah cukup, Lendra menurunkan kecepatan treadmill dan ia ganti dengan berjalan ringan dan pelan. Sejak setengah jam yang lalu, paginya ia habiskan hanya untuk olahraga di rumah bersama peralatan olahraga yang ia punya. Sudah cukup lama ia tidak menyempatkan diri untuk olahraga dikarenakan kesibukan mengajar cukup menguras waktu luangnya. Mumpung hari ini libur alias Minggu, maka Lendra akan memanjakan diri untuk menjaga kesehatannya.
Lendra sedang menunggu kehadiran seseorang yang katanya akan datang ke rumah pagi ini. Siapa lagi kalau bukan Ayunda, si calon istrinya itu. Lendra sempat melirik lingkaran cincin pada jarinya pertanda bahwa ia sudah berada satu dua langkah lebih dekat untuk memiliki Ayunda. Tapi masih agak lama dikarenakan kesepakatan bersama antar pihak keluarga adalah membiarkan Ayunda menyelesaikan pendidikan lebih dulu. Lendra pun tidak keberatan. Ia masih bisa menunggu meski usianya sudah bulat 30 tahun dua minggu lalu.
Terkadang ia berpikir bahwa dirinya terlalu tua untuk meminang seorang gadis seperti Ayunda. Rentang usia yang lumayan jauh kadang-kadang menimbulkan asumsi negatif di pikirannya. Meski tidak bisa disangkal, tapi bisa saja hal jelek terjadi. Ah, Lendra sedikit sensitif perihal umur. Padahal ia biasa-biasa saja sebelumnya. Tidak penting usianya berapa, statusnya apa. Namun kali ini, ia rasa perlu pertimbangan. Apalagi ia sudah mendapat izin untuk memperistri Ayunda beberapa tahun lagi. Tinggal menunggu saja.
Ia menyudahi olahraganya, lalu menyambar air mineral botol dan meneguknya hingga setengah. Lendra menghela nafas ketika menyadari bahwa pagi ini lumayan cerah. Terbukti dari sorotan cahaya matahari mengenai taman mini belakang rumahnya yang terdapat kolam ikan juga. Tidak ingin terlalu lama, Lendra segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia perlu membuat secangkir kopi hitam pagi ini.
Lima belas menit berlalu, Lendra yang baru saja selesai mandi dan sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk seketika tersentak mendengar suara ribut dari luar kamar. Ia spontan melempar handuknya ke kursi dan berjalan agak terburu-buru ke sumber suara. Semakin terkejut lagi saat ia mencium aroma kopi hitam kesukaannya. Lendra berdiri tidak jauh dari sosok gadis berbaju putih oversize sedang sibuk memanggang roti yang Lendra tebak dari aromanya. Senyumnya mengembang lebar. Akhirnya orang yang ia tunggu datang juga.
"Sudah lama?" tanya Lendra sembari menarik kursi untuk ia duduki. Ayunda menoleh cepat dan memasang cengiran super kalem.
"Enggak juga. Nih, aku sambilan buatin roti bakar."
"Takaran kopi sudah benar?"
"Iya loh! Aku udah hafal yang gini-gini," sungutnya gemas. Lendra tertawa kecil dan ia menunggu sarapannya pagi ini. Tidak buruk juga untuk sepiring roti bakar selai coklat yang tersaji di atas meja. Ayunda menarik kursi yang berada seberangan dengan Lendra. Gadis itu tertawa sembari menyodorkan sarapan hasil buatannya sendiri.
"Untuk calon suami, cobain deh," katanya antusias. Ini bukan kali pertama membuatkan makanan untuk Lendra, hanya saja terkadang makanan yang ia buat suka gagal.
"Terima kasih." Lendra menyeruput kopi yang pas rasanya. Ia pun mencomot roti bakar yang masih hangat dan melahapnya. "Hari ini mau ke mana?" tanya Lendra di sela kegiatannya.
Ayunda menopang tangan sembari berpikir. "Enaknya ke mana? Mumpung hari Minggu, kita quality time berdua gitu."
"Mau ke luar atau di rumah?"
"Kalau di rumah aja nggak apa-apa? Nanti order makanan buat nonton. Aku ada rekomen film loh. Dijamin bagus!"
"Nggak apa-apa. Tapi jangan yang sedih-sedih. Nanti kamu yang nangis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Status Kita Apa?
Romansa"Saya memang tampan sejak lahir," ucap Lendra percaya diri. Kali ini Ayunda yang mendengkus. "Iyalah. Dosen Akuntansi mah bebas. Satu tambah satu belum tentu jadi dua." Lendra terkekeh. "Bisa jadi dua kalau di dalamnya ada kamu dan saya." ---sekila...